Seminggu berlalu, tiba saatnya Black Eagle bersiap ke kota Bandung tepatnya ke Sari Ater. Di sana Ronald telah memesan Sunan Suite yaitu villa termahal yang ada di Sari Ater. Prilly nampak sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper, setelahnya membawa keluar dan memasukkannya ke bagasi mobil.
“Si lo udah siap?” Ali melirik Prilly dari kaca spion mobil, terlihat seorang Lily of the Valley sedang melamun. Sedikit terrsentak Prilly menyadari Ali telah membuyarkan lamunannya. Buru-buru Prilly berjalan ke depan, masuk ke dalam mobilnya yang sudah siap dikemudikan oleh Ali. Sedangkan Ronald dan Zayn memilih menggunakan mobil terpisah, namun mengiringi mobil Ali dari arah belakang.
Sepanjang perjalanan menuju kota Bandung Prilly hanya diam tak banyak bicara, pikirannya sibuk melamun dan memandangi arah luar dari balik jendela kaca mobil. Prilly masih mengingat kejadian dimana Alpha telah merenggut kesuciannya. Alpha seseorang yang seharusnya menjadi target utamanya, malah membuatnya bertekuk lutut di atas ranjang malam itu. Prilly seakan mengutuk dirinya sendiri, merasa dirinya bodoh karena mampu ditaklukkan seorang Alpha saat itu. Sebuah tepukan di bahu kanan Prilly membuatnya terkejut, dan memalingkan wajahnya menghadap Digo.
“Gue perhatiin lo melamun terus, ada apa Si?” Prilly menatap wajah Ali sendu, meski sesaat kemudian, Prilly tersenyum simpul ke arahnya.
“Gak papa, lo fokus aja nyetir, gak usah ngurusin gue!!!” Titahnya. Ali menghela nafas, dia tau Prilly pasti masih memikirkan soal kejadian dimana seorang Alpha telah berhasil mengambil keperawanan milik Lily of the Valley.
Ada sedikit rasa bersalah di hati Ali saat dirinya memandangi Prilly yang sedang termenung. Tapi Ali kembali ingat, tujuan utamanya adalah menghancurkan wanita yang ada di sampingnya itu, bukan memberinya belas kasih, hanya karena menidurinya dan telah berhasil mengambil harta berharga milik Prilly.
Tanpa terasa mobil yang Ali kendarai sudah sampai di pelataran Sari Ater. Prilly turun dari dalam mobil, mengambil kopernya di bagasi tanpa sepatah katapun.
“Oh, Come on Sisi, gue serasa di samping patung sekarang kalau ngelihat lo diam kayak gitu terus!!”
“Jangan banyak omong lo, bawain aja nih koper gue ke dalam!!!”
Ali memicingkan matanya melihat kelakuan Prilly, sambil mendengus kesal Ali berjalan di belakang Prilly masuk ke dalam Sunan suite.Ali mengikuti langkah kaki Prilly sampai ke dalam kamar. Prilly membuka jaket kulitnya dan menyisahkan tanktop berwarna merah muda pada tubuhnya. “Shitttt!!!!!” Umpat Ali di dalam hati. Seorang Lily yang pernah ia masuki, lagi-lagi membuat pisangnya berkedut. Apalagi melihat durian montong yang tergantung dan menyembul di balik tanktop itu membuat Ali menelan ludahnya berulang kali.
“Kenapa lo ngeliatin gue? Ohhh... gue tau, pasti pisang lo itu lagi kedut-kedutkan liat tubuh gue. Sialan!!! Keluar dari sini Digo, gue mau ganti baju.”
“Cihhhh.... Lo terlalu pede Si, masih banyak yang lebih menggoda daripada tubuh lo!!!” Prilly mencebikkan bibirnya, setelah Ali keluar menutup pintu kamarnya.
Ali keluar dari cottage, mencari tempat aman untuk menghubungi Laura dari jam tangan GPS yang sudah tersambung ke agen ICIS terutama Laura. Sebelumnya Ali menengok ke kanan dan kiri, memastikan Ronald dan Zayn tidak memergokinya di halaman belakang Cottage.
Ali menekan tombol kecil penghubung antara dirinya dan Laura, tak berapa lama jam tangan canggih yang memang didesain khusus untuk transaksi besar di Bandung, sudah menangkap sinyal dari Laura.
“Sari Ater, tepatnya di Sunan Suite. Gue baru sampai sekitar sepuluh menit yang lalu. Jangan bergerak sebelum gue memberi aba-aba. Ingat itu!!!”
“Bronze, kacamata lo!!! Gue kesulitasn mendapat gambar visualnya!!!”
“Sudah gue bilang tunggu aba-aba dari gue, lo jangan gegabah. Tunggu info gue selanjutnya!!!” Sebelum Ronald dan Zayn memergokinya, Ali sudah mematikan sambungan GPS antara dirinya dengan Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love Incident (A.L.I)
Fiksi Penggemar17++ Sebuah tempat tersembunyi dalam gedung tua yang sudah lama tidak dipakai di pusat kota Jakarta menjadi tempat persembunyian sekaligus kediaman pria berusia 29 tahun bernama Ali, keberuntungan yang selalu di pihaknya menjadikan dia seorang age...