"Jika engkau mempunyai teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah maka peganglah ia erat-erat, jangan pernah engkau lepaskan. Karena mencari teman yang baik itu sulit, tetapi melepaskannya sangat mudah."
[Imam Syafi'i]
🍂🍂🍂
Suara adzan subuh telah bergema syahdu. Memanggil jiwa-jiwa yang masih terlelap untuk bangkit dan menghadap-Nya sebelum memulai hari.
"Assholatu khairum minan-naum..."
Aisyah terjaga dari tidur dengan masih berbalut mukena yang dikenakannya tahajjud semalam. Tubuhnya sedikit ngilu akibat tertidur diatas sajadah. Gadis itu duduk sebentar, mengusap wajah, kemudian beranjak untuk berwudhu.
Waktu subuh merupakan waktu yang mulia, dalam surat Al-Isra' ayat 78, Allah SWT menjelaskan tentang keutamaan waktu subuh; "Dirikanlah sholat sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (malaikat)."
Pada waktu subuh jugalah terjadi pertukaran shift antara Malaikat malam dan siang. Malaikat malam akan menghadap Allah dan melaporkan langsung hal terakhir yang sedang dikerjakan hamba-Nya diwaktu subuh sebelum akhirnya digantikan malaikat siang.
Setelah menyelesaikan sholat dan zikir pagi, Aisyah bergegas membersihkan diri lalu merapikan barang-barangnya. Setelah selesai, ia keluar menuju kamar Zahra yang berada di sebelah kiri kamarnya. Biasanya Zahra akan mengetuk pintu dan memanggil Aisyah untuk sholat berjamaah, tapi sampai pukul setengah enam pagi Zahra masih belum menunjukkan wajahnya.
Aisyah mengetuk pintu kamar Zahra, namun tidak ada jawaban dari dalam. Khawatir Zahra melewatkan sholat subuh, Aisyah memutuskan untuk masuk dan membangunkan sahabatnya itu.
"Astaghfirullah, Zahra...!" Teriak Aisyah dengan kedua mata melebar begitu membuka pintu dan melihat kondisi kamar Zahra yang—luar biasa kacau!
Pakaian berserakan dimana-mana, tempat tidur berantakan, bahkan selimutnya sudah teronggok mengenaskan didepan pintu kamar mandi, ditambah dengan sebuah koper besar yang terlihat sudah tidak sanggup lagi menampung barang. Dan jangan lupakan tersangkanya yang tidak kalah berantakan.
"Eh, pagi Aisyah, hehe..." Sapa Zahra cengengesan melihat keberadaan Aisyah. Gadis itu masih menggunakan piyama motif Doraemon ditambah kerudung bergo yang miring. Mulutnya dipenuhi busa pasta gigi lengkap dengan sikat giginya.
Aisyah melipat tangan didepan dada sambil menatap Zahra menuntut penjelasan.
"Tadi aku bangun kesiangan, karena buru-buru jadi gak sengaja berantakin semuanya hehe..." Jelas Zahra nyengir lebar.
Aisyah menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya yang satu itu. Ia masuk kedalam kamar sambil memunguti baju-baju yang berserakan.
"Lagian kamu tuh mau nemenin aku safari dakwah apa pindahan sih? Bawa barang banyak banget!" Omel Aisyah sambil melipat pakaian ditangannya rapi.
"Barang yang aku bawa penting semua kok, Syah!" Sahut Zahra membela diri begitu selesai berkumur.
"Penting apanya? Segala bawa selimut sama bantal. Aku kan udah bilang kita disini udah disediain penginapan dan fasilitas lainnya sama panitia." Ujar Aisyah mengeluarkan semua barang didalam koper lalu menata ulang agar lebih rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lamaran Untuk Aisyah (Revisi)
Romance[TAHAP REVISI] "Hatiku sesak, mataku tak sanggup menahan tangis. Kau, yang dulu berjanji kini khianat. Enam tahun menunggu namun kecewa yang ku dapat. Sakitku berkali lipat, saat dia yang kau pinang adalah sahabat dekat ku." -Hasna Nissa Sumayyah- "...