18. Setelah Adik Bangun

944 118 32
                                    

LEAVE SOME COMMENT PLEASE ~~ ^^


❝WOYY ANJERRR AKHIRNYA ADEK GUE BANGUN LAGI YA TUHAAAAAN, GUE BERSYUKUR BANGET!!!❞ Lucas tak mampu membendung rasa bahagianya yang membuncah. Ia berteriak sampai tenggorokannya mau copot, tapi ia sungguh tidak peduli karena rasanya ia sedang berada di atas angin.

ia segera beringsut dari kasur dan melesat cepat menuju kamar mandi. namun baru membuka pintu kamar, ia langsung dihadang oleh yuqi yang tengah berdiri di hadapannya seraya memasang raut panik.

❝kamu kenapa teriak-teriak, di kamar kamu ada hantunya?!❞ tanya yuqi penuh selidik sembari berusaha mencuri pandang ke dalam kamar Lucas, memastikan tidak ada hal buruk yang terjadi pada lelaki itu.

secara mengejutkan Lucas malah mencengkeram kedua lengan yuqi dengan tangan kekarnya yang membuat gadis itu sontak membeliakkan mata.

❝Yuqi!!!! Gue sembuh!!!!❞ seru pemuda itu dengan senyum semringah yang tak kunjung luntur dari paras menawannya. dan setelah itu Lucas pun memeluk Yuqi erat-erat hingga gadis itu makin keheranan dan belum memiliki ide untuk menimpali seruan Lucas.

tubuh mungilnya mematung dalam dekapan lelaki bongsor itu. namun tidak lama setelahnya pelukan itu pun terlepas.

❝oh, iya... selamat, Lucas. akhirnya kamu bisa sembuh.❞ yuqi pun menurunkan pandangan untuk melihat benda yang kata Lucas sudah sembuh.

❝HEH!!!❞ sentak lucas padahal yuqi belum sempat melihat apa-apa. pemuda itu pun refleks menutupi area kemaluannya untuk ia hindarkan dari mata yuqi.

Yuqi hampir terkena serangan jantung ketika mendengar Lucas membentaknya. ia terkejut bukan main sambil merutuki dirinya sendiri yang sangat bodoh. Kenapa pula ia harus menundukkan kepala dan mengarahkan matanya ke benda itu?

❝Ya udah, gue mau selebrasi dulu di kamar mandi. Lo siap-siap aja nanti kita berangkat bareng.❞ pungkas pemuda itu dan segera melangkahkan tungkai ke tujuan awalnya, kamar mandi.

***

Yuqi turut senang akan kesembuhan Lucas. tapi dalam pikirannya pun tiba-tiba merasakan kegusaran. sekarang Lucas sudah sembuh, itu artinya tidak lama lagi ia harus pergi dari rumah Lucas. sedangkan gadis itu masih belum punya cukup uang untuk membayar sewa kos karena uangnya baru saja terpakai untuk membayar ujian praktek.

kala melamun, tiba-tiba ponselnya bergetar. tanda ada sebuah pesan masuk.

Lucas

| nanti kalo pulang samperin gue ke kelas

ada apa? |

| bareng aja baliknya

tapi aku ada shift sore nanti |

| iya, gue anter ke tempat lo kerja
| gue janjian ama johnny di sana

oh oke |
makasih Lucas |

| santuyyy

yuqi makin dibuat bimbang. sikap baik yang lucas tunjukkan akhir-akhir ini membuat hatinya terombang-ambing dan rasa sukanya terhadap lucas pun sedikit demi sedikit tumbuh kembali. harapan mulai terbentuk di angan-angan yuqi, sedangkan hati kecilnya terus berafirmasi agar ia sadar diri.

***

rutinitas saat berjaga di cafe dijalani Yuqi seperti biasa. namun kali ini dia jadi sedikit kesulitan bersikap biasa saja karena ada Lucas yang kini tengah duduk di meja depan kasir sambil mengobrolkan hal yang sepertinya seru dengan johnny. karena kedua pemuda itu tak henti-hentinya tertawa sedari tadi.

sesekali sorotnya bertemu dengan sepasang manik caramel milik Lucas yang indah dan itu membuatnya salah tingkah hingga tidak fokus bekerja. ditambah dengan absennya kuanlin karena memang hari ini adalah jadwalnya anak itu libur.

kemudian seorang pemuda memasuki kafe dan langsung berjalan ke arah kasir. yuqi tersenyum ke arah pria yang kian mendekat itu. dan yang disenyumi pun membalas.

namanya hendery. yuqi sudah hafal karena pemuda berambut gondrong itu sangat sering membeli kopi di tempat yuqi bekerja.

pemuda itu kini sudah ada di hadapan meja kasir. ia mengangkat alis, sebuah isyarat untuk mengatakan ❝hi!❞ kepada yuqi.

❝iced caramel macchiato, espressonya two shots ya, kak hendery?❞ sambut yuqi dan senyum di wajahnya terus mengembang.

❝bener, seratus buat kamu!❞ jawab pemuda itu sambil mengacungkan jempolnya ke arah yuqi.

tanpa perlu menyebutkan total harga, pemuda itu segera menyerahkan uang pas senilai tiga puluh lima ribu dan langsung yuqi terima agar ia bisa segera mencetak notanya.

❝makasih, kak... mohon ditunggu sambil duduk.❞ tandas yuqi.

hendery pun berbalik dan mencari tempat duduk di dekat jendela, seperti yang selalu ia lakukan. tak lama setelah ia duduk, yuqi pun menghampirinya untuk mengantarkan pesanan miliknya.

❝ini kak, silakan dinikmati. semangat ya, mengerjakan tugasnya!❞ ucap yuqi tanpa canggung karena ia sudah menganggap hendery sebagai pelanggan setia dan ia adalah pemuda yang ramah.

❝makasih, kamu juga semangat ya ngasirnya.❞ balas hendery disertai senyuman teduh yang apabila dilihat, seolah mampu menentramkan hati dan jiwa.

❝pastinya!❞ sahut yuqi antusias. tak lama setelahnya gadis itu kembali dan masih mempertahankan sekulum senyumnya yang menghiasi bibir. ia merasa senang karena hendery merespons ucapannya dengan sikap bersahabat.

di sisi lain, ada lucas yang sedari tadi tak jemu memperhatikan tiap gerak-gerik Yuqi dari mulai hendery datang sampai Yuqi hendak kembali ke meja kasir setelah mengantarkan kopi kepada hendery.

pemuda itu merasa heran. padahal tadi ketika pesanan lucas dan johnny sudah jadi, yuqi hanya memanggil nama mereka dan membiarkan keduanya mengambil sendiri pesanannya di meja penyajian. dan setahu lucas, sistem pelayanan kafe itu memang customer yang mengambil pesanannya sendiri saat nama mereka dipanggil.

tapi, kenapa waktu hendery memesan, yuqi bersedia mengantarkannya? timbul sekelumit rasa bingung bercampur jengkel dalam benak pemuda itu. ia penasaran siapa lelaki yang memesan caramel macchiato itu hingga yuqi memperlakukannya dengan istimewa.

❝kayaknya Yuqi udah berhasil menarik perhatian lo, nih!❞ canda Johnny yang sedari tadi menatap gerak-gerik yang Lucas.

Sial, pemuda itu lupa kalau selain bisa melihat makhluk astral, teman yang ia ajak nongkrong itu juga bisa membaca pikiran orang.

The Curse • LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang