Malam hari yang begitu cerah dengan langit yang dipenuhi dengan jutaan bintang gemerlapan,bulan yang menampakkan sinarnya yang sangat terang dan semilir angin yang menusuk kulit.
Melly menggosokkan kedua tangannya yang kaku akibat angin dingin yang berhembus menerpa kulitnya.
Ia mendengus kesal, pasalnya saat ini ia sedang berjalan kaki untuk pergi ke supermarket yang tidak jauh jauh amat dengan rumahnya. Melly merengut kesal mengingat kejadian dirumah yang mengakibatkan dirinya harus ke supermarket.
~Flashback~
"Yeayy kurcaciku kalah hore hore hore."
"Kurcaci kalah kurcaci kalah kurcaci harus berjalan kaki untuk pergi ke supermarket." teriak Raka dengan bahagia karena bisa memenangkan permainan uno
"Aduh abangku yang amat jelek kasihanilah kurcacimu ini." ujar Melly sambil menangkupkan tangannya
"Eitsss tak bisa tak bisa ingat kurcaciku tentang kesepakatan kita kalo yang kalah harus ke supermarket."
"Dasar abang terjelek sedunia." teriak Melly murka
~Flashback end~
Melly telah sampai ketempat tujuannya dengan berjalan kaki menuju supermarket hanya memakan waktu kurang lebih tujuh menit. Ia langsung membuka pintu dan melangkah masuk, memilih beberapa snack dan buah buahan untuk stok dirumah.
" Tinggal...oh es krim dan coklat." Melly mulai berjalan dengan mendorong troly belanjaannya. Saat Melly hendak berbelok trolynya menubruk seseoranh yang ikut muncul di belokkan.
BRUKK
Trolynya menabrak seorang cowok mengakibatkan beberapa barang yang di tangan pria tersebut terjatuh.
"Astaga! Ternyata elu manusia purba dasar kalo jalan hati hati masa ada troly engga liat." ucap Melly lalu berjalan santau meninggalkan Putra
"Woyy Kecebong tanggung jawab napa malah langsung kabur." kesal Putra
Melly menunggu belanjaannya yang sedang ditotal dikasir, ia sedikit cemas karena belanjaannya begitu banyak sedangkan uang yang dibawa hanya dua ratus ribu.
"Totalnya jadi lima ratus ribu."
DAMN
Sesuai dengan dugaannya, total belanjaannya tidak sesuai dengan uang yang ia bawa. Ia merutuki dirinya yang tidak membawa uang lebih. Oh tidak salahkan Bang Raka yang memberikan uang dua ratus ribu sudah tau kurcacinya kalo suruh belanjaan sering khilaf matanya.
"Hmmm...kalo dikur.."
"Tolong digabung."
Belum sempat Melly menyelesaikan kalimatnya sebuah suara yang sangat familiar memotong pembicaraannya. Lalu menyodorkan kartu ATMnya berwarna gold.
"Ini belanjaan elo kecebong." ujar putra sambil menyerahkan belanjaannya Melly
"Besok uangnya gua ganti."
"Santai aja kali kayak sama siapa aja, udah jangan diganti gua ikhlas."
"Yaudah, Thanks ya."
"Oke, gua balik dulu udah ditunggu oma dirumah elo hati hati dijalan." ucapnya sambil mengelus puncak kepala Melly
Melly kaget dengan perlakuan yang di lakukan Putra. Ia langsung berjalan menuju rumah dengan perasaan yang tak karuan.
"Ada apa dengan diriku? kenapa berdebar debar saat didekat Putra?."
🌟Jangan lupa kasih vote🌟
Thanks buat yang udah setia membaca cerita awkrad saya wkwkwk
Dan saya mau tanya kepada kalian semua saya ada niat mau buat cerita baru lagi dengan judul " SARANGHAE OPPA" kira kira ada yang tertarik engga yak?
D
an jangan lupa baca juga cerita saya " My Teacher Is My Husband"
Terimakasih♡
Selamat menunaikan ibadah puasa semoga lancar sampai selesai🙏
Seoul, 12 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta
Teen FictionKisah tentang dua insan yang tadinya benci lambat laun perasaan benci itu menjadi "CINTA"