Page IV

3.5K 206 5
                                    

- Untittled-Maliq D'essential (playing) -

"Aku sedang mencintaimu."

Sadar akan kalimat yang baru meluncur deras di bibirnya, gadis berusia 17 tahun itu melotot lebar dengan cepat mengatupkan kembali bibirnya sambil mengumpat tak jelas, gadis itu tersenyum merona. Jicko hanya menatap adiknya heran dan sedikit maklum sedangkan Reans, tatapannya tidak pernah berarti apapun.

"Quilda, bersikaplah layaknya seorang wanita." ucap Jicko.

"Aku bukan seorang wanita, aku ini seorang gadis, kak." sanggahnya.

"Baiklah, terserah padamu. Reans?" Jicko menoleh pada Reans.

"Kau sudah melihatnya, bukan. Bagaimana pendapatmu?"

"Adikmu..." Reans menatap dalam mata milik Quilda.

"Sama seperti sebelumnya." Jicko tersenyum sembari mengernyitkan dahinya, ia menggumam dalam batin.

"Tidak pernah setengah hati. kau mengatakannya, karena tak sengaja."

Quilda menatap Reans yang berada didepannya dengan diam lalu ia tersenyum seperti biasanya tapi itu bukan senyuman yang sama, tatapannya beralih pada sudut dibelakang Reansdra dan kemudian setetes airmata mengarungi kedua pipinya.

"Aku hanya punya waktu sedikit. Cepatlah, sebelum aku marah." kata Quilda, Jicko mengepalkan tangannya tapi lain dengan Reansdra yang masih diam menatap Quilda tak berkedip. Tiba-tiba sebuah suara pria terdengar dengan jelas.

"Nana! Aku mencintaimu, sungguh. Menikahlah denganku?" Quilda meneguk salivanya dan memejamkan kedua matanya.

"Reans. Aku bisa terima walaupun tidak ada cinta untukku, tapi kumohon. Aku takkan ingkari, aku terima." Quilda bersimpuh dihadapan Reansdra dengan masih meneteskan air matanya, Jicko diam-diam membendung air matanya melihat kehidupan yang teramat menyiksa batin adiknya.

"Kita sudah menikah." Jicko mengernyitkan dahinya begitupun dengan Quilda yang kini mengangkat wajahnya menatap Reansdra.

"Apa maksudmu, Reans? Kau sudah menikahi adikku. Kapan?"

"30 menit yang lalu. " Reansdra menatap Quilda dan Jicko bergantian.

"Istriku, besok pagi Kewzi akan datang menjemputmu untuk tinggal denganku. Jicko, kau pasti tahu sejarah menikahi seorang putri dari menteri panglima." setelah berucap demikian, Reansdra berlalu selayaknya angin. Quilda menatap kakaknya yang diam membisu.

"Kak..."

"Jangan mengajakku berteriak dulu, Quilda. Aku sedang tidak mood." kata Jicko, ia melangkah menuju ruangannya meninggalkan Quilda yang diam namun seketika dengan kencang berteriak.

"OH TUHAN!!! AKU SUDAH MENIKAH! AKU SUDAH MEMILIKI SUAMI. YUHUUUUU!!!REANSDRAAA, I'M COMING MY HUSBAND!!!" Jicko yang mendengar teriakan kencang adiknya itu hanya tertawa kecil lalu kembali melangkah.

Author Pov'S

kelopak mata itu terbuka perlahan demi perlahan ia menatap langit kamar dengan tersenyum, setelah prosesi tak terduga yang ia lalui sebelumnya gadis yang masih berusia 17 tahun itu kini merasakan statusnya sebagai seorang istri. Matanya beralih kesamping menatap wajah damai dari seorang malaikatnya ia mengusap kening tersebut dan membuat kedua mata itu terbuka menatapnya hening.

"Bisakah kau jauhkan tanganmu itu dari wajahku." Quilda menarik tangannya yang tadi menempel di wajah pria itu kemudian ia bangkit sembari menggulung rambut coklat panjangnya yang kemerahan dengan gaya sanggul hingga menampilkan leher putihnya. Reansdra menatap punggung belakang Quilda dengan menahan hasrat. Tentu ia juga seorang pria yang normal.

Quilda menoleh kebelakang menatap suaminya yang diam masih menatapnya tak berkedip dan ia merasakannya, sungguh nyata. Sesuatu menyapu bibir merahnya dengan lembut sehingga menimbulkan rasa tak terkendali yang ia bahkan reansdra rasakan. Suatu kepuasan.

"Ouch hisshh.." lenguhan itu terus mengalir di bibirnya diiringi dengan sentuhan disetiap jengkal tubuhnya. Reansdra menyeringai sambil mengulum kedua bukit kembar milik Quilda yang sekian kalinya membuatnya gila, ia menatap mata Quilda yang juga menatapnya.

"Berhentilah untuk mencintaiku, karena aku takkan pernah mencintaimu." Quilda diam menatap Reansdra dengan mata yang berkaca-kaca.

"Lalu kenapa kau menikahiku kalau harus memintaku untuk mengucapkan perpisahan. Jawab aku Reans, jawab aku!?" Reansdra menatap Quilda yang marah dengan berurai airmata masih dengan posisi mereka yang tak mengenakan pakaian dengan Quilda yang berada diatas tubuh Reansdra.

"Karena aku membutuhkanmu." selanjutnya Reansdra melumat bibir Quilda, menyentuh setiap aset ditubuh Quilda dengan perasaan tak berarti apapun lain halnya dengan rasa kecewa dan sedih yang Quilda rasakan lebih sakit dari tertancap panah. Akhirnya Quilda hanya bisa pasrah dibawah kuasa suaminya, Reansdra Francisco.

""""
Benteng itu membentang kegiatan yang terjadi didalam kerajaan besar dengan tahta yang berlimpah, seorang wanita yang sudah tak muda lagi diusianya duduk di kursi kebesarannya didampingi dua pelayan dikanan dan kirinya, ia menatap kedepan melihat para prajuritnya yang berlatih kuda dengan mengelilingi lapangan kerajaan.

"Ratu." wanita itu menolehkan kepalanya pada seorang gadis yang memanggilnya lalu kemudian ia tersenyum.

"Apa kabarmu, anakku?" gadis itu duduk disamping ratu, ia menatap wanita itu sangat dalam.

"Aku tak baik-baik saja, Ratu. Dia tak mencintaiku, dia hanya membutuhkanku, tak lebih." ucap gadis itu sembari terisak, ratu tersenyum ia memeluk tubuh gadis tersebut sambil mengusap rambutnya.

"Coba kau pahami lagi, anakku." ucap ratu. Ia menatap ratu tak mengerti.

"Apa maksud Ratu?" tanya gadis itu dengan tatapan polosnya.

"Membutuhkan bukan berarti tak mencintai dan mencintai tidak harus membutuhkan."

"Apa Reans mencintaiku?" gumamnya, ratu tertawa kecil sambil mengusap rambut Quilda.

"Usiamu masih 17 tahun, kau harus menunggu 5 tahun lagi untuk mendapatkan jawabannya, sayang." seketika Quilda cemberut dan semakin membuat wanita itu tertawa.

"Ratu, aku akan buktikan bahwa aku. Seorang Quilda Astroxna akan mendapatkan jawabannya tanpa menunggu usiaku matang. Pasti Reans mencintaiku." ucap Quilda dengan penuh keyakinan dengan ratu yang memberinya semangat tetapi mereka tak menyadari bahwa mata hitam telah menyebar.

"Istrimu akan mati, segera Reans."






"""""""""""""""""
Alhamdulillah kawan, udah chapter empat aja nih hihiihiiii😆
Selalu heppy yaa. Tunggu chapter berikutnya😉😉😉

Mate For Reansdra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang