"Setiap manusia pasti mempunyai privasi masing-masing. Ingat jaga sikapmu!."
🍁🍁🍁
Melly duduk di balkon kamarnya. Ia menukuk lututnya dan mengusap dengan telapak tangannya. Ia menatap sendu ke arah bulan yang menampakan cahayanya malu malu sehingga tak bersinar terang seperti hari biasanya.
"Gue kecewa sama lo..."
Tak terasa air mata menetes dari pelupuk matanya. Tetapi ia membiarkan saja air matanya lolos setelah ia tahan beberapa menit lalu. Ia masih berlarut dalam pikirannya.
Melly menatap ke arah bulan yang tak begitu bersinar tak seperti biasanya.
"Lo harusnya ngertiin gue Putra."
"Gue ngilang karena sedang berjuang agar bisa hidup lebih lama lagi."
"Gue engga sempurna buat lo, malahan lo yang terlalu sempurna buat gue Putra."
"Gue kecewa sama lo Putra, lo seenaknya bilang gue kaya jailangkung akhh dasar brengsek."
Sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan dan mendengar semua keluh kesah yang Melly ucapkan. Orang itu adalah Raka abangnya Melly.
Raka menatap sendu ke arah adik tersayangnya yang sedang menangis. Ia paling benci melihat adik tersayangnya mengeluarkan air mata seakan ia gagal menjaga adiknya.
"Brengsek lo Putra." desisnya sambil mengepalkan tangannya
Raka berjalan keluar dari kamar Melly dan menaruh makanan di atas nakas meja. Sebenarnya Raka berniat mengantarkan makanan kepada adiknya tetapi saat hendak mengetuk pintu ia samar samar mendengar ucapan adiknya tersebut dan untungnya pintu tersebut tidak di kunci jadi ia langsung memasuki kamar adiknya.
Raka mengambil jaket kulit hitamnya dan kunci motornya. Ia menjalankan motor ninjanya keluar dari perkarangan rumahnya. Ia akan menuju ke suatu tempat untuk melakukan sesuatu hal.
Hanya butuh waktu lima belas menit Raka sampai ke tempat tujuannya. Ia langsung memasuki tempat tersebut, tempat yang penuh dengan manusia sedang menari di iringi dengan musik DJ.
Good job. Akhirnya ia menemukan orang yang ia cari sedang duduk ditemani dengan teman-temannya sambil memainkan handphone nya. Ia langsung berjalan ke arah orang yang ia cari. Tanpa permisi ia langsung menghajarnya.
BUGH
BUGH
BUGH
Tubuh Putra tersungkur kelantai, ia meringis sambil mengusap darah yang keluar dari hidungnya akibat dari pukulan tiba-tiba Raka. Sehingga Putra tak ada kesempatan untuk melawan.
"Lo kenapa tiba-tiba mukul gue brengsek." Putra menatap Raka tajam
"Itu pembalasan karena lo sudah membuat adek gue nangis hah dasar banci." ucapnya seraya merapikan jaket kulit hitamnya
"Itu salah adek lo sendiri bego, gue khawatirin dia selama beberapa hari tapi setelah dia datang yang gue dapat apa? Gue engga tau alasan dia ngilang selama beberapa hari itu apa dan dia seenaknya ngilang lalu datang kaya jailangkung." ucap Putra mengeluarkan segala unek-unek nya kepada Raka
"Lo yang bego brengsek adek gue ngilang karena dia sedang berjuang agar hidupnya lebih lama lagi. Sekali lagi gue liat adek gue nangis gara-gara lo gue akan habisin lo."
Raka pergi meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Putra sedang berusaha berdiri di bantu dengan teman-temannya.
"Gue cabut dulu." pamit Putra kepada teman-temannya
Putra menuju mobilnya dengan tertatih dan merasakan bau amis di area hidungnya. Setelah sampai ia langsung masuk ke dalam mobilnya dan memikirkan setiap kata yang di ucapkan oleh Raka.
"Berjuang agar hidupnya lebih lama? Hah maksudnya apa coba emang Melly sedang sekarat dasar adek sama abang sama-sama engga jelas." kesal Putra
Putra menjalankan mobilnya menuju Rumah Sakit milik keluarganya bukannya ia lemah tetapi kalau pulang-pulang muka babak belur kayak gini belum di obati bisa-bisa Ibu Negara nyerocos sampai besok.
Ia berjalan di lorong rumah sakit saat ia akan berbelok arah, ia melihat seseorang yang sangat ia kenal.
"Raka? Siapa perempuan yang diatas brankar?. " batinnya bertanya
Putra memilih melanjutkan tujuannya ke ruangan dokter pribadi keluarganya, juga dokter tersebut termasuk sepupunya yang dari Bandung.
"Kali ini siapa yang mukulin lo bang?." tanya Kenzi yang jengah melihat abang sepupunya kalau datang kesini selalu mukanya babak belur.
"Kepo lo, udah buruan obatin dulu gue mau pulang nanti ibu negara marah besar kalo gue pulang telat."
"Udah sono pulang ganggu istirahat gue aja lo bang." usirnya kepada Putra
"Thanks, jangan sok sibuk dan jangan lupa minggu depan kumpul keluarga." ujarnya lalu meninggalkan ruangan tersebut
Sedangkan di tempat yang sama namun di ruangan yang berbeda, seorang gadis tergletak lemah di atas brankar dengan di pasangi alat-alat untuk penunjang hidupnya.
"Abang mohon buka mata lo Mell, Abang bakalan habisin dia kalau lo engga mau buka mata lo."
Raka sangat terkejut saat dia pulang di suguhkan dengan keadaan Melly yang tergeletak di kamarnya dan di tambah darah yang keluar dari hidungnya.
Raka tak berani mengabari orang tuanya yang sedang di luar negeri tengah mengurus pekerjaannya. Ia memilih duduk sambil menggenggam tangan Melly.
Putra memilih singgah di kantin Rumah Sakit dan secara tak sengaja ia melihat Raka menggenggam tangan perempuan yang sedang berbaring di brankar dengan alat penunjang hidupnya. Ia mangamati si perempuan tersebut terlihat sangat familiar.
"Kok kaya Melly?". Batinnya bertanya
Betapa terkejutnya Raka melihat Putra yang sedang mengamatinya dari luar. Ia langsung bergegas keluar dan tak lupa ia menutup tirai supaya wajah Melly tak terlihat oleh Putra.
"Ngapain lo disini?." tanya Raka ketus
"Siapa perempuan yang di dalam? Kok kelihatan engga asing apa gue kenal sama perempuan itu?." bukannya menjawab pertanyaan Raka, Putra justru balik bertanya kepada Raka.
"Lo engga perlu tau siapa dia. Ingat setiap manusia punya privasi jadi tolong jaga sikap ke kepoannya!." Raka langsung meninggalkan Putra yang sedang melamun. Ia memilih memasuki ruang inap yang sedang di tempati oleh Melly dan menutup semua tirainya.
"Pasti ada yang lo sembunyiin dari gue"
Setibanya di rumah Putra langsung rebahan di atas kasur empuknya, ia jadi kepikiran dengan perkataan Raka yang mengatakan Melly sedang berjuang dengan hidupnya.
"Aishhh bikin pusing aja mikirin yang belum pasti. Mending tidur aja." ucapnya kepada diri sendiri
"Selamat malam Melly semoga kita jadi akur lagi." ujar Putra sebelum memejamkan matanya.
Assalamualaikum semuanya, makasih banget yang masih setia nungguin saya update cerita awakard saya ini. Dan jangan lupa kalo ada saran bisa langsung komentar ajaaa.
Jangan lupa klik 🌟🌟🌟 biar tambah semangat sayaaa hehehe
Jangan lupa follow instagram saya
@lalissaaaa_
@alisaaas0Khamsahamnida❣
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta
Genç KurguKisah tentang dua insan yang tadinya benci lambat laun perasaan benci itu menjadi "CINTA"