TIRAAA...

32 2 0
                                    


1minggu berlalu begitu cepat setelah kejadian itu. Napsu makan Tira menghilang, semangat Tira menghilang, Iya kembali menjadi Tira 3tahun lalu saat Aldy baru saja meninggalkannya. Tak ada yang berani mengganggunya, Tira hanya mengurung dirinya dikamar, ijin tidak kerja dengan beralasan sakit.

​Ia masih duduk dipojok kamar, matanya sayu, rambutnya terurai berantakan, pipinya sembab, dipeluknya kedua kakinya dengan tangannya.
1minggu ini Ia tidak berhubungan dengan siapa-siapa selain orang tuanya yang mulai khawatir dengan keadaan Tira, Ia mematikan ponselnya dan melarang siapa saja untuk menjenguknya.

Kedatangan Aldy malah membuat hidupnya semakin berantakan, antara cinta, benci, rasa rindu yang teramat dalam dan kecewa yang membuat sesak setiap kali Ia mencoba bernafas. Ia tidak bisa menguraikan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kegundahan hatinya

Ibu Tira masuk kekamarnya, hatinya perih melihat puteri semata wayangnya yang biasanya ceria, rajin, kuat dan suka bekerja keras tiba-tiba kembali depresi seperti dulu, seakan tidak ada kehidupan yang lebih baik dikedepannya, tapi apalah daya mereka berdua tidak sanggup membujuk  Tira pergi ke psikiater untuk mengobati traumanya

Air mata Ibu Tira meleleh deras, dibelakangnya ada Ayah Tira yang ikut merasakan hal yang sama

"tiraa... kamu dari kemarin belom makan nak, makan dulu ya sayaang" bujuk Ibu

Tira tetap terdiam memeluk kedua lututnya.
Tira sulit diajak bicara, Ibunya Tira sudah kehabisan Ide untuk membujuk Tira makan atau bertanya tentang hal apa yang sebenarnya telah terjadi dengan Tira, seperti 3tahun yang lalu, Tira juga mengalami hal semacam ini, Ibunda Tira beranggapan bahwa ini pasti karena Aldy.

​Perlahan kedua orang Tua Tira menutup pintu kamarnya, mengambil telefon untuk menelfon Gwen, mungkin kedatangan Gwen bisa membuat Tira lebih baik

​​​​​.                                      ******

​Gwen merasa jiwanya sepi, 1minggu ini sejak Ia mulai dekat dengan Yovi Aldy menghilang begitu saja, tak ada kabar, tidak bisa Ia temui dan nomor ponselnya tidak dapat dihubungi

"Aldy lagi fokus ngerjain tugas akhir, mungkin dia nggak mau diganggu" ujar Yovi saat Gwen berkali-kali menanyakannya

"dimana? Anterin gue kerumahnya yuk" rengek Gwen

Yovi sedikit kesal karena Gwen terus menerus membahas Aldy

"eh fuzy, ini kan lagi ngerjain tugas, bahas tugasnya dulu abis itu bahas tuh playboy"  Anggun yang sedang asik mengerjakan tugas dikosan Gwen ikut ambil andil

"apaan sih Anggun.. Aldy cuma milik gue" tukas Gwen

"gwen gwen.. tuh Yovi hatinya panas" sindir Anggun terkekeh

Raut muka Yovi berubah tiap Gwen terus menerus membicarakan Aldy

"nggak bisa apa yov suruh Aldy aktifin Hpnya? Aku cuman pengen tahu keadaan dia doang"rengek Gwen lagi
Yovi diam saja

​Hari ini kosan Gwen ramai dengan Anggun yang mengajak Gwen mengerjakan soal PTIK bersama, Yovi dan bagas yang juga libur karena hari ini sabtu ikut membantu mereka mengerjakan

Anggun menghela nafas panjang
"Gwen, yovi dari tadi diem aja tuh hatinya panas, lo nggak peka banget" seru Bagas tiduran didepan laptop milik Anggun

"bagas, ini atuh ajarin PTIKnya, masalah mereka biarin aja" ujar Anggun

"emang iya yov panas? Emang gue bawa kompor?" tanya Gwen ke Yovi tanpa dosa

"nih dengerin, lo nyuruh gue hubungin aldy suruh dia aktifin nomornya kan lo tahu sendiri nomornya nggak aktif gue suruh hubungin lewat mana? Trus lo minta gue nganter kerumahnya kan lo tau Aldy diluar kota" mimik muka Yovi menandakan bahwa Ia memang marah besar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang rasa dan angin laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang