Prilly bingung melihat keadaan gedung yang begitu banyak anggota Black Eagle. Yang membuat Prilly semakin bingung adalah kakaknya mencondongkan pistol ke arah Ali. Tiba-tiba saja, dua anggota Black Eagle menarik tangan Ali dan menyatukannya ke belakang. Mereka membawa Ali ke kursi kayu lalu mengikat tangan Ali pada kursi tersebut.
Ali menatap kakak dan Grandpa nya dengan pandangan bertanya. Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Padahal mereka baru saja berhasil menyelesaikan misi yang diperintahkan oleh Grandpa Ronald. Bahkan mereka berdua lolos dari kejaran anggota ICIS yang akan menangkap mereka dan semua berkat Ali yang lihai berkelit di jalanan.
"Ada apa ini Kak?!" tanya Prilly dengan nada tinggi membuat Zayn menatap adiknya.
"Kamu bodoh Sisi." Ucap Zayn dengan nada dinginnya lalu menatap Ali.
"Bodoh? Apa maksud Kakak?!!" tanya Prilly tak terima.
Zayn tersenyum kecut lalu berjalan ke arah Ali yang duduk di kursi kayu. Zayn memainkan pistol di tangannya. Dia memutari tubuh Ali sambil tersenyum meremehkan. Prilly semakin tidak mengerti dengan apa yang dilakukan kakaknya. Yang Prilly takutkan adalah, kakaknya tahu jika dirinya pernah hubungan ranjang dengan Ali. Tapi itu semua dia lakukan karena cinta bukan nafsu semata. Tapi Prilly yakin kakaknya tidak tahu, kecuali anggota Black Eagle yang mematainya.
"Dia..." Zayn menunjuk Ali tapi menggunakan pistol.
"Dia adalah Ali Jetro Bronze..."
Zayn memutarkan rekaman suara dari handphone nya. Ali sendiri tidak menyangka jika dia bisa kecolongan. Karena kecerobohannya, kini dia harus menerima perlakuan memalukan dari Zayn. Seharusnya Ali harus lebih berhati-hati saat itu, bukan menelpon Laura, tapi mengirimkan pesan.
Bak petir menyambar, tubuh Prilly menegang seketika. Tubuhnya seakan hilang kekuatan untuk berdiri. Prilly menatap Ali, namun ternyata Ali menatap dengan seringai liciknya. Hati Prilly hancur berkeping-keping mendengar pernyataan itu. Dia seolah menjadi perempuan tidak berharga. Prilly tidak menyangka, pria yang begitu dia percaya ternyata sudah mengkhianatinya dan tidak ubahnya dengan laki-laki brengsek.
Tak terasa... air mata Prilly menetes. Rasa sakit di hatinya begitu dalam mengetahui lelaki yang dicintainya adalah musuh yang harus dia bunuh. Prilly tidak menyangka jika Digo yang selama ini dia kenal dan selalu bersamanya adalah Ali Jetro Bronze, anggota ICIS yang dia incar. Begitu bodohnya Prilly tidak bisa mengenali Digo alias Ali.
BUGH
Sebuah pukulan dilayangkan oleh Zayn di pipi Ali. Ali tidak bisa melawan karena tangannya diikat dengan kuat. Zayn memukul wajah Ali berulang kali namun Ali masih tidak melawan ataupun berkata-kata. Dia sudah biasa merasakan pukulan seperti itu, apalagi pukulan Zayn dia anggap sebagai tepukan.
Zayn memberi kode kepada anak buahnya yang tak lain anggota Black Eagle lainnya. Dua orang bertubuh kekar melepaskan ikatan Ali pada kayu tersebut. Ali memberontak, namun mereka memegang tangan Ali dengan sangat kuat lalu mengikatnya pada pilar yang ada di gedung itu.
BUGH BUGH BUGH
Tiga pukulan dilayangkan tubuh Ali hingga membuat Ali meringis. Dia tidak peduli jika harus mati karena tugasnya, karena dia sudah mengabdi untuk Negara ini. Ali sudah tidak peduli bagaimana bentuk wajahnya saat ini.
Sedangkan Zayn memberi kode pada semua anggota Black Eagle untuk meninggalkan ruangan begitu juga dengan Prilly dan Grandpa. Zayn memberi kode pada Richard untuk membawa Prilly keluar. Richard pun menaati perintah Zayn dengan merangkul bahu Prilly dan membawanya beranjak. Prilly yang tubuhnya lemas seperti jelly, tidak melawan ataupun menetap. Dia mengikuti Richard yang menggerakkan tubuhnya.
"Habisi dia!!" Perintah Zayn sambil memberikan sebuah pistol pada salah satu pria yang memukuli Ali.
Prilly yang sudah berada di ambang pintu menegang. Hatinya seolah tidak terima jika Ali kenap-napa. Tapi bagaimanapun Ali adalah orang yang sudah mengkhianati Black Eagle. Namun Prilly tidak bisa membohongi hatinya jika dia mencintai Ali. Bukan karena Ali orang yang pertama dan satu-satunya yang menyentuhnya, tapi karena kelembutan dan perhatiannya yang dia lakukan saat berperan sebagai Digo.
Mereka semua sudah keluar dari gedung terbengkalai dan mobil sudah siap untuk menjemput mereka. Prilly masih berkecamuk pada fikirannya sendiri bahkan saat di masuk ke dalam mobil berdua dengan Richard. Mobil-mobil yang membawa anggota Black Eagle meninggalkan gedung terbengkalai.
Hati Prilly dilema, dia mengingat potongan-potongan kejadian bersama Ali. Awal pertama kali dia mengenal Ali karena Ali menyelamatkannya. Ali selalu saja menyelamatkan Prilly saat anggota ICIS menyergap mereka. Harusnya Prilly tahu jika ada musuh dalam selimut dalam Black Eagle, karena setiap transaksi selalu saja ada penyergapan. Bahkan saat di Bandung yang sangat rahasia sekalipun masih saja tercium oleh ICIS.
Tapi saat ICIS mengejarnya, Ali selalu saja menyelamatkannya. Ali bahkan rela terluka saat menyelamatkan dirinya. Prilly sendiri tidak tahu mengapa Ali bisa melakukan hal tersebut. Tapi Prilly tidak bisa tinggal diam membayangkan Ali yang sekarang tengah disiksa oleh suruhan Zayn.
"Berhenti Richard." Ucap Prilly pelan membuat Richard bingung dan memelankan laju mobilnya.
"BERHENTI GUE BILANG!!" Bentak Prilly pada Richard.
CCCCIIITTTT
Richard memberhentikan mobil dengan tiba-tiba. Prilly membuka seatbelt Richard membuat Richard tak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Prilly.
"Keluar sekarang!" perintah Prilly dengan suara pelan namun tegas. Tapi Richard masih setia di tempatnya.
"KELUAR!!" Bentak Prilly yang langsung dilakukan oleh Richard.
Saat Richard keluar, Prilly langsung mengalihkan kemudi. Dia tidak mungkin membiarkan Ali mati di tangan anak buah kakaknya. Selama ini Ali selalu membantunya meskipun nyawa sebagai taruhannya. Apa salahnya jika Prilly melakukan hal yang sama seperti Ali?
CCCIIIITTTT
Prilly memutar mobil berbalik arah dan langsung tancap gas menuju gedung terbengkalai. Dia tidak memperdulikan klakson dari mobil-mobil yang dia salip dengan zig zag. Prilly tidak peduli jika dia harus melawan kakak dan Grandpa nya.
Prilly memarkirkan mobilnya sembarangan dan langsung keluar. Dia berlari ke arah gedung terbengkalai. Prilly menerobos masuk dengan menendang pintu kayu tersebut cukup keras.
