A.L.I #5

6.7K 802 26
                                    

Ali menarik gas motornya dan melaju dengan kencang. Tanpa helm, rambutnya yang berantakan semakin terlihat berantakan tersapu angin. Sementara Prilly yang berada di belakangnya secara otomatis memeluk pinggangnya erat. Bagaimana tidak? Berada di atas motor dengan kecepatan tinggi sudah pernah dia rasakan, tetapi khusus malam ini dia bersama orang yang baru dikenal yang membantunya melarikan diri dari anggota ICIS.

"Awas Digooooooo!!!!"
Dari arah berlawanan sebuah truk melaju dengan kecepatan sama tinggi di jalan yang sepi.

"Ciittttttt....!" Bunyi gesekan ban motor yang direm terdengar memecah sunyi. Prilly memejamkan mata dengan perut yang mengempes dan tubuh yang seakan melayang karena Ali meliukkan arah motor ke samping kiri dengan posisi motor yang miring dengan tubuh mereka hampir menyentuh badan jalan di samping truk. Seperti melihat The Doctor Valentino Rossi di sirkuit motoGP saat mencoba menyalip lawan di tikungan tajam jika melihat langsung kejadian ini. Untung saja jalanan terlihat sepi.

WUSHHHHHH.......
Angin terasa menderu di sekitar mereka ketika motor dan truk bersisian saling menghindar. CITTTTT.....BRAKKKKK!!!
Suara ban besar terdengar direm dan hantaman benda keras terdengar memecah sepi karena truk tersebut menabrak sisi jalan setelah itu mundur dan melaju lagi dengan kencang. Sementara motor yang dibawa Ali pun oleng dan hampir jatuh tetapi jokinya dengan lihai menyeimbangkan tubuhnya menguasai motor yang sebenarnya baru saja dia kuasai. Prilly masih saja memejamkan mata ketika laju motor sudah terasa normal kembali keseimbangannya.

"Masih saja betah memeluk gue erat, nona???" Ali berteriak di antara deru motor menyadarkan Prilly yang segera membuka mata dan melonggarkan pelukannya.

"Lo sengaja kan ngebut supaya gue meluk lo?" Prilly memukul bahu Ali dengan teriakan yang memekakkan telinga Ali.

"Gue harus ngebut brooo..."
Ali balas berteriak menoleh menatap Prilly yang menarik wajahnya menjauh karena hampir saja hidung pria yang sedang memboncengnya itu tergesek hidungnya. "Kalau tidak kita dikejar dan ditangkap polisi itu!!" Ali mengarahkan pandangannya ke depan lagi.
"Lo hampir saja membuat seorang gadis tingting mati muda, Digo, lehermu bisa dipenggal Grandpa gue!!" Prilly berteriak lagi sambil seakan mencekik leher Ali.

"Motor ini sohib hidup gue, gue tahu cara menaklukkan jalanan dengannya, lo tenang aja..." Ali berkata nyaring mengimbangi suara motor dan deru angin yang menerpa mereka.

"Rupanya yang bawa gue ini sodaraan sama Valentino Rossi....gue berasa di sirkuit...." Masih berteriak Prilly setengah memuji jokinya.

"Bukan sodaraan tapi kembarannya!!" Dengan percaya diri Ali mengangkat dagunya sombong.

"Digooooo..."
Bukan teriakan Prilly yang mengagetkan Ali tapi anjing yang tiba-tiba melintas di depan mereka yang tak tau datangnya darimana membuat Ali membanting stang motornya ke kiri dan menabrak tiang listrik.

CIIITTTTT.....!
BRAAKKKK..!

*********************************************

"Shhhh..." Ali meringis sambil membetulkan letak kacamatanya ketika Prilly mengusapkan alkohol di lengannya yang tergesek aspal. Lampu meremang di ruangan itu ketika mereka berdua memasuki base camp Black Eagle.

"Diamlah Digo...!" Prilly menunduk masih membersihkan luka Ali dengan Alkohol dan mengusap lukanya dengan obat merah.

"Pelan-pelan," Ali bergumam sambil menelan ludah melihat belahan dada Prilly yang menunduk di depannya.

"Ini sudah pelan," Prilly masih menatap luka Ali dan meliriknya sekilas dan matanya melebar melihat arah pandangan Ali.

"Tapi sakit shhh," Ali meringis dengan mata masih melirik gundukan kenyal yang bergerak-gerak karena pemiliknya sibuk mengusap lengannya. Prilly yang sadar kemana arah pandangan Ali berniat mengerjainya.

"Nih sakit!" Prilly menekan lengan Ali yang diobatinya dengan keras membuat Ali memelototkan mata di balik kacamatanya.

"Aduhhhh, Ansisilya Pradipta,lo ganas sekali!!" Ali mencengkram tangan Prilly kesakitan. Prilly mengaduh dan tertawa kecil.

"Lengkap bener Digo Franz, Kepanjangan, cukup panggil Sisi..." Prilly berusaha melepaskan cengkraman tangan Ali tapi Ali menariknya kuat hingga Prilly jatuh di pangkuannya.

"Gue akan panggil lo sexy girl.." Ali bergumam seksi di depan Prilly. Wajah mereka yang terlalu dekat membuat mata Prilly agak buram melihatnya. Tubuhnya menegang ketika bibir Ali menyentuh bibirnya. Nafas Ali beradu dengan nafasnya yang halus dan menyapu wajahnya. Sesaat Prilly terhipnotis dengan bibir kenyal yang melumat bibirnya untuk yang kedua kalinya setelah perkenalan panas mereka.

"Jangan coba-coba merayu gue, bro!!!" Prilly segera berdiri dan membetulkan dressnya dengan belahan di pahanya yang makin tersingkap. Tolol. Targetnya adalah Ali Jetro Bronze. Bukan pria di depannya ini. Pria di depannya ini hanya akan dimanfaatkan karena keahliannya meracik narkoba dan Prilly merasa berhutang budi karena pria ini menyelamatkannya dari anggota ICIS yang tadi mengejarnya.

'Bodoh! Tahan Ali, sekarang lo Digo Franz, bukan Ali Jetro Bronze!'
Ali menggelengkan kepalanya, hampir saja dia lupa, rupanya walaupun dia sekarang berubah drastis dari selalu menggunakan jas parlentenya lalu mengganti dengan jeans robek, t-shirt hitam yang pas di badan memperlihatkan otot-ototnya yang keras serta tato naga di lengannya yang sengaja dibuat untuk penyamaran, rambut yang biasa klimis sekarang dibiarkan berantakan agar bisa menutupi sebagian keningnya, dan dengan kacamata yang sudah didesain khusus untuk melacak penjahat tetapi tetap saja bagian bawahnya tak bisa ikut menyamar. Juniornya tetap berdenyut begitu melihat yang seksi.

"Gue bawa lo kesini, karena lo nolongin gue dari anggota ICIS yang ngejar gue, dan sebagai tanda terima kasih gue, lo bisa bergabung di Black Eagle..." Prilly melenggang seksi masuk ke dalam sebuah kamar meninggalkan Ali yang terpaku di tempatnya memandang tubuh mungil tapi sintal itu berlalu.

Drrttt....drrttt....drrtttt....
Laura calling
Ali melirik ke kanan dan ke kiri sebelum mengangkat telponnya. Takut kurang aman Ali membiarkan saja handphonenya bergetar tanpa diangkat.

Drrtt...drrtt..drrtt...
Lagi-lagi Laura menelpon dan lagi-lagi Ali mereject telpon darinya.

Drrtt...drrtt..drrtt...
Ck. Dengan kesal Ali menerima panggilan Laura. Dia ingin memaki wanita itu yang sedang mengganggu misinya. Misinya belum selesai dan dia belum keluar dari base camp Black Eagle, kalau dia menerima telpn sembarangan di tempat ini dia tak bisa jamin di tempat ini tak ada alat canggih yang bisa melacak dengan siapa dia bicara. Laura Bodoh!

"Lo di mana, Bronze??? Sudah satu jam lebih lo gak kasih kabar sama gue, jangan bilang lo sedang bercinta dengan anak buah Ronald itu!!!"

Klik. Ali menutup telponnya karena telinganya mendengar pintu terbuka.

" Digo..." Ali melirik ke arah suara yang memanggilnya. Benar saja Prilly keluar lagi dengan pakaian casual, memakai kaos pas body dan celana pendek jeans di atas paha yang lagi-lagi menampilkan paha mulusnya. Dengan rambut yang diikat sembarangan membuat Prilly kelihatan manis dan seksi di mata Ali.

'Oh my God' Ali menghela nafasnya dan menelan ludahnya pelan.

"Bagaimana Digo? Tawaran gue buat lo udah lo pertimbangkan?" Prilly mendekati Ali yang menghela nafas pura-pura berfikir.

"Lo harus jelaskan dulu, gue sebagai apa? Dan apa yang harus gue lakukan kalau gue ikut bergabung bersama kalian??" Ali menatap Prilly dengan kekuatan super extra menahan celananya yang rasanya hampir mengetat karena yang di dalam sana seketika mengeras.

"Apa maksudmu? Apa kamu mau mengambil keputusan tanpa meminta pendapatku?? Kau tidak menganggap aku sebagai bos Black Eagle lagi?? Begitu??" Suara berat seseorang mengagetkan mereka. Ali melihat seorang pria tua dengan rambut memutih tetapi kelihatan masih gagah dengan guratan ketampanan yang masih tersisa di wajahnya berdiri dengan wajah yang kaku menatap ke arah Prilly.

"Grandpa?!"

**********************************
By : pm
Banjarmasin, 19 Oktober 2015
Bukan Putri Mikha 😄

Diketik ulang :
Bandar Lampung, 05 Agustus 2018

Dipublish ulang :
Banjarmasin, 23 November 2018

Ini bagian saya, setelah saya baca ulang, saya tertawa karna didalamnya hanya sedikit menyiratkan action. 😄

Another Love Incident (A.L.I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang