026.

7.8K 1.2K 5
                                    

jaemin tidak muncul samasekali setelah panggilan menuju ruang kepala sekolah. jeno sampai tidak fokus menyimak penjelasan gurunya mengenai perbedaan reaksi adisi dan substitusi, berdampak pada kuis di akhir pembelajaran. rantai karbon tunggal saja salah menamai. akibatnya, telur bebek besar menghiasi lembar kertas kuis.

jam pulang sekolah, jeno menenteng tasnya sambil mengitari seisi sekolah. ia menemukan jaemin meringkuk di sudut lapangan sekolah. angin sore hari menyapu surai legamnya, membingkai figur idealnya. jeno tanpa sadar tersipu, ragu-ragu hendak menepuk bahu.

"hei."

jaemin menengok. bagian putih dari bola matanya berubah kemerahan, disertai airmata mengering di permukaan pipi. ia terlihat kacau.

"kau ...." jeno kehabisan kata-kata. "kenapa? ada masalah apa?"

suara jaemin bergetar. "bukan urusanmu."

"begitu." jeno manggut-manggut. "tidak apa-apa kalau kau tak mau bercerita. ini, kubawakan tasmu."

jaemin buru-buru menyambar tas yang diulurkan kepadanya. tanpa mengucap terima kasih, langkah kakinya semakin cepat. ia berlari meninggalkan jeno sendiri, sedangkan yang ditinggal menggigit bibir. padahal berniat menghibur, namun keberanian tak kunjung keluar. ah, pengecut sekali.

PINAFORE / NOMIN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang