029.

8.2K 1.3K 12
                                    

hangat sinar mentari berpadu dengan rimbunnya pepohonan. dedaunan menghijau berkat perubahan cuaca. langitnya pun cerah, dilengkapi awan menggantung yang bergeser pelan-pelan sesuai arah mata angin.

ah, cuacanya benar-benar pas untuk tidur siang, batin jeno selagi mengetik tugas. ia bersandar pada kursi taman, menahan keluhan dalam hati karena yang dikerjakan tak berkesudahan.

tiga puluh menit kemudian, jeno angkat tangan. ia menutup laptop, lalu menikmati semilir angin menyapu helai-helai rambut. kelopak matanya sampai terpejam. sekelebat bayangan terpatri begitu jelas. tawa renyah seorang pemuda mengalir lembut, ditangkap oleh daun telinga dan jeno merinduㅡjuga familier. siapakah gerangan yang terkekeh layaknya eksistensi masa lalu?

sebab tiga tahun terlewati sia-sia. hambar tercecap di pucuk lidah, getir kehidupan menempa jeno sebaik mungkin. tanpa jaemin, tanpa orangtua (harusnya jeno bersyukur, ia akhirnya sungguhan lepas dari tali kekang keduanya). wajar kalau jeno terkadang merasa sepi, lumrah apabila lelaki itu menjalin hubungan denganㅡsepuluh? dua puluh gadis? dan kesemuanya cuma merekat sesaat di ingatannya, tak lebih. lain lagi dengan jaemin yang pernah dibencinya sepenuh hati, yang pernah dikecup bibirnya tanpa kecambah rasa, yang sampai saat iniㅡjeno enggan melupa, sekali pun.

PINAFORE / NOMIN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang