PART ENAM BELASH

58 13 0
                                    

Pagi yg panas
Jam pertama hari ini adalah.....

Jeng jeng jeng

MATEMATIKA

Pelajaran paling ditakuti, dan dibenci seluruh penghuni kelas gue.

"MTK Ada PR gak??" Tanya Rafi

"Banyakkk" jawab Ivan

"Gue nyalin donk"

"Noh ambil sendiri dimeja"

"Makasih cinta"

Rafi pun bergegas ke meja ivan. Ditemukan buku tugas MTK. Dibuka perlahan lahan dan...

"Watepak" lirik Rafi

"Apaan sih fi.??"

"Buku lo masih polos banget Van. Suci tanpa noda"

"Heheheh. Gue gak bisa ngerjain"

"Seharusnya tadi udah gue duga kalau lo gak pernah bisa MTK"

"Salah sendiri tadi lo kagak menduga" balas enteng ivan

"Sebahagia kau lah nyett"

"Ci gue minjem MTK lo donk" ujar Rafi

Cici hanya menoleh sebagai respont. Menetap Rafi sinis dengan menyipitkan matanya

"Kalau liat biasa ae kampret" gerutu Rafi

"Heheheh swantai aja ngapa mas. Gue belum selesai. Ini juga nunggu putri nanti gue mau nyalin"

"Oh tuhan untuk gue kuat" cibir Rafi

"Assalamualaikum ya ahli surga" ucap Faizul diambang pintu

Hening...

"Wah penghuni neraka semua nih. Berasa gak di hargai gue hiks"

"Waalaikumsalam" ujar Cici singkat

"Waalaikumsalam ya ahli kubur" jawab Ivan

"Waalaikumsalam ya ahli tidur" jawab Rafi

"Waalaikumsalan ya orang ngawur" jawab Marjuki

"Nyesel gue bangun bagi bagi buat sekolah. Emak gue pulang aja mak" teriak Faizul

"Yaudah sono lo pulang" jawab Ivan

"Tega lo"

"Emang. Apa lo gak trima?"

"Untung gue sabar"

"Iya deh untung"

"Bacot lo semua. Emang udah selesai tuh PR lo berdua" ujar Marjuki

"Emang ada PR ya?" Tanya Faizul polos. Iya polos kaya kain kafan

"Banyak bege" jawab Ivan datar

"Ya Tuhannn. Ampunilah dosa hambamu ini yg telah melalaikan PR dari ibu kita bu MTK. Ya tuhan gue nyalin Van buku lo mana?" Heboh Faizul

Dasar tadi aja gaya gaya an nangis. Kecewa lah. Merasa tak dihargai lah. Emang mau dihargai berapa? Dijual dipasar loak aja belum tentu laku. Sok sok an.

"Noh atas meja" jawab Ivan santai

Faizul langsung berlari menghampiri meja Ivan. Memberantaki buku buku Ivan dan mencari buku Tugas MTK.

"Kampret gak ada nyett" teriak Faizul

"Lah tanya Rafi tadi diambil Rafi" jawab Ivan

Faizul menatap Rafi. Meminta Rafi menjelaskan. Dimanakah buku tugas MTK Ivan sekarang? Dan mengapa Rafi memindahkan buku itu dari tempatnya. Faizul butuh penjelasan sejelas jelasnya.

"Gue taruk ditas Ivan. Percuma percuma lo nyari buku Ivan. Buku kosong tanpa tinta aja ditawar tawarin ke temen. Udah pasrah aja. Hampir semua gak ngerjain kok" jawab Rafi santai

"Awas kalau gue dihukum gara gara lo berdua. Awas aja" ancam Faizul yg sama sekali tak dihiraukan Radi maupun Ivan

***

Dikelas. Bel tanda masuk sekolah sudah berbunyi lima menit yg lalu.

Semua dag dig dug ser menunggu Bu Um. Terlebih ivan dan faizul. Akhirnya datang juga

"Assalamualaikum wr wb"

"Waalikumsalam wr wb"

"Ada PR?"

"Ada bu" jawab semua serempak.

"Baiklah nmer satu Kharisma maju. Nmer dua cici. Nmer tiga deva. Empat fachra dan lima faizul"

Semua yg dipanggil pun maju kedepan membawa buku dan menulis jawaban yg tepat kecuali faizul.

"Faizul kamu kok gak maju kenapa ha?"

"Saya tadi mau ngerjain disekolah. Tapi .."

"Mengapa kamu mau mengerjakan disekolah. PR itu pekerjaan rumah. Jadi ya harus dikerjakan dirumah" potong Bu Um.

"Karena saya sudah anggap sekolah ini rumah saya. Saya tadi juga gak dibolehin ivan buat ngerjain PR"

"Lohh kok gue sih. Enggak bu saya gak ngapa ngapain kok" bela ivan

"Kalian berdua kedepan. Kerjakan nomer lima" tegas bu Um

Mereka berdua hanya saling memandang. Saling lirik melirik. Saling senggol menyenggol. Dan jantung mereka berdetak lebih kencang dari biasanya

Apakah ini yg namanya cinta?

"Cinta mbuah mu,-"

"Diharapkan kepada readers untuk diamm. Biarkan author berkarya"

"Ayo cepat kerjakan" bentak bu Um

"Anu bu saya belum faham" jawab faizul

"Makanya dirumah belajar"

"Tauk lo zul makanya belajar lo nyet. Jangan nge game aja" ujar ivan

"Duduk" ujar bu Um kepada faizul

"Alhamdulillah" balas faizul dan kembali duduk

Ivan mengikuti dari belakang faizul berniat juga untuk duduk.

"Ivan siapa yg suruh kamu duduk" tanya bu Um dengan nada dingin

"Lah tadi ibu bilang "duduk" yaudah saya juga duduk"

"Ibu menyuruh faizul bukan kamu. Kamu mengerjakan nomer lima sekarang"

Ivan pun maju lagi kedepan sendirian. Dia melirik ke semua temannya. Dalam hati dia mengutuk semua teman sekelasnya. Tak ada yg mau membantu.

"Dasar kalau butuh aja dateng. Giliran gue butuh semua kaya patung dan cuma nonton gue tersiksa. Dasar kawan akhirul zaman" gerutu ivan

"Nikmat mana yg kau dustakan" teriak faizul kepada ivan berniat mengejek

Ivan semakin kesan dan menatap faizul sinis

"Faizul diam. Kamu mau didepan seperti ivan? Dan kamu ivan cepat kerjakan"

"Eh bu enggak enggak" tolak faizul

"Iya bu" ivan pun segera menjawab soal nomer lima sebisanya. Masalah benar atau salah bodo amat. Yg penting dia segera duduk karena kakinya mulai pegal

*******
HAPPY READING
MAAF BARU UPDATE

SEKARANG GUE KELAS SEMBILANG GAES

BTW GUE CUMA MAU NGASIH TAU ITU HEHHEH

THANK UDAH MAMPIR

GUE RINDU KALIAN LOH

TAPI BOONG

Kelas Gilaa😍💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang