Break 2

19 4 0
                                    

Mendengar ucapan Dedi yang gugup membuat dia kelihat kalau berbohong.
"Kenapa sih bohong segala, udah kelihatan banget tahu, kalau bohong kayak gini kan tambah sakit" gumam aku dalam hati.

"Iihh bohong yaa kamu kok gugup sih jawabnya" cetus aku
"Iihh siapa sih yang bohong, aku kan udah jawab yang penting" kata Dedi sambil menirukan gaya omongku.

"Kalau cuma jawab tapi gak jujur ya bohong namanya" ucap aku sambil kesal
"Udah ah ayo cepat naik, udah sore nih nanti kamu di cari ortumu" jawab Dedi mengalihkan pembicaraan

"Iya-iya aku naik tapi nanti aku chat jawab yang jujur loh" ucap aku sambil naik ke pangkuan sepeda.
"Jawab apa sih, tadi kan aku udah jujur" ucap dedi balik kesal.

Kita berdua pun masih bertengkar saat di perjalanan pulang sampai hampir di rumahku, suasana menjadi canggung dan hening.

"Udah yaa aku langsung pulang" ucap dedi membubarkan keheningan
"Iya udah hati-hati" ucapku lirih

Saat itu pun Dedi langsung menancapkan gassnya dan langsung menghilang tak terlihat lagi dari depan rumahku.
"Kenapa sih kamu berbohong, hiks hiks.. aku udah kasih kepercayaan tapi malah di kecewakan,  sakit tauukk sakit banget" gumam aku dalam hati sambil menangis

Langsung saja aku merogoh hp yang ada di dalam tas dan langsung mengerim pesan ke Dedi.

"Dedi udah sampai rumah belom"

Sambil menunggu balasan dari dia aku ganti baju dan mandi, aku yang udah tidak selera makan lagi karena perbuaatan dia akhirnya memutuskan untuk mandi saja.

Selesai mandi aku langsung menuju kamar dan mendengar hp ku berdering cukup lama, langsung saja aku mengambil hp yang ada di meja belajarku.
Ternyata itu bukan pesan balesan dari Dedi melainkan telfon dari Dedi, langung saja aku angkat telfon itu.

"Hallo" ucapku lirih
"Hmmm aku gak langsung ke rumah, aku masih di rumah teman,gak pp kan" ucap Dedi manja

"Iya terserah kamu, aku cuma mau bilang tapi kamu jawab yang jujur" ucap aku sambil menahan tangis
"Iya apa ngomong aja" ucap Dedi nada penasaran

"Kamu tadi nganter cewek pulang kan?" Ucapku sambil menahan tangis
"Iya itu temenku, katanya gak ada yang jemput pulang" ucap Dedi santai

"Tapi kenapa kamu gak bilang dari tadi aja, kenapa harus bohong sih tadi" ucapku sambil nangis yang tak tertahankan
"Gak penting" cetus Dedi singkat

Dedi dari dulu selalu membohongiku, entah itu masalah apa saja, tidak pernah menjawab jujur. Aku dulu balikan sama Dedi karena dia berjanji kepadaku tidak akan berbohong dan tidak akan mengikuti kumpulan-kumpulan yang gak jelas itu. Karena dari kumpulan-kumpulan itu Dedi sering menggoda cewek-cewek di situ dimintai nomer dia satu persatu dan anehnya Dedi menyimpan nomer cewek-cewek itu bukan namanya yang di tulis tapi nama teman-teman cowoknya. Aku mengetahui itu karena cewek itu mengirim pesan dengan nada mesra dan itu kok pas di namakan Diky. Langsung saja aku tanyakan Diky ternyata benar itu bukan nomernya Diky.

"Oh jadi gak penting ya jujur itu buat kamu?" Ucapku sambil nangis
"Udah ah capek aku sama kamu" sahut dedi nada kesal

"Kamu aja capek sama aku yang udah buat aku nangis , apalagi aku yang selalu kamu bohongi" ucapku tidak mau kalah
"Iya tapi kan dulu" ucap dedi gak mau kalah juga

"Hah dulu, baru tadi kamu bohongi aku kata kamu dulu" ucapku sambil mengusap air mata
"Yaudah apa mau kamu sekarang ?" Ucap dedi santai

Aku dengar Dedi yang tambah bilang kayak gitu hatiku terasa tambah sakit,
"Kenapa gak mau menyelesaikan masalahnya, kenapa harus menghindar dari masalah itu" kataku dalam hati

♡♡♡

Maaf yaa bahasanya kurang baku, maaf masih pemula. Masih butuh banyak lagi pengetahuan.

Cinta 2 KotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang