Aku? Aku hanyalah gadis SMA biasa yang dilahirkan dan dibesarkan oleh seorang ibu tanpa ayah .
Seorang ibu yang menyusuiku saat aku masih bayi, seorang ibu yang hidup dengan anaknya tanpa suami.
Dia perempuan baik yang pernah aku temui. Perempuan hebat yang selalu menjaga dan mendukung ku. Perempuan tercantik yang pernah ada di muka bumi ini. Dan aku beruntung dilahirkan dari rahimnya.
Aku akan selalu menyayangi ibuku sampai kapanpun, dan akan selalu ada bersama ibuku setiap saat.
Dia selalu dekat denganku, diamanapun itu. Tidak pernah jauh dariku bahkan sedetikpun. Aku selalu memeluknya erat ketika aku tidur, makan, belajar dan sekolah.
Ibuku berada dalam sebuah bingkai poto yang begitu indah, selalu tersenyum setiap hari padaku.
"Ayah!!!! Aku ingin diantar oleh ayah, bolehkan?" Dia saudari tiriku, anak tiri dari ayahku.
Walaupun hanya bergelar anak tiri, dia selalu mendapatkan kasih sayang dari ayah kandungku layaknya dia anak kandung ayahku.
"Sudahlah, kau denganku saja. Ayah kan pergi ke kantor hari ini. Jika dia telat bagaimana?" Dan itu adalah saudara tiri ku, saudara kandung dari saudiri tiri ku tadi.
Mereka selalu bermanja pada ayahnya, pada ayahku pastinya.
Aku bingung, kenapa ayah memaksaku untuk tinggal bersama dengan keluarga barunya jika akhirnya aku tidak pernah diperhatikan sedikitpun olehnya?
Canggung? Apa ayah canggung padaku? Wajar jika ayah merasa canggung, akupun begitu. Karena baru kali ini aku bertemu dengannya.
"Baiklah baiklah, ayah akan antar kalian. Sekarang ayah siap siap dulu, agar langsung bisa ke kantor" jawab ayah dengan sangat ramah.
Aku hanya menyaksikan mereka dari meja makan, tidak ada yang bertanya padaku sama sekali.
Ah tapi tidak, karena ibuku selalu bertanya padaku.
"Lisa-ya, apa kau sudah makan?"
"Kau berangkat dengan siapa?"
"Ibu antar saja yah bagaimana?"
"Kau hati hati lah dijalan, dan belajarlah dengan benar"
Setiap pagi dia selalu mengomeliku dengan sangat luccu, sebelum dia akhirnya meninggal dunia. Sampai saat ini belum dipastikan penyebab ibuku meninggal, karena polisi dan pihak rumah sakit pun belum yakin dengan hasil yang mereka selidiki. Atau mungkin, mereka sengaja tutup mulut perintah 'dia'!
"Non lisa, bibi siapkan bekal yah?" Pinta bibi eun, pembantu rumah tangga
"Apakah tidak apa apa? Aku tidak ingin merepotkan bibi." Larangku
"Tidak apa apa, kau pun tuan rumah yang harus aku layani nona" jawabnya dengan senyum ramah padaku
"Baiklah, terimakasih banyak bi. Jangan lama yah bi, aku tidak ingin dihukum karena terlambat yang disebabkan bibi memberi bekal lama" jelasku dengan kekehan.
Bibi eun hanya tersenyum atas lontaran ku itu . Dan beberapa menit , dia sudah kembali kehadapan ku dengan kotak bekal yang penuh.
Ketika di depan pintu hendak keluar, aku lihat mereka belum juga berangkat.
Hanbin dan Jennie belum berangkat diantar ayah.
"Mma-maaf tante, aku berangkat ke sekolah dulu" pamitku pada istri kedua ayahku , aku hendak menyentuh tangannya, namun dia tepis dengan kasar.
Baru beberapa hari aku tinggal disini, tapi sudah tidak betah.
"Lisa, kau ingin berangkat bersama kami?" Ajak hanbin, saudara tiriku.
Dari semua penghuni rumah, hanya bibi eun dan hanbin saja yang mau bebricara denganku.
Aku dan hanbin memang satu kelas di kelas XI-A dan Jennie di kelas XI-B.
Aku hendak menjawab pertanyaannya, namun suara khas wanita mendahului ku.
"Tidak apa hanbin, kalian pergilah dulu. Lisa biar ibu yang antarkan, sekalian ibu ingin pergi berbelanja" jelasnya
Hanbin menatap ku seakan ingin jawaban langsung dariku.
"Ahh iya, aku dengan ibumu saja. Tidak apa apa, kalian pergilah duluan" lanjutku meyakinkannya
"Baiklah" Jawab hanbin dan mereka mulai melajukan mobilnya, tanpa ayahku menoleh dan bertanya seperti hanbin padaku.
"Eumm.."
"Kau pergilah sendiri, aku mau pergi berbelanja" jawab istri ayahku sebelum aku melanjutkan ucapan ku
Ahh, ternyata dia memang tidak ingin mengantar ku ke sekolah.
"Baiklah, aku berangkat" pamitku dan langsung berlari ke halte bus yang lumayan jauh dari rumah.
Aku berhasil menaiki bus ke sekolah ku
"Lisa?"
"Wahh, jaehyun? Kenapa kau disini? Bukannya kau suka menaiki mobil? Dan, mana rose" Tanyaku pada teman sekelas ku sekaligus sainganku dalam hal belajar. Hehe
Sekedar informasi saja, aku cukup terkenal di sekolah karena kepintaranku yang menjadikanku dekat dengan semua guru bahkan kepala sekolah yang tentu saja semua murid jadi mengenal ku.
"Apa kau pikir ini sepeda motor lisa? Dan rose, dia diantar oleh ayahnya" Jawabnya serius namun diakhiri tawa darinya.
"Kau ini jaehyun, bisa saja"
Kami terus berbicara hingga tidak sadar jika kami sudah berada di halte bus sekolah, dan lima menit lagi bel masuk berbunyi membuat kami harus berlari sekencang mungkin untuk bisa melewati gerbang sekolahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•Maaf, aku banyak banget cerita buat hanlis :) So, tertarik gak? Stoknya banyak banget di note handphone ;)) •Sumbangin vote sama kasih saran atau apa lah :) Terimakasih 🍂