Part 3. Di hukum

2.8K 80 3
                                    

Itu yang di mulmed cover My teachers is My HUSBAND  gaes.

Jam pelajaran pertama baru saja dimulai dan karena hari ini tidak ada satupun pelajaran yang Putra sukai,jadi cowok itu memutuskan untuk langsung meninggalkan kelasnya sebelum guru ampel datang. Tujuannya tak lain adalah warung Mang Pur yang berada di belakang gedung sekolah tepatnya berdekatan dengan gudang.

Emosi Putra masih normal normal saja sebelumnya,tapi setelah ia melihat keempat cowok yang duduk di tempat favoritnya emosi Putra langsung tida normal seperti tadi

"Itu tempat gue,buruan kalian pergi."
Sontak cowok tersebut menoleh ke sumber suara. Sejurus kemudian mereka berempat langsung beranjak pergi memilih tempat yang lain.

"Mang biasa ya." teriaknya

"Siapp."

                              😴😴

Bi koneng baru saja pulang dari warung setelah membeli gula karena persediaan dirumah sudah habis. Setelah meletakan di dapur,Bi koneng lantas menuju lantai 2 untuk mengambil pakaian kotor dari kamar Mely.

"Loh Non Mel kok masih tidur? Bukannya sekolah ya?" heran Bi Koneng melihat anak majikannya masih tertidur di atas kasur dengan selimut yang tebal

Bi Koneng mendekati Melly lalu menepuk pipi tembem cewek itu dengan pelan.

"Non Mel bangun Non udah siang." Bi Koneng mengeluarkan suaranya.

Tak mau ambil pusing karena anak majikannya yang tak kunjung bangun. Bi Koneng menarik selimut yang melilit di tubuh Melly.

"Non Mel bangun udah siang! Non udah terlambat ke sekolah!" serunya sedikit teriak.

Kesadaran Melly mulai terkumpul dan perlahan membuka matanya.

"Eh Bibi sekarang  jam berapa?" tanyanya

"Sudah jam 7 lebih 5 menit."
Melly yang mendengar jawaban dari asisten rumahnya langsung melebarkan matanya dan panik karena sudah terlambat ke sekolah.

"Kok Bunda nggak bangunin Melly sih?!" teriaknya

"Aduh Non kan kemarin malam udah diberitahu kalau kedua orangtua non juga Den Raka pergi ke rumah Eyang." Sedangkan Melly menepuk jidatnya karena ia lupa mengatur alarm.


👻👻👻

Putra berdiri jengah tepat di depan tiang bendera. Tangan kanan cowok itu sudah dalam posisi hormat,sehingga luka yang di siku terasa perih karena belum kering. Sesekali tangan kiri Putra yang bebas mengusap keringat di sekitar dahinya.

Dalam hati cowok yang bertubuh jangkung itu merutuki ulahnya karena terpancing untuk berkelahi di pagi hari.
Hanya saja ia tak suka kepada teman teman Galih yang beraninya main keroyokan. Bagi putra itu tidak gentle!

Dan sialnya perkelahian tersebut ketahuan oleh Pak Rangga yang kebetulan lewat di area gudang bersama penjaga sekolah. Bukan hanya membuahkan point merah bagi putra dan teman teman Galuh. Semuanya dihukum Galih dkk dihukum mengambil sampah yang ada di area sekolah sedangkan Putra hormat didepan tiang bendera.

"Kamu ini! Anak perempuan kok pemalas! mau jadi apa kamu nanti? Sekolah aja berangkatnya terlambat. Tidur jangan malam malam biar bisa bangun pagi dan tidak terlambat lagi!"

Sontak Putra menoleh ke sumber suara. Ketika Bu ida tiba tiba datang bersama perempuan yang tak asing baginya. Sementara Melly belum menyadari keberadaan cowok yang Melly benci berada di sebelahnya. Karena Melly masih fokus terhadap Bu ida yang terus mengoceh.

"Sekarang hormat ke tiang bendera sampai jam istirahat nanti."

"Iya bu" Bu ida yang mendengar jawaban Melly langsung beranjak begitu juga.

Putra mencoba untuk tidak bersuara dan ia bahkan sempat menahan nafasnya agar keberadaannya tidak di sadari oleh Melly.

Merasa ada aura kehidupan disampingnya Melly menoleh ke samping kiri, ia terkejut ketika melihat Putra sedang melakukan hal yang sama dengannya. Sejak kapan pria gila itu ada disini juga? Batin Melly bertanya tanya.

"Pria gila! Kenapa lo disini?!"

Begitu suara cempreng itu terdengar di telinganya Putra hanya menghela napasnya pasrah.

"Heh! Berisik lo!"

"Bodo amat ini mulut mulut gua jadi terserah gua dong."

"Terserah."

Melly mencibikan bibirnya kesal terhadap pria gila yang ada disampingnya,saat Melly menoleh ke samping ia terkejut melihat siku pria gila itu terluka dan masih berdarah.

"Sini siku lo." ucapnya hendak menarik siku Putra berniat untuk membersihkan lukanya namun Putra malah menepis tangan Melly.

"Nggak usah." ucapnya datar

Melly tak mau kalah ia langsung menarik sikunya Putra dan langsung mengambil tisue basah untuk membersihkan lukanya di siku Putra. Sebenarnya Putra akan menepisnya kembali namun ia urungkan karena melihat Melly membersihkan lukanya dengan telaten.

"Kenapa bisa berdarah?" tanya Melly

"Tadi jatuh terus kena pecahan kaca." Entah apa alasannya Putra berbohong kepada Melly.

"Terus kenapa dihukum?" tanya Melly lagi

"Kaya wartawan lo, banyak tanya." cibir Putra

Melly mencibirkan bibirnya. "Udah selesai. Gua pergi duluan." Lalu beranjak begitu saja meninggalkan Putra sendirian.

Adik Raka ternyata lucu
  



Halo halo haloooooo!!!! BJC Is Back!!!!!
Jangan lupa tinggalkan jejak oke gaes!!!

Dan saya ingin promot cerita saya yang satu lagi berjudul
MY TEACHER IS MY HUSBAND

Covernya bisa dilihat di atas yaaa

Syukron❤

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang