Author Pov'S
Langkah kaki itu terus bergerak disetiap jejak yang dilaluinya sampai dimana sebuah pijakan menjadi akhir tempuhnya. Tak bersuara dan hanya kesunyian diantaranya.
"Apa tuan akan mencarinya?" tanya seseorang yang berdiri ditepi pintu sebuah ruangan yang temaram.
"Aku tidak akan pernah mencari, apa yang telah hilang dalam hidupku." jawabnya.
"Tapi mereka semua tahu..."
"Mereka hanya menatap satu sisiku tanpa menatap sisi lainku. Wanita itu patut menerima hukumannya, biarkan peri itu menggantikan tugasku." ucapnya lagi sembari memutar tubuhnya menghadap pada salah satu moderatornya.
"Bagaimana dengan Kakek Crafe, Nenek Gluiy, Raja Francisco, dan Ratu Wanety." tanya moderator itu lagi.
"Biarkan mereka tahu apa yang aku inginkan." dan sebelum moderator itu menyela lagi, pria itu kembali berucap.
"Pergilah temui Jicko. Aku akan menikahi adik perempuannya." setelah berkata demikian, pria itu berlalu pergi.
....
"Reans." tubuh itu diam ditempat hingga berhadapan dengan seseorang yang sudah larut dimakan usianya, namun masih kuat seperti pria pada umumnya.
"Katakan sesuatu?" ucapnya dengan suara berat.
"Reans. Kakek berbicara padamu." ucapnya lagi. Mata itu menatap mata lainnya, dalam dan penuh arti.
"Kali ini aku memohon padamu, kek. Biarkan aku mencari cucu menantu untukmu. Aku tidak akan mencintai wanita itu sampai mataku tertutup untuk selamanya."
"Reansdra. Aku tahu siapa dirimu cucuku, aku tahu bagaimana kau membuktikan ucapanmu. Dia mengatakannya secepat kau kembali bernafas." pria tua itu menepuk pundak kokoh Reandra, ia tersenyum lebar.
"Selalu ada maaf."
Quilda Pov'S
Ini seperti dalam sidang yang penuh ketegangan diketukan yang menentukan titik terangnya. Sudah berapa kali aku menelan salivaku, membasahi bibir keringku, mengusap keringat yang terus bercucuran ditepi wajahku.
"Quilda, ini pilihan terakhir untukmu." aku menatap satu orang pria di hadapanku bersama diruangan tamu, ada kakak lelakiku, ibu dan ayahku. Aku menatap ayahku dan meyakinkan jawabanku kali ini.
"Terlalu ... Tampan."
"Quilda!" aku memejamkan mataku takut, sepertinya jawabanku salah lagi untuk yang keempat kalinya.
"Yang pertama kau bilang kegemukan, kedua kau bilang terlalu kurus, ketiga kau bilang tidak tampan, dan terakhir kau bilang terlalu tampan." aku melotot pada kakak lelakiku yang menyebutkan sederetan kalimat penolakan dariku untuk empat pria. Dan pria keempat tadi sudah berlalu dengan sendirinya. Mungkin dia kecewa.
"Sekarang terserah padamu, putriku. Apapun pilihanmu ayah dan ibu akan menyukainya." aku tersenyum lebar menatap ayah dan langsung menghambur kedalam pelukan hangatnya.
"Dasar Peanut." aku hanya terkekeh mendengar umpatan pelan dari kakak lelakiku dengan masih menikmati pelukan bersama ayah dan ibuku. Hingga sebuah ketukan di pintu mengalihkan pandangan kami.
"Masuk. " seru kakakku lalu setelahnya terbuka pintu lebar dan terlihat bodyguard pribadi kakak lelakiku itu, bodyguard itu berdiri diambang pintu dengan lirikan matanya sepertinya mengajak kakakku untuk berbicara diluar. Seperti paham maksudnya, kakak lelakiku itu berdiri dari duduknya, ia menatap ayah dan ibu lalu menatapku.
"Aku ada urusan sebentar. Aku akan kembali." ucapnya.
"Penting, Jicko?" tanya ayahku dengan dahi berkerut.
"Dari menantumu," setelah berucap seperti itu, Jicko kakak lelakiku itu melenggang pergi. Aku mengernyit heran menatap senyum dibibir ayahku dan aku yakini itu ada hubungannya denganku.
"Ibu." ibuku itu berdehem sambil menoleh padaku.
"Sesuatu terjadi?" kulihat ibuku itu tersenyum lembut sembari mengusap rambutku.
"Berburulah. Ibu mendengar tetangga sebelah baru mendapatkan hewan yang imut, kau akan mendapatkannya." aku tersenyum lebar, aku mengecup kedua pipi ibuku.
"Gadis ibu ini pasti mendapatkannya." aku mengerlingkan sebelah mataku dan berlalu pergi.
Author Pov'S
"Ada apa, Brenko?" tanya seorang pria yang kini mereka sudah berada disebuah ruangan kecil.
"Kewzi datang mengatakan ini.." Brenko mendekat pada tuannya lalu membisikkan sesuatu yang seketika melebarkan senyum pria tampan itu.
"Reansdra. Dia pantas mendapatkannya, semoga adikku mampu merubah hidupnya yang hilang kembali lagi." Jicko melangkah mendekati meja kecil, mengambil secarik kertas dan tinta hitam lalu menuliskan sesuatu pada kertas tersebut. Setelah dua menit ia menulis, Jicko membalikkan tubuhnya dan kembali menghadap pada Brenko.
"Berikan ini langsung pada Reansdra. Harus sampai sebelum adikku selesai berburu." ucapnya sembari menyodorkan kertas yang telah dilipat rapi tersebut pada bodyguard nya. Brenko mengangguk mengerti dan segera berlalu pergi.
"Sesaat, yang hitam akan berubah menjadi biru. Sahabatku.."
""""""""""""""""""""
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate For Reansdra [END]
Werewolf133 Werewolf /3/9/2018 [Cerita Completed] PLAGIAT dilarang mendekati area sekitar⚠⚠⚠©UUD_©rabiatulatu .Takut.itu yang pertama kali ia rasakan saat tubuh besar dan berbulu itu menatapnya,berwarna dan sangat cantik.bukan didunia aslinya tapi lebih sep...