Prilly melihat kondisi Ali yang sudah babak belur apalagi satu orang lain sudah menodongkan pistol di kepala Ali. Hal itu membuat hati Prilly sangat perih. Dua orang yang diminta Zayn menghabisi Ali menunduk hormat kepada Prilly. Mereka tahu jika Prilly adalah cucu Ronald dan adik Zayn.
"Biar gue yang menghabisi dia." Kata Prilly dengan nada penuh keyakinan.
"Tapi nona kata tu..."
"Gue bilang BIAR GUE YANG MENGHABISI DIA!!" Ucap Prilly dengan nada tinggi.
"Lepaskan dia!" Perintah Prilly namun dua orang tersebut masih diam tak bergeming.
"Gue bilang , lepaskan dia atau..."
Prilly mengeluarkan pistol dari balik bajunya dan menodongkan ke arah seorang yang juga sedang memegang pistol.
"Ba-ba-baiklah nona."
Dua orang tersebut membuka tali yang mengikat tangan Ali hingga membuat Ali meluruh ke lantai. Karena tidak ingin dicurigai, Prilly menarik tubuh Ali dengan kasar. Meski mereka mau menolong tapi Prilly melarangnya.
Prilly membawa Ali keluar dari gedung terbengkalai dengan langkah tertatih karena tubuh Ali sudah lemah. Prilly berusaha sekuat tenaga untuk membawa Ali keluar gedung tersebut. Tapi sayang, saat mereka baru keluar, anak buah Zayn menghadang mereka. Prilly melihat mobil yang ditumpangi Zayn dan Ronald berjalan dan berhenti di depan Prilly.
"Sisi apa yang kamu lakukan?" tanya Ronald kepada cucunya itu.
"Melakukan apa yang ingin aku lakukan Grandpa." Ucap Prilly penuh penekanan sambil melirIK Ali.
"Tapi Si..."
"DIAM!!" Bentak Prilly menyela ucapan Grandpa Ronald.
Zayn yang melihat hal itu langsung memberi kode kepada anak buahnya. Tapi sayangnya, Prilly terlalu pandai untuk membaca kode Zayn. Dengan cepat, Prilly menembak dua anggota Black Eagle membuat Zayn dan Ronald sangat terkejut.
"Si... karena cinta lo sampek bunuh anak buah lo yang udah seta?" tanya Zayn meremehkan.
"DIAM LO!!" Bentak Prilly.
"Serang dia!!" Perintah Zayn kepada anak buahnya.
Anak buah lainnya menyerang Prilly dengan terpaksa Prilly melepaskan Ali dan langsung menghajar anak buah Zayn. Prilly yang memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni tidak sebanding dengan lima orang yang menyerangnya. Mereka semua jatuh tersungkur di aspal.
Prilly langsung berjalan beberapa langkah karena mobilnya tak jauh dari tempatnya berada. Prilly membantu Ali masuk terlebih dahulu, baru dirinya masuk ke mobil Audi hitam. Zayn dan Ronald berusaha mencegah Prilly dengan mencekal tangannya. Namun Prilly dengan cepat memelintir tangan kakaknya dan masuk ke dalam mobil lalu menghidupkan mesinnya.
"Its my life. Let me do it by my self." Ucap Prilly lalu menancap gas keluar dari gedung terbengkalai.
***
CCCIIITTTTT
Audi hitam yang dikendarai oleh Prilly berhenti di depan gedung ICIS. Prilly menatap lurus ke depan tanpa melihat ke arah Ali. Sedangkan Ali terdiam di tempatnya. Kekuatannya habis karena dihajar oleh anak buah Zayn. Ali tidak bisa melawan karena dia terikat dengan sangat kuat.
"Kenapa lo nyelameti gue?" tanya Ali dengan nafas yang tak beraturan.
"Sama kayak lo yang selalu nyelameti gue." Jawab Prilly dengan santai.
"Tapi gue udah khianatin Black Eagle." Kata Ali cepat.
