Part 38: See You Again

1.1K 154 26
                                    

"Hai bro! Tumben cepat?" Jimin langsung memukul lengan berotot Jungkook dengan keras

"Biasanya kan dosen dulu yang datang baru dia nongol," sahut Hoseok

"Apaan sih? Aku telat salah, datang cepat juga salah." Dengus Jungkook

Hoseok dan Jimin langsung merangkul namja itu seraya mengacak-acak rambutnya, "Waah, Jungkook kita sekarang mengalami peningkatan sejak berpacaran dengan Sohyun!"

"Aku belum berpacaran dengannya. Dia aja gak peka! Padahal kurang jelas apa aku menunjukkan perasaanku dengannya?" gerutu Jungkook sepanjang koridor kampus

"Hei! Kau kira dia itu dukun yang bisa tau bagaimana perasaanmu terhadapnya tanpa kau beritahu!" omel Jimin

"Alah, macam si bantet udah punya pernah nembak cewek aja! Mana ada cewek yang mau dengan pria berotak kotor sepertimu!"

Cemoohan Hoseok langsung dibalas dengan pukulan tas Jimin

"Tentu saja aku pernah. Aku bahkan udah jadian sama Kim Saeron." Ujarnya sambil senyum-senyum,

"APA?! SEJAK KAPAN?!" teriak Jungkook dan Hoseok serentak

Flashback

"Yakin gak mau ke rumah sakit?" tawar Jimin

Setelah kejadian di kampus tadi, Jimin memutuskan untuk mengantar Saeron pulang. Ia takut terjadi apa-apa pada gadis itu terlebih lagi kakinya sedang sakit. Sementara mobil Saeron telah dibawa oleh orang suruhannya

"Gak usah," tolaknya halus

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Jimin melihat gadis itu sekilas

"Silahkan,"

Jimin berdehem, "Ng...apa kau masih menyukai si gi- ah maksudku Jeon Jungkook?"

Gadis itu membisu, membuat Jimin merasa menanyakan hal yang salah

Tentu saja tidak gampang untuk move on dari idola kampus seperti Jungkook

"Maaf kalau aku menanyakan hal yang terlalu sensitif. Jika kau tidak mau menjawabnya juga tidak apa-apa." Jimin kembali fokus ke jalan

"Tentu saja tidak! Jungkook itu lebih cocok dengan Sohyun." Ia menghela nafasnya, "Lagipula aku lelah menjalani cinta sepihak. Dari awal aku tahu dia tidak menyukaiku, namun demi harga diriku yang menembaknya di depan umum membuat dia tetap menerimaku. Dia sangat baik."

"APA?! KAU YANG MENEMBAKNYA?! Wah, saat itu sepertinya aku sedang tidak masuk kuliah." Suara keras Jimin membuat Saeron menutup telinganya

Saeron mengangguk, "Aku bodoh kan?" kekehnya

"Ani, orang yang berani mengungkapkan perasaannya bukanlah orang bodoh." Balas Jimin

"Iya, kau benar. Daripada disimpan sendiri itu lebih menyakitkan. Biarkan saja mereka tau, urusan diterima atau ditolak itu belakangan. Siapa bilang mencintai dalam diam itu enak?" gadis itu tertawa, "Mungkin bagi sebagian orang aku itu cewek tidak tau malu, menembak laki-laki terlebih dulu. Tapi dia kan bukan dukun, yang bisa tau isi hati kita tanpa kita beritahu."

Jimin ikut tertawa, "Iya, kau benar."

Gadis itu menoleh, "Kau sendiri? Apa ada gadis yang kau suka?"

Jimin mengangguk

"Wah dia pasti beruntung. Aku mendengar dari banyak orang kalau kau itu rajin dan juga ramah. Bahkan aku udah melihatnya sendiri. Kau tidak kalah keren dari Jungkook yang menyebalkan itu!"

Tears (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang