LEGA

3K 363 78
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

“Bagaimana kondisi Changbin, Lixie?” tanya Woojin.

Mereka saat ini ada di taman rumah sakit. Woojin berniat ingin menjenguk Changbin, tapi lelaki itu sedang diganti perban di kepalanya oleh dokter. Jadi disinilah ia bersama Felix. Ia bertemu dengan lelaki manis itu di luat ruang rawat Changbin.

“Baik hyung. Changbin hyung tak mengalami luka yang lebih serius, untung saja” jawab Felix.

“Syukurlah. Aku dan yang lainnya sangat mengkhawatirkan kondisinya” ucap Woojin lega.

“Hyung..” panggil Felix lirik.

“Hm?” gumam Woojin.

“Aku minta maaf” Felix memutar duduknya menghadap Woojin yang duduk disampingnya.

“Untuk?”

“Aku dan Changbin hyung, kami berkencan. Maafkan aku hyung” Felix menundukkan kepalanya, tak berani menatap Woojin.

“Untuk apa minta maaf. Kau kan tidak sedang berselingkuh dibelakang ku. Kita kan baru hanya mencoba. Jika memang akhirnya tidak berhasil, aku sama sekali tak menyalahkan mu kok” Woojin tersenyum tulus.

Ia lega, akhirnya Felix menemukan jalan bahagianya sendiri. Meski tak bersamanya. Setidaknya ia bisa memastikan Felix benar-benar bahagia kini.

“Tapi tetap saja aku minta maaf. Aku memberi mu kesempatan, tapi aku juga yang merusaknya” sesal Felix.

“Kau memberi ku kesempatan saja aku sudah sangat bahagia Lixie. Aku sangat bersyukur karna kau memberiku kesempatan itu” Woojin mengusap kelapa Felix yang masih tertunduk.

“Kenapa kau baik sekali pada ku hyung? aku jadi semakin merasa bersalah” ucap Felix semakin tak enak.

“Hei, tak perlu merasa seperti itu. Sekarang, hanya pikirkan dirimu sendiri, mengerti? Ambil kebahagaan mu sendiri. Apa lagi sekarang ada Changbin disampingmu. Aku tenang” Woojin mengangkat dagu Felix dan tersebyum menenangkan seperti biasanya.

“Hyung, maaf”

“Jangan minta maaf lagi. Aku malah akan marah jika kau terus menyalahkan dirimu sendiri. Felix, aku bahagia memiliki mu sebagai adik ku. Mau kan menganggap ku sebagai kakak mu sendiri?”ucap Woojin tulus.

“Tentu. Terimakasih hyung” jawab Felix tak kalah tulus.

“Terimakasih Felix. Jangan menangis, atau aku akan dipukul Changbin nanti” gurau Woojin yang disambut kekehan kecil Felix.

“Ck, akan ku pukul tulang punggungnya jika sampai ia memukul mu!” ucap Felix.

“Kau ini. Lihat siapa yang menangis meraung-raung kemarin?” ejek Woojin.

“Ish. Jangan diingatkan hyung!” sungut Felix, malu.

***
**
*

“Ya! Kau lama sekali sih? Jangan-janagn kau pergi ke taman hiburan dulu ya sama Woojin hyung?!” tuduh Changbin begitu Felix masuk ke kamar rawatnya.

“Taman rumah sakit. Tak ada taman hiburan didekat sini sayangnya” jawab enteng Felix. Tangannya sibuk membuka penutup makan siang Changbin yang sudah berjejer rapi didepan laki-laki itu.

“Ck. Mana Woojin hyung? Katanya ingin menjenguk ku?” Changbin celingukan ke kaca tembus pandang yang ada di pintunya, mencari hyung beruangnya.

“Sudah kembali ke kantor. Ia mendapat telfon dari pelatih Oh yang memintanya menemuinya” Felix menyendokkan bubur tuna ke depan mulut kekasihnya yang masih mendumel. Hm, kekasihnya. Pipi Felix merona jadinya.

“Ck. Itu pasti alibinya saja ingin bertemu dengan mu kan?” curiga Changbin.

“Kau ini! Masih sempat-sempatnya mencurigai orang. Tuh, sembuhkan dulu luka di kepala mu!” Felix meletakkan sendoknya keras lalu menunjuk kepala Changbin yang dililit perban.

“Aku kan hanya takut kau tergoda beruang madu itu. Kau juga sih! Terlalu menempel pada Woojin hyung! Aku kan tak suka!” dumel Changbin.

“Lalu kau? Menempel sepanjang hari pada si Hyunjin! Memangnya aku suka?! Kau tau akting itu tau batasnya! Coba kalau Papa tak memberitahu ku. Pasti sekarang kau hanya bisa gigit jari melihat aku bahagia bersama Woojin hyung! Kau pikir siapa yang menghibur ku setiap saat ketika kau mengacuhkan ku, Seo bodoh Changbin?!” Felix mengamuk.

Changbin yang menjadi target amukannya hanya bisa menyusut didepannya. Tak berani membuat pembelaan sedikit pun karna memang semua yang dikatakan Felix benar.

“Sekarang, kau mau makan apa masih mau mengomel? Kalau masih mau mengomel, lebih baik aku pergi saja menyusul Woojin hyung. Kurasa ia belum terlalu jauh dari rumah sakit!” ancam Felix.

“SUAPI AKU!” teriak Changbin saat melihat Felix membereskan barang-barangnya.

“Kau tak bisa makan sendiri hyung?”

“Tak mau. Aku mau disuapi kau saja” cicit Changbin masih trauma di amuk Felix lagi. Ia tak tahu, Felixnya bisa semenyeramkan itu.

“Ck. Habiskan atau aku tak akan datang lagi besok!” ancam Felix lagi. Senang ia bisa membuat Changbin yang biasanya galak padanya menjadi puppy penurut seperti ini. Harusnya ia lakukan kemarin-kemarin. Terlalu menyenangkan melihat wajah takut Changbin.

“Akan aku habiskan bahakan sampai piringnya sekalipun” ucap Changbin.

“Jangan berlebihan!”

“Iya, maafkan aku” ucap Changbin cepat. Susah payah Felix menahan tawanya agar tak pecah. Ini asik. Melihat Changbin tunduk padanya.

***
**
*
*Fin*

Felix! Felix?! {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang