hujan dan susu hangat

892 137 16
                                    

"Satu kelompok berisi 4 orang, karna disini murid nya berjumlah 36, jadi pas ada 9 kelompok ya?",

"Yahh!!",

Semua murid bersorak tidak senang. Bagi mereka, siapa yg mau satu kelompok dengan Jaehwan?? Menganggapnya ada saja malas! Mereka hanya belum tahu saja siapa Jaehwan.

Jaehwan sendiri tidak peduli. Dia langsung menatap jendela, tanpa peduli teman sekelasnya ribut mencari kelompok. Kemungkinannya ada dua, gurunya akan memaksa kelompok yg kekurangan anggota untuk mengajak Jaehwan berkelompok atau kelompok itu dengan senang hati akan mengajak Jaehwan langsung dengan berbagai macam persyaratan.

"Kau! Aku malas mengatakannya, tapi aku juga butuh nilai! Kau ikut kelompokku!",

Jaehwan hanya memandang gadis di depannya itu. Jika kalian berpikir Jaehwan akan berterima kasih, maka kalian salah. Gadis itu malah beranjak dari bangkunya dan keluar dari kelas. Kurang sopan memang, tapi Jaehwan sendiri bisa menebak apa yg terjadi selanjutnya. Teman sekelompoknya pasti akan menyuruh Jaehwan mengerjakan semuanya, jadi daripada Jaehwan menghabiskan waktu hanya untuk mendengarkan perintah itu, lebih baik dia keluar kelas.




























Jaehwan menghabiskan waktunya di perpustakaan. Dia bahkan melewatkan makan siangnya. Dia membaca semua buku yg bisa dia baca. Baru saja dia merasa tenang, seseorang datang dan melemparkan tumpukan kertas kepadanya. Untung saja Jaehwan reflek mundur dan tumpukan kertas itu terjatuh begitu saja ke lantai.

"Kerjakan semuanya! Harusnya kau berterima kasih karena kita mau sekelompok denganmu!",

"Betul! Lagi pula, siapa yg mau berteman dengan orang aneh sepertimu?",

"Dasar miskin!",

Ketiganya pergi begitu saja tanpa peduli bagaimana perasaan Jaehwan. Memang tidak pernah ada yg mau peduli dengan gadis itu. Jaehwan memungut kertas-kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah. Jaehwan tidak peduli. Toh dia bisa minta yg lebih lengkap pada ayahnya. Kertas-kertas itu ada laporan keuangan sekolah, tugasnya mudah. Hanya disuruh untuk menganalisis laporan keuangan sekolah dan mencari tahu apakah laporan itu sudah wajar atau melebihi apa yg sudah dianggarkan. Jaehwan bahkan bisa mendapat yg lebih lengkap dan lebih rinci bahkan yg sudah jadi dari ayahnya! Dia tidak peduli dengan teman kelompoknya!

Sayang sekali, mereka tidak sadar jika sedang diperhatikan...






























"Apa mereka selalu bersikap seperti itu kepada anakku?",





























"Boleh aku duduk disini? Oh ternyata kau Jaehwan! Aku duduk disini ya!",

Minhyun menarik kursi kosong di depan Jaehwan dan duduk begitu saja tanpa mendengar persetujuan gadis itu. Jaehwan menatap Minhyun malas. Kenapa dia harus bertemu dengan pemuda itu lagi?

"Aku tidak akan mengganggumu! Hanya kursi ini yg kosong!",

Jaehwan menatap sekitar dan benar saja, semua kursi sudah terisi. Lagi pula, siapa yg mau duduk dekatnya? Jaehwan yakin, jika ada bangku kosong lain, Minhyun juga tidak akan mau duduk di dekatnya. Jaehwan kembali fokus pada pekerjaannya, dia tidak sadar Minhyun menatapnya terus. tolong ingatkan Minhyun untuk berkedip!


"yak! bukankah ini tugas kelompok? mengapa kau mengerjakan sendiri?",

Minhyun merebut kertas-kertas yg dipegang Jaehwan setelah membacanya sekilas. dia tahu itu tugas kelompok karena kelasnya pun mendapat tugas ini. Minhyun tahu Jaehwan pendiam, tapi bukan berarti dia harus mengerjakan semuanya kan?

trust me! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang