1.

5.4K 661 48
                                    

Pagi hari ini, SMA Shinjung sedang mengadakan Masa Orientasi Siswa. MOS ini akan dilaksanakan selama tiga hari kedepan. Suasana disana terlihat ramai, mengingat pembukaan MOS baru dibuka sepuluh menit yang lalu.

Semua guru dan pengurus Osis terlihat berdiri di depan lapangan, sang kepala sekolah pun mulai memberikan sambutan untuk calon siswa SMA Shinjung. Di tengah lapangan, para peserta MOS berdiri kepanasan. Peluh mulai menetes dari tubuh mereka.

Jimin menghela napas tanda lelah. "Berisik sekali" gumam Jimin pelan.

Bagi orang lain, suara yang terdengar hanyalah suara kepala sekolah yang sedang berbicara. Tapi bagi Jimin, suara hati dan pikiran mereka ikut terdengar. Jimin melihat ke arah teman sebelahnya, temannya ini terlihat fokus sekali mendengar sambutan kepala sekolah. Tapi ketika di dengar suara hatinya, ia bahkan mengumpat dengan bahasa yang kasar.

Jimin memejamkan matanya, telinganya mulai fokus mendengarkan keluh kesah yang disuarakan oleh pikiran teman-temannya.

Sampai berapa lama dia akan berbicara?

Aisshh ini panas sekali

Ya ampun, ketua Osis nya tampan sekali

Eomma aku kepanasan

Ingin pulaaaanggggg

Jika aku pura-pura pingsan, apa akan ada yang menggotongku?

Jimin terkekeh pelan. Kepalanya memutar mencari seseorang yang sedang memikirkan niat pingsannya. Ketemu!! Jimin mengira ia adalah perempuan, ternyata laki-laki.

Jimin memutar kepalanya kembali, mencoba fokus mendengarkan sambutan kepala