KEBENARAN

3K 379 55
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

“Halo, Felix?” suara berat yang hampir sama seperti miliknya mengalun merdu ditelinganya. Suara yang sangat ia rindukan.

“Pa.. papa?” suara Felix bergetar menahan isaknya sendiri. Terlalu senang ia. Akhirnya setelah sekian lama ia bisa mendengar suara ayahnya.

“Ya, ini papa” ucap tuan Lee.

“Kau sehat kan?” lanjut tuan Lee.

Felix mengangguk mengiyakan, walapun ayahnya tak dapat melihat. Mulutnya  tak sanggup menjawab karna jika ia membuka mulutnya sedikit saja, ia akan terisak. Ia tak mau membuat ayahnya kuatir.

“Kau sudah makan malam? Ah, benar. Saat ini sudah hampir tengah  malam kan di Korea? Apa Papa mengganggu tidur mu?” tanya Tuan lee.

“Tidak Papa. Sama sekali tidak. Aku justru senang Papa menelfon” ucap Felix cepat, tak mau membuat ayahnya tak enak.

“Maafkan Papa ya, baru menelfon sekarang” ucap tuan Lee. Di sampingnya, sang istri tengah menahan dengan susah payah isak tangisnya.

Susah payah ia meminta suaminya untuk menelfon putra mereka. Sebenarnya ia tahu suaminya bukannya tak merestui anaknya bermusik di Korea, ia tahu suaminya hanya terlalu khawatir pada putra mereka.

Dibanding kedua putri mereka, Felix memang sangat mereka jaga dengan penuh kasih sayang. Bahkan kakak dan adiknya tak mempersalahkannya. Justru kedua saudarinya juga sangat protektif pada Felix.

“Tidak apa-apa. Aku senang” Felix terisak kecil. Tak dapat lagi ia menutupi isak bahagianya sendiri.

“Papa melihat acara penghargaan itu. Selamat Felix. Papa harusnya mengatakan itu sejak kau dinyatakan debut. Tapi, Papa tak terlalu terlambatkan jika mengatakannya sekarang?” tanya tuan Lee.

“Tidak. Sama sekali tidak” senyum Felix terukir manis diwajahnya. Akhirnya ia mendengar ucapan selamat dari orang yang sangat ia tunggu.

“Selamat anak kebanggan Papa. Papa semakin bangga pada mu. Kau anak yang sangat luar biasa. Orang tua lainnya pasti sangat iri karna Papa memiliki anak yang sangat luar biasa seperti mu. Mulai saat ini, Papa akan menjadi sombong sepertinya” tuan Lee terkekeh kecil, menutupi luapan emosinya sendiri setelah mengatakan rasa bangganya pada putranya.

“Terimakasih Papa. Tapi jangan terlalu menyombong. Aku belum sehebat itu” ucap Felix merendah.

“Tidak. Kau selalu yang terhebat untuk ku. Bahkan sejak langkah pertama mu saat balita. Kau selalu menjadi kebanggaan ku terlepas dari apapun” ucap tuan Lee sungguh-sungguh.

“Papa..” Felix terisak bahagia. Ini hari yang paling membahagiakan untuknya.

“Hanya jaga dirimu baik-baik ya di Korea. Jika ada kesempatan, Papa, Mama, dan kedua saudari mu akan berkunjung. Ah, dan jangan lupa undang kami semua di comeback mu selanjutnya ya” ucap tuan Lee.

“Pasti. Pasti Papa. Saat comeback nanti, aku akan semakin membuat mu bangga. Aku janji”

“Tentu. Tapi yang terpenting, jaga dirimu dengan baik. Itu yang membuat Papa tenang” pinta tuan Lee.

“Papa juga”

“Pasti”

Hening. Mereka berdua larut pada luapan emosi mereka masing-masing. Felix bahagia. Akhirnya Papanya mau berbicara padanya.

“Ah, bagaimana kabar Changbin? Sudah lama Papa tak berbicara padanya di telefon” tanya tuan Lee membuat keing Felix berkerut heran.

“Changbin hyung? Maksud Papa?” tanya Felix tak mengerti. Bagaimana bisa papanya mengenal bahkan berbicara dengan Changbin di telefon. Bahkan saat pengumuman debutnya, ayahnya tak ikut berkumpul untuk merayakan bersama keluarga member lainnya.

“Papa, selalu menanyakan kabar mu secara diam-diam pada Changbin. Bisa dibilang, ia perantara Papa untuk tau kabar mu setiap harinya. Papa bodoh ya? Terlalu pengecut menanyakan kabar anaknya sendiri secara langsung” tuan Lee terkekeh miris dari sebrang telfon.

“Tidak Papa” sanggah Felix.

“Jadi, lewat Changbin, Papa selalu menanyakan kabar mu. Ia banyak bercerita pada Papa. Felix sedang begini, Felix sedang begitu. Bahkan tanpa Papa minta ia selalu meberi tahu Papa semua kegiatan mu” tuan Lee tertawa kecil.

“Bagaimana Papa bisa mengenalnya?” tanya Felix penasaran.

“Ceritanya panjang, dan akan memalukan jika Papa menceritakannya. Tapi satu hal yang harus Papa beritahu pada mu. Kau sangat beruntung mendapat limpahan cinta sebanyak itu darinya. Papa sangat berterimakasih padanya” ucap tuan Lee sungguh-sungguh.

“Papa mungkin keliru, Changbin hyung mencintai Hyunjin..”

“Hyunjin? Teman se grup mu yang tampan itu kan? Apa Changbin tak memberitahukannya pada mu?” tanya tuan Lee.

“Memberi tahu apa Papa?” kening Felix semakin berkerut.

“Ah, Papa tak tahu apa Papa boleh menceritakannya pada mu” ucap tuan Lee ragu-ragu.

“Aku mohon, ceritakan semuanya pada ku Papa” paksa Felix. Ia merasa ada sesuatu hal yang harus ia tahu.

“Hahh.. baiklah, akan Papa ceritakan. Yang Papa tahu, Changbin diminta staff JYP untuk menolong teman mu itu dari rumor palsu. Makanya ia mendekati teman mu agar fans dapat melihat teman mu itu bukan sosok jahat seperti yang rumor palsu itu katakan. Dan sebagai gantinya, ia meminta agar kau bisa bebas dari rumor buruk yang bisa saja datang pada mu” tuan Lee benafas lega.

Akhirnya ia bisa memberitahu anaknya rahasia Changbin yang hanya ia tahu selama ini. Ia hanya merasa, anaknya harus tahu hal ini.

“Pa.. Papa?” Felix termenung. Seperti terhantam kenyataan besar.

Semua memori nya besama Changbin sebelum debut, saat acara survival, setelah debut, dan juga saat Changbin mulai menjauh. Sekarang ia menemukan jawabannya.

“Ya?”

“Apa Papa yakin?” tanya Felix memastikan sekli lagi. Ia ingin memastikan pada dirinya sendiri sebenarnya.

“Terdengar seperti drama memang. Tapi dunia intertainment memang seperti itu nak. Penuh skenario. Jadi, jangan terlalu mempercayai dunia yang sedang kau jalani ini ya. Hanya percaya pada orang yang paling mencintai mu saja. Karna walaupun ia melakukan kebohongan, ia sedang menyembunyikan kejujuran dibalik punggungnya sendiri. Seperti Changbin” nasehat tuan Lee. Ia tak ingin anaknya yang polos tersesat arus dunia intertainmen yang salah.

“Papa..” ucapan Felix terpotong saat ia mendengar suara rusuh dari luar kamar. Suara Jisung.

“Gawat! Changbin hyung dibawa ke rumah sakit!” teriak Jisung pada member lain yang masih duduk menonton film di ruang tengah.

“Apa?!” suara Woojin menyahuti.

“Kenapa bisa?” tanya Minho dan Seungmin bersamaan.

“Ia pingsan di studio, dengan kepalanya yang berdarah” jelas Jisung dengan suara bergetar.

“Felix.. halo? Felix?” suara tuan Lee di telefon tak lagi diperdulikannya.
Ia terlalu syok hingga tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Pikirannya kosong.

Changbin hyung..

***
**
*

*Fin*

Felix! Felix?! {END🍬}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang