4. Tentang Aisyah

3.8K 157 6
                                    

“... Hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguan.”

[QS. At-Taubah : 45]

🍂🍂🍂

Kota kembang dengan sejuta pesona selalu meninggalkan kenangan indah bagi siapapun yang singgah disana. Tempat yang menjadi saksi bertemunya kembali Aisyah dengan para sahabatnya. Pertemuan yang akan menjadi awal dari kisah mereka selanjutnya.

Setelah puas berkeliling Bandung, mereka memutuskan untuk pulang ke Bogor malam itu juga. Rasa rindu pada keluarga tidak bisa dibendung lagi, terutama Adiba dan Hasna yang sudah lama di perantauan karena tuntutan kuliah.

Fatimah pun demikian. Wanita yang tiga tahun lalu dipersunting oleh pria bernama Adam Ibrahim itu harus segera pulang karena hari ini saja terhitung sudah lima kali suaminya itu menelepon untuk menanyakan kapan istrinya akan pulang, tentu saja membuat Fatimah mendapat godaan dari para jomblo.

Mobil Avanza hitam melaju membelah jalanan Bandung. Sedang para penumpangnya sudah terlelap damai, mengistirahatkan sejenak tubuh mereka yang kelelahan.

Tak lama kemudian adzan Isya berkumandang lantang, menyeru pada umat manusia untuk segera menghadap sang pencipta. Fatimah terjaga dari tidurnya, disusul Aisyah yang mengucek mata.

"Sudah Isya, kita mampir ke masjid terdekat dulu ya, Pak," pinta Fatimah pada supir travel yang mereka sewa.

"Baik, Bu."

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit, kini mobil yang mereka tumpangi telah terparkir rapi dihalaman masjid yang cukup megah. Namun sayang sepi penghuni, padahal waktu Isya baru beberapa menit berlalu.

Aisyah dan Fatimah bergegas memasuki masjid untuk melaksanakan kewajibannya. Sementara Adiba, Zahra, dan Hasna sedang kedatangan tamu bulanan jadi lebih memilih melanjutkan istirahat didalam mobil.

"Hadist riwayat Ahmad menyebutkan; kiamat tidak akan terjadi sehingga orang-orang bermegah-megah dengan masjid." Komentar Aisyah begitu mereka memasuki masjid.

Fatimah menoleh pada Aisyah kemudian mengangguk setuju.

Salah satu fenomena akhir zaman yang sudah diingatkan oleh Rasulullah salallahu'alaihi wassalam, yaitu ketika masjid sudah beralih fungsi menjadi tempat rekreasi dan hanya dijadikan sebagai tempat untuk lewat. Ibnu Mas'ud berkata bahwasanya Rasulullah bersabda; "sesungguhnya salah satu tanda kiamat adalah bila masjid-masjid dianggap sebagai jalanan."

Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala menjadikan masjid sebagai tempat beribadah kepada-Nya. Sehingga orang-orang yang mendatanginya adalah mereka yang memiliki kerinduan kepada Allah dan melampiaskan kerinduan itu dengan bersujud dan berzikir.

Aisyah beristighfar pelan menyadari tanda-tanda akhir zaman semakin nyata terlihat. Setelah puas memandangi suasana didalam masjid, Aisyah dan Fatimah segera mencari tempat wudhu untuk perempuan.

Keduanya melaksanakan sholat berjama'ah berdua dengan Fatimah sebagai imamnya. Mereka begitu khusu' menghadap Rabb-nya dan terhanyut dalam doa di penghujung sholat.

"Syah, bisa ngobrol sebentar?" Tanya Fatimah ketika Aisyah selesai melipat mukenanya.

Aisyah mendongak menatap Fatimah kemudian mengangguk. "Mau ngobrol apa, Teh? Keliatannya serius." Tanya Aisyah balik sambil membenarkan kerudung.

Fatimah menatap ragu gadis bercadar dihadapannya.

"Ehm... Teteh mau tanya dan memastikan satu hal sama kamu," kata Fatimah membuat Aisyah mengerutkan dahi penasaran. "Kenapa kamu menolak ta'aruf dari Azzam?"

Lamaran Untuk Aisyah (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang