SYARAT

3.9K 479 92
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

“A..Astaga! Changbin hyung!” Felix membelalakkan matanya tak percaya saat tepat dihadapannya Changbin berdiri menahan pinggangnya dengan baju dan rambutnya yang sudah basah.

“Kau tak apa? Tak ada yang terluka?” tanya Changbin memeriksa kaki Felix, takut terkilir atau cidera serius.

“Hyung, ma..maaf. baju mu..” ucap Felix terbata.

“Tak masalah” ucap Changbin enteng.
“Felix, kau tak apa?” Woojin menghampiri Felix yang masih betah menumpukan badannya pada tangan kekar Changbin.

Sedikit cemburu ia. Saat Felix hampir jatuh ia bahkan hanya bisa duduk memperhatikan dari lantai sementara Changbin bahkan rela baju dan rambutnya basah terguyur minuman yang dibawa Felix. Tapi ia lebih banyak mengkhawatirkan Felix. Ia takut Felix terluka.

Setelah Woojin datang, Felix cepat-cepat menarik tubuhnya menjauh dari Changbin. Tak enak ia menyusahkan Changbin lagi dan lagi.

“Aku baik-baik saja Woojin hyung. Tapi Changbin hyung..”

“Semuanya sudah berkumpul? Eh? Changbin? Ada apa dengan baju mu?” ucap Pelatih Go dari belakang Felix yang baru datang. Kaget ia, saat akan masuk ke ruang latihan, ada Felix yang menghalangi jalan dan lantai depan pintu yang basah.

“Maaf kan aku pelatih Go..” ucah Felix dengan membungkukkan badannya.

“Pelatih, aku izin ganti baju sebentar” pamit Changbin.

“Baiklah. Kuberi waktu 10 menit. Panggil OB juga untuk membersihkan lantainya” ucap sabar pelatih Go.

“Baik pelatih. Terimakasih” ucap Changbin sebelum pergi keluar.

“Pelatih, boleh aku ikut Changbin hyung?” tanya Felix masih merasa tak enak.

“Untuk apa Felix? Changbin bisa ganti baju sendiri” ucap pelatih Go.

“Tapi..”

“Sudahlah Lixie, nanti saja kalau kau mau minta maaf” ucap Woojin menengahi.

“Hyung, apa Changbin hyung akan marah pada ku?”

“Nanti ya, kau minta maaf padanya. Aku temani jika kau takut”

“Iya hyung” Felix akhirnya menyerah meski ia tetap khawatir jika Changbin akan marah padanya.

***
**
*

“Cha.. Changbin hyung” ucap Felix saat member lain beranjak pergi dari ruangan memberi Felix kesempatan meminta maaf pada Changbin.

“Hm?” gumam Changbin yang masih sibuk memasukkan barang-barangnya kedalam tas.

“Boleh kita bicara?” Felix bertanya takut-takut.

“Bicaralah saja. Tapi bukankah lebih baik jika kita bicara berdua saja?” Changbin melirik sekilas Woojin yang berdiri setia disebelah Felix.

“Ah, kalau begitu, ayo kita bicara di cafe organik saja. Aku traktir jus” ucap Felix.

“Boleh”

“Woojin hyung, aku pergi dengan Changbin hyung dulu ya” pamit Felix pada Woojin yang tadinya ingin menemaninya meminta maaf pada Changbin.

“Iya, hati-hati ya Felix. Bin, aku pergi dulu”

“Iya hyung”

Woojin mengusap rambut pasah Felix sebelum pergi, membuat Changbin merasa ngilu dalam hatinya.

***
**
*

“Ini, jus melon mu hyung” Felix memberikan gelas jus melon pesanan Changin yang baru ia pesan.

“Hm, terimakasih” Changbin menyesap minumannya dengan tenang.

“Hy..hyung, aku minta maaf” cicit Felix.

“Tak perlu” ucap Changbin enteng.

“Kau tak marah?”

“Aku justru lega” Changbin tersenyum kecil.

“Lega?”

“setidaknya kau tak terluka” ucap tulus Changbin diiringi senyum manisnya.

Blush.

Jantung Felix berdegub dua kali lipat melihat Changbin yang tersenyum manis padanya. Ini momen langka. Bisa dihitung jari saat Changbin menatapnya dengan senyum setulus itu.

“Ta.. tapi tetap saja aku minta maaf hyung. Kau mau memaafkan ku kan?” tanya Felix mengalihkan degub jantungnya sendiri yang menggila.

“Akan ku maafkan, tapi ada satu syarat” Changbin menyesap jusnya lagi.

“Syarat? Apa? Akan kulakukan apapun agar kau tak marah pada ku”

“Ikut ke rumah ku minggu depan”

“Kerumah mu? Untuk apa?” Felix mengerjapkan matanya tak mengerti. Ia tak pernah pergi ke rumah Changbin sendiri. Terakhir Felix pergi dengan member lain saat Changbin merayakan kelulusannya beberapa bulan lalu.

“Mengenalkan mu pada orang tua ku” ucap Changbin sungguh-sungguh.

Blush.

Felix yakin ia tak salah dengar karna telinganya sehat. Tapi ia tak mau terlanjur senang. Bisa saja ia mengenalkan Felix pada orang tuanya sebagai teman se dorm yang dekat dengan Changbin.

Dekat. Tapi bukan dekat yang bermakna. Memang siapa dia, berani berharap mempunyai makna lebih untuk Changbin.

“Hm?”

“Kau mau kan?”tanya Changbin memastikan.

“Hm... akan ku pikirkan du..”

“Kumohon” mohon Changbin dengan sungguh-sungguh. Tak pernah Changbin memohon seperti ini pada Felix. Baru kali ini.

“Baiklah” ucap Felix menurut.

“Baiklah. Kalau begitu, ayo ku antar pulang” Changbin tak bisa menyembunyikan raut senangnya.

“Kau tak pulang juga?” tanya Felix.

“Aku masih ada kerjaan”

“Kalau begitu biar aku pulang sendiri hyung”

“Tidak. Ku antar kau pulang. Ayo” paksa Changbin. Tangannya bahkan sudah menggandeng Felix. Tak perduli ia jika banyak orang di cafe melihat nya menggandeng koala kecilnya. Biar saja. Malah bagus.

“Baiklah” pasrah Felix. Lututnya bahkan sudah lemas seperti jeli saat tangan hangat Changbin menggandengnya didepan umum. Semoga tak menjadi skandal saja ia harap.

***
**
*
*Fin*

Felix! Felix?! {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang