Diara, seorang gadis imut yang penuh talenta. Supel dan sangat humoris. Berperawakan 155cm, alis natural tanpa lukisan sudah menunjukkan bahwa dia begitu memikat. Mata yang coklat semburat hitam dengan kelopak mata yang belok.
Diara bukanlah gadis...
Diara Nadila, usia sekarang 31 tahun. Tinggi badan 155 cm. Anak kedua dari dua bersodara. Ini foto diambil setelah Diara atau Ara mulai bisa menerima masa lalunya. Kejadian perih dan luka yang digoreskan dalam oleh William.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum Diara menerima kenyataan pahit saat dia duduk dibangku kelas 1 SMA (usianya saat itu 16 tahun), Diara belum berhijrah. Diara masih belum menutup aurat dengan sempurna.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perjalanan kehidupannya mampu merubahnya menjadi sesosok muslimah yang kaffah. Tidak serta merta jalannya mulus bak pipi bayi. Banyak lika liku, derita, air mata, kesabaran hingga kesakitan. Tapiii demi mendapatkan ridho Allah atas kehidupannya, Ara tetap melampauinya. Kadang, mundur satu atau dua langkah demi bisa melompat empat langkah kedepan. Yaaahh begitulah ibaratnya.
Sangat menyayangi ibu dan abangnya. Meskipun Diara saat ini belum bisa jujur kepada kedua orang tersayangnya, pasti suatu saat dia akan jujur. Kapan itu yaa??? Hayo kapan ya??? Kira-kira, gimana ga reaksi ibu dan bang Ajun saat kejujuran dihamparkan oleh Diara??? Pantengin terus cerita saya (ngarep banget dee aaahhh), hehehee....
Sebenarnya, banyak sekali kata yang ingin author ceritakan tentang Diara... Eeeett taapii kalau sekarang semua diceritakan, kan gak seru yaa... Hihihiiii ketawa jahat...
Penasaran gak siihh??? Peristiwa kelam apa yang telah menimpa Diara hingga membuatnya harus berjuang melawan depresinya???
Teruusss, kepo juga gak sih bagaimana lika liku saat Diara saat melawan depresinya? Tu kan yaa... Diara itu butuh banget bantuan kita (ciyeehh) biar dia bisa jujur pada dirinya sendiri. Biar gak bunglon terus tuh jiwanya. Kan enak ya guys, kalau kita menjalani hidup bisa menjadi diri sendiri tanpa harus memakai topeng. Pasti sangat berat hari-hari Diara (yok kita bantu do'a yaa...)
Kira-kira, berhasil 100% gak sih hijrah yang dilakukan Diara??? Bagaimana proses dan tahapannya hijrahnya???
Teruuuss, siapakah gerangan yang bisa menuntun Diara untuk kembali ke fitrahnya sebagai muslimah yang kaffah? Tentu, hidayah adalah mutlak milik Allah. Karena Allah Maha Membolak-baikkan hati manusia.
Pokoknya, #JourneyOfDiara masukkan ke list daftar bacaan kalian yaa... Biar gak ketinggalan updatannya.
Hihihiiii.....
William Hans
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
William Hans, usia 34 tahun. Pekerjaannya sekarang adalah seorang pebisnis di bidang properti. Bisnis warisan Ayahnya, yang seorang warga negara Inggris. Terlahir dari rahim seorang ibu jawa asli. Dibesarkan penuh dengan kasih sayang. Walaupun, berbeda bahasa dan kebudayaan namun hal itu tidak menjadikan kendala.
Seorang muslim dari lahir, tapi masa remajanya amat sangat jauh dari sesosok muslim. Ayahnya, Albert Hans adalah seorang mualaf. Ibunya, Wijaya Sukhaesih, atau biasa dipanggil Esih merupakan syurga di rumahnya. Kenapa??? Karena peran ibu yang memberi andil besar mewarnai karakter William.
Dulu, William adalah anak yang sangat penurut. Hingga di usianya yang menginjak 17 tahun (kelas 1 SMA) dia mulai berubah. Berontak dan semakin menjauh dari agama dan sering menerobos batas-batas norma. Kematian ibunya, Esih... Meninggalkan duka dan luka mendalam. Dan itu adalah pemicu terbesar William berubah.
William belum sembuh total, jiwanya masih merasakan sakit kehilangan ibu dan masih menanggung beban rasa bersalah dan berdosa kepada Diara. Hingga akhirnya, atas dukungan penuh Shabia, istrinya, William bertekad untuk bisa sembuh. Dan kembali hidup normal, semenjak 17 tahun terpenjara oleh siksaan rasa rindu (kerinduan yang tak akan terbalas karena sang Ibu telah tiada) dan rasa bersalah kepada Diara.
Untuk kisah lika liku William, akan diceritan secara gamblang dan bertahap di tiap partnya.
Jadi, yang sekarang merasa ceritanya belum renyaaahhh serenyah peyek buatan emak. Harap bersabar yaaa... Akan ada titik terangnya ditiap part. Benang merah yang kusut, akan sedikit demi sedikit terurai.
Belum bisa post sekarang karena kehidupan nyata sedang menunggu uliran tanganku (yaellaahh... Maksud emak DanDan itu, gunungan setrikaan yang sudah memanggil-manggil mesra penuh bujuk untuk segera dibelai).
