At Frankestein home
" Bapak tidak mengira akan ada tamu, jadi cuma ada teh saja, " ucap Frankestein sambil meletakkan cangkir yang berisi teh kepada Raizel, Shinwoo, Ikhsan ,dan Yuna.
" jadi anggap saja seperti rumah kalian sendiri." Lanjut Frankestein dengan senyum menawannya.
" terimakasih pak!" Ucap Shinwoo, Ikhsan, dan Yuna serentak lalu mereka meminum teh yang telah disediakan oleh Frankestein dengan hikmat.
" Pak, bapak tinggal dengan anak ini?" tanya Shinwoo yang telah menghabiskan teh tersebut.
Deg
" a-anak ini?" batin Frankestein terkejut dengan perkataan Shinwoo yang memanggil tuannya dengan sebutan ' anak ini'. Berani sekali dia.
" ya ,itu benar. Bapak kenal baik dengannya makanya dia tinggal disini. Ah saya agak kaget melihat kalian semua masih bersama-sama sampai selarut ini." Ucap Frankestein.
" Hahaha kami habis dari game center dengan Rai setelah pulang sekolah" ucap Ikhsan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Rai?" tanya Frankestein bingung.
" oh... Para siswi di sekolah memanggilnya Rai, jadi kami ikutan memanggilnya Rai juga." ucap Yuna yang sedari tadi diam.
" Tentu saja Rai sudah setuju " lanjut Yuna.
" begitu ya." Ucap Frankestein.
" Tapi tadi Yuna tidak ikut bersama kami pak. Kami bertemu Yuna saat dia dalam bahaya." ucap Ikhsan membenarkan letak kaca matanya.
" Dalam bahaya?" tanya Frankestein bingung.
" iya. Kami bertiga sedang berjalan pulang, lalu kami dengar ada suara jeritan perempuan. Dan melihat seseorang akan menyakiti Yuna. Shinwoo sampai duluan ke sana dan menyerang orang itu, Yuna pun lolos dari orang itu," lanjut Ikhsan.
" Wah wah dalam waktu dekat orang itu akan kesusahan dalam berjalan. Shinwoo pasti tidak akan memberi ampun kepada orang itu. Shinwoo masuk ke sekolah ini karena bakat olahraganya, dan banyak sekolah yang ingin mendapatkan dia, Shinwoo itu berbakat dibanyak cabang olahraga, jadi..."
" Itu juga yang saya pikirkan pak, tapi orang itu langsung berdiri lagi, seakan dia tidak diapa-apakan" ucap Ikhsan memotong ucapan Frankestein.
" Hmm mungkin Shinwoo tidak menghajarnya terlalu keras " tebak Frankestein.
" Tidak. Aku menendangnya dengan sangat kuat sekali, aku juga bisa merasakan tendangan itu dikakiku. Tapi dia bisa langsung berdiri, seperti tidak terkena apa-apa," balas Shinwoo cepat.
" dia berdiri seperti tidak kena apa-apa...? Soal Taekondo atau Hapkido, Shinwoo sudah tidak ada lawan sepantarannya..." ucap Frankestein bingung.
" Mata dan gigi orang itu mirip seperti mata dan gigi binatang buas, wajahnya begitu pucat, seperti dia sedang sakit, dan dia kurus sekali, dan menyeramkan...." ucap Ikhsan yang membayangkan orang yang dijumpai mereka tadi.
" Ikhsan benar, mata orang itu bersinar seperti sinar laser " balas Shinwoo menimpali.
" Shinwoo tak usah bicara ngawur " ucap Yuna yang mulai merasa risih dengan pembicaraan Shinwoo yang terlalu ngawur.
" untungnya Yuna selamat, dan kami pun berlari menjauh setelah Shinwoo berhasil merobohkannya" ucap Ikhsan mengakhiri ceritanay.
' hmm bagaimana kalau...' "pak" pemikiran Frankestein harus terhenti karena panggilan dari Shinwoo.
" ya Shinwoo" jawab Frankestein
" bapak sebaiknya memberi Rai uang saku untuk makan siang" ucap Shinwoo bersedekap dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
my New Life In The New world
FantastikNaruto yang kehilangan nyawa karena tubuhnya tidak sanggup menerima kekuatannya yang baru dari 9 biju dan Kaguya, bertemu dengan Rikudou senin dan dihidupkan kembali dengan kekuatan yang lebih dahsyat bahkan melebihi Kaguya sendiri, tetapi dengan s...