"Gue ngelakuin apa yang hati gue mau. Selama ini gue bergerak dengan logika, tapi saat sama lo, gue melakukan sesuatu dengan kata hati." Ali mengernyitkan dahi tak mengerti dengan jawaban Prilly.
"Maksud lo?"
"Meskipun gue nyamar sebagai Sisi dan Lily. Tapi hati gue nggak nyamar sama sekali. Apa yang gue bilang ke lo adalah kejujuran. Tapi yang gue dapet adalah kebohongan besar." Kata Prilly sambil tersenyum kecut.
Hati Ali bagai dihantam oleh godam mendengar penuturan Prilly. Dia tidak mnyangka bahwa perempuan yang dia kenal sebagai Sisi atau Lily of the valley sangat mencintainya. Hal itu mengguncang naluri Ali. Dia tidak pernah menyangka bahwa niatnya yang ingin menghancurkan Lily of the valley malah menjadi bumerang baginya.
"Nama gue bukan Sisi tapi P.R.I.L.L.Y" ucap Prilly dengan menekan nama aslinya. Mendengar pernyataan itu membuat tubuh Ali menegang. Dia merasa bodoh karena tidak tahu nama Prilly meski sudah lama berada di Black Eagle. Ali tidak tahu harus berkata apa, dia sendiri bingung dengan kenyataan ini. Wanita yang ingin dia tundukkan, yang ingin dia hancurkan justru membalasnya dengan penuh cinta. Ali merasa benar-benar sebagai penjahat.
"Gue percaya sama lo sebagai Digo. Gue sayang, gue cinta sama lo sebagai Digo. Tapi ternyata apa? Lo... lo cuma manfaatin gue, Cuma nikmatin tubuh gue." Prilly tersenyum sinis tanpa melihat Ali. Dia tidak ingin lemah dan berusaha sekuat mungkin menahan air matanya.
Sedangkan Ali yang mendengar perkataan Prilly semakin menegang. Hatinya seakan merasakan sakit karena menyakiti wanita yang mencintainya. Ada bagian hati Ali yang terluka mendengar kenyataan ini. Jauh di lubuk hatinya, Ali merasakan getaran cinta yang sama seperti Prilly tapi bibirnya terasa kelu untuk bicara.
" Selamat Ali Jetro Bronze, lo udah berhasil untuk menghancurkan gue. Lo berhasil buat gue jadi cewek hina. Lo berhasil." lanjut Prilly sambil menatap Ali dengan pandangan terluka dan kecewa.
"Sekarang lo turun!" perintah Prilly dengan nada dingin.
"Si... emm maksud gue Prilly..."
"Turun Ali Jetro Bronze!" perintah Prilly dengan penuh penekanan.
"Gue bisa jela..."
"KELUAR!!" bentak Prilly.
Ali tidak bisa membantah entah sejak kapan dia menuruti ucapan seorang wanita. Ali keluar dari mobil yang dibawa Prilly dengan gerakan tertatih. Dia menutup pintu mobil lalu berbalik badan untuk menatap Prilly. Tapi ternyata Prilly langsung melajukan mobilnya dengan sangat kencang.
Prilly melajukan mobilnya dengan kencang. Air matanya luruh tanpa tertahankan. Prilly melemparkan ponselnya ke luar jendela, karena tidak ingin terlacak oleh siapapun. Prilly ingin sejauh mungkin. Sangat jauh hingga tak ada yang bisa menemukannya.*****
By. S. W
25 Oktober 2015Publish ulang, Banjarmasin,
23 November 2019Haii, harusnya 14 masih ada, sisanya masih diketik ulang, kalau nungguin ngetik sampe habis super lama lagi baru bisa update. Part 15 End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love Incident (A.L.I)
Fanfic17++ Sebuah tempat tersembunyi dalam gedung tua yang sudah lama tidak dipakai di pusat kota Jakarta menjadi tempat persembunyian sekaligus kediaman pria berusia 29 tahun bernama Ali, keberuntungan yang selalu di pihaknya menjadikan dia seorang age...