PERNIKAHAN

5.3K 578 108
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

“Woojin hyung, kita mau kemana?” Felix mengikuti langkah lebar Woojin di belakangnya, sedikit tertinggal.

“Hm.. nanti juga kau akan tau. Tapi aku bisa pastikan kau akan suka” Woojin tersenyum dibalik masker yang menutupi sebagian wajahnya.

“Hm? Kau sedang tidak menculik ku kan hyung?!” selidik Felix yang kini berhasil berjalan mundur menghadap Woojin.

“Untuk apa juga aku menculik anak jelek seperti mu, bocah?”

“Ish! Awas saja jika kau macam-macam!”

“Sudahlah. Ayo cepat. Kita akan terlambat” Woojin membalik badan Felix lalu menarik tangan kurus Felix untuk berjalan lebih cepat.

“Ish, sebenarnya kita akan kemana sih?!”

***
**
*

“Astaga! Felix?”

Seorang wanita cantik yang berumur tak jauh beda dengan ibunya, memeluk Felix dengan sayang.

“Oh, bibi?” Felix membalas pelukan ibu Woojin.

“Maaf aku terlambat ibu? Anak ini berjalan lamban seperti siput” ucap Woojin dibelakang Felix.

Ia tersenyum senang melihat ke akraban antara ibunya dan lelaki yang dicintainya.

“Ish! Habisnya kau tidak memberi tahu ku dulu jika kita akan bertemu ibu mu. Tahu beginikan aku membawa buah tangan dulu tadi” sungut Felix. Bibirnya mengerucut lucu dengan kaki yang menghentak kesal.

Ibu Woojin tersenyum gemas melihat tingkah lucu Felix. Tangan cantiknya mengelus rambut lembut Felix dengan sayang.

“Sudah lah sayang, kau datang saja bibi sudah sangat senang. Bagaimana kabar mu? Kau sehat kan sayang?”

“Sehat bibi. Maaf kan aku tak membawa oleh-oleh untuk mu” sesal Felix.

“Tak perlu sayang. Kehadiran mu sudah lebih dari cukup. Ayo kita masuk. Ayah Woojin pasti juga akan sangat senang melihat mu” ajak Ibu Woojin.

“Ibu, aku akan berganti pakaian dulu” ucap Woojin.

“Baiklah, kalau sudah selesai sapa sepupu mu dulu ya diruang tunggu pengantin”

“Baik ibu. Aku titip Felix dulu ya”

“Kau tak perlu khawatir. Aku akan menjaganya dengan baik. Ayo Felix” ajak ibu Woojin.

“Ah, iya ibu”

***
**
*

“Felix? Astaga! Aku pikir aku hanya berhalusinasi!” ucap lelaki berbadan tegap dengan setelan jas nya.

Ayah Woojin. Lelaki paruh baya itu memeluk tubuh Felix sayang. Ia sangat merindukan teman satu grup anaknya itu yang sudah pernah di temuina beberapa kali.

“Apa kabar paman?” sapa Felix hangat.

Felix membalas pelukan ayah Woojin yang terasa seperti pelukan ayahnya sendiri. Felix jadi merindukan ayahnya.

“Baik. Semakin baik saat melihatmu anak tampan. Astaga, aku sangat merindukan mu!” Ayah Woojin mengusap surai pink Felix dengan sayang.

“Hehe, aku juga merindukan paman dan bibi”

“Ah, mana Woojin?” tanya ayah Woojin yang tak menemukan anak lelaki kebanggaan nya bersama Felix.

“Dia sedang berganti pakaian Yeobo” jawab Ibu Woojin yang tengah tersenyum senang melihat interaksi Felix dengan suaminya.

“Ah, begitu. Sudahlah, ayo kita masuk, acara akan segera dimulai” ajak ayah Woojin, merangkul bahu Felix.

“Ayo, Lixie” ajak Ibu Woojin, menggandeng tangan kecil Felix.

“Baik paman, bibi” Felix terharu dibuatnya. Ia jadi merasa sedang ditengah keluarganya sendiri.

***
**
*

“Aku tidak tahu jika kau akan terlihat tampan dengan tuxedo putih hyung” ucap Felix tulus diikuti senyum lebarnya.

“Apakah aneh?” tanya Woojin.

“Tidak kok. Kau terlihat semakin tampan” Felix mengacungkan kedua ibu jarinya dengan senyum lucu.

“Ey, jangan berbohong!”

“Aku serius kok”

“Hm, berapa tahun lagi ya kita akan seperti mereka?” Woojin melihat kedua sepupunya juga istrinya yang tertawa senang saat proses tradisi pernikahan.

“Mereka terlihat bahagia. Aku jadi penasaran bagaimana rasanya menikahi orang yang ku cintai” ucap Felix yang juga tengah menatap kedua mempelai dengantatapan iri juga sendu.

“Kau ingin pernikahan seperti apa?” tanya Woojin mengalihkan pembicaraan saat ia melihat raut sedih dimata kesayangannya.

“Hm, bukan pernikahan mewah. Aku ingin pernikahan yang hangat dan sederhana di tempat yang indah” Felix tersenyum manis.

Hening. Woojin tengah menikmati seyum indah Felix disampingnya. Sedangkan Felix masih tenggelam dengan bayangan pernikahan impiannya.

“Em, apa kau sudah makan?” tanya Woojin setelah beberapa saat kemudian.

“Belum. Aku menunggu mu”

“Untuk apa kau menunggu ku. Makan lah jika kau sudah lapar Lixie. Ayo kita duduk di sebelah ayah ibu ku”

“Apa tidak sebaiknya aku duduk di meja tamu saja? Itu kan meja khusus keluarga”ucap Felix ragu.

“Kau keluarga. Ayo!” Woojin menggenggam lembut tangan kecil Felix yang terasa pas ditangannya.

***
**
*

“Ahh, akhirnya sampai dirumah” Woojin menghempaskan badan lelahnya di sofa ruang tengah.

“Jangan langsung tidur hyung. Mandi lah dulu dengan air hangat”

“Iya. Kau duluan saja Lixie”

“Iya hyung”

“Lixie” ucap Woojin saat Felix hampir pergi ke kamar mereka.

“Hm?”

“Aku senang kau datang ke acara pernikahan sepupu ku hari ini bersama ku. Terimakasih” ucap tulus Woojin.

“Aku yang harusnya yang berterimakasih hyung. Aku banyak makan enak hari ini” ucap Felix dengan senyum cantiknya.

“Aku senang jika kau senang”

“Kalau begitu, aku ke kamar ku duluan ya hyung” pamit Felix.

“Iya. Masuklah”

“Iya hyung”

Woojin menatap punggung kecil Felix sampai menghilang dibalik pintu. Ia menatap sendu pintukamarnya, lalu matanya menatap pintu kamar disebelahnya yang tertutup. Kamar bang Chan dan Changbin.

Kemarin malam, ia tak sengaja mendengar pembicaraan Felix dan Changbin. Hatinya sakit saat mendengar ucapan demi ucapan Felix. Ia tahu seberapa dalam luka yang Felix pendam sendiri.

Tetaplah tersenyum Felix. Aku berjanji akan membuat mu bahagia.

***
**
*

*Fin*

Felix! Felix?! {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang