09. Berbalut Handuk

1.8K 396 57
                                    

komen 20+ baru lanjut ya guys, mohon bantuannya :))))

Mata Yuqi membelalak lebar. "Aku? Keturunan klan Zemos? Please... kamu jangan ngomong yang aneh-aneh! Kamu lihat, kan, aku ini manusia biasa. Ayahku, ibuku, bahkan nenek dari nenekku."

"Masih banyak hal yang belum kamu tahu, Kak. Hanya masalah waktu supaya satu per satu terkuak. Lebih baik sekarang Kakak istirahat. Mata Kakak sayu banget." Orion menanggapi dengan santai, tak sefrasa pun ia sertai nada penekanan untuk memperkuat argumennya.

Untunglah Orion mengerti. Setelah berjanji akan menjelaskan segalanya lebih rinci esok hari, Yuqi pun menarik kemulnya dan mulai memejamkan mata. Tak lupa ia berdoa kepada Tuhan agar hari esoknya berjalan lancar tanpa masalah.

***

Dengan mata yang masih menempel, Lucas mengerjap-ngerjap. Meskipun sinar matahari masih belum menelusup melalui celah-celah jendela yang tertutupi korden, pemuda itu segera beranjak ke kamar mandi.

Ia mengembuskan napas berat, rambutnya ia acak dengan frustasi. Hari ini tetap sama dengan kemarin. Lucas tidak ereksi pagi. Namun meski begitu, ia memilih untuk tak bergelut dengan rasa cemasnya terlalu lama. Segera ia lepas seluruh pakaian yang membalut sekujur tubuh. Menggantungnya ke tempat yang telah disediakan dan mulai membersihkan diri.

Setelah aktivitas mandi selesai, ia pun keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk. Langkahnya ia arahkan menuju lemari untuk mengambil seragam. Saat lemari terbuka, ia tak menemukan apa yang dicarinya.

"Oh iya ya, kan kemarin gue enggak masuk, baju gue masih di keranjang belum di setrika." gumamnya. Ia pun lantas membuka pintu kamarnya untuk pergi ke ruang belakang dan mengambil seragamnya agar bisa segera ia kenakan.

Tempat menyeterika ada di bagian paling belakang rumah Lucas. Lantai yang ia pijaki meninggalkan bercak-bercak air karena sekujur tubuhnya belum sepenuhnya kering. Sesampainya di tempat itu, ia terkejut bukan kepalang saat mendapati seseorang tengah memungguginya dan berdiri tepat di ambang pintu.

"Ngapain lo di situ?" tegurnya lirih. Merasa terinterupsi, gadis itu pun berbalik untuk melihat si empunya suara.

"Oh, Lucas... Selamat pagi. Woah, bahkan kamu udah selesai mandi?" Bukannya menjawab pertanyaan Lucas, Yuqi malah fokus dengan penampilan Lucas yang hanya berbalut handuk dari bawah pusar hingga atas lutut.

Kalimat terakhir Yuqi membuat Lucas sadar bahwa penampilannya saat ini tidak layak dipertontonkan pada orang lain. Dengan segera pemuda berkulit gelap itu membalikkan badan karena panik.

"HEH! Kenapa lo enggak ada malu-malunya ngeliatin gue?!" sentak Lucas. Yang disodori pertanyaan pun merasa heran, memang apa salahnya jika ia bicara sambil menghadap ke arah Lucas?

Namun pikiran dangkal Yuqi tak berlangsung lama. Ia segera sadar hal apa yang membuat Lucas bertingkah ganjil.

"Oh... karena kamu lagi topless ya? Aku udah biasa liat yang kayak gitu, soalnya di daerah kosku dulu banyak kuli bangunan yang juga enggak pake atasan kalo lagi ngopi di warung." ujar Gadis Song itu yang sontak membuat Lucas terbelalak. Berani-beraninya ia menyamakan Lucas dengan kuli bangunan.

Pemuda itu mengembuskan napas berat. Ia pun kembali berbalik, dengan kedua tangan yang tetap ia silangkan di depan dada untuk menutupi puting susunya, Lucas berjalan lurus melewati Yuqi.

"Udah, sana minggir! Gue mau nyetrika." celotehnya dengan nada mengusir.

"Enggak pake baju dulu?" tanya Yuqi.

"Ya suka-suka gue dong?!"

"Kamu ganti baju aja, biar aku yang setrikain." Yuqi tanpa sungkan menyerobot posisi Lucas. Membuat si pemilik rumah terdorong ringan karena disikut oleh Yuqi.

"Hmm, ya udah deh." tandas Lucas. Ia tak mengerti dengan sikapnya sendiri yang mengizinkan gadis itu membantunya. Namun pergolakan batin itu tak berlangsung lama karena Lucas segera memasuki kamar mandi untuk memakai underwear

Tak nyaman juga apabila harus membiarkan asetnya diterpa angin yang semilir dari celah-celah handuk.

***

gara2 nulis ini aku jadi tau2 punya pengalaman horor

jadi, waktu itu aku masuk filing room mau ngarsip faktur pajak. ruangan itu sepi banget, enggak ada siapa-siapa dan orang cuma masuk kalo mau rapat atau naruk berkas. jadi keadaannya selalu dalam kondisi lampu dan ACnya mati. 

terus tiba-tiba telponnya bunyi. pertamanya aku pikir itu telpon dari luar ruangan. ya jelaslah aku mikir gitu, karena di sana kan emang enggak pernah ada orang gitu kan? jadi fungsi telponnya cuma buat panggilan keluar aja. 

karena telponnya enggak berhenti-berhenti akhirnya aku tengok, eh kok ternyata bukan telpon dari luar ruangan, tapi emang telpon ruang meeting ini yang bunyi. udah ngerasa aneh, tapi akhirnya aku angkat daripada bunyi terus. terus tiba-tiba kedengeran suara cewek ngerengek, keras banget, melengking gitu sumpah mirip kuntilanak kalo lagi ketawa cuma ini lebih ke "hweeeeeeeeeeee" anjiiirrr langsung aku tutup telponnya :(

masalahnya tuh kalo pegawai, kayak enggak mungkin. secara perusahaan tempatku magang tuh formal banget. kalo mau nelpon kan harusnya "selamat pagi, bisa bicara dengan blablabla". kalo pegawai tapi di telpon malah ngerengek gitu, minta dikasih SP sama pak manager apa T_T

The Curse • LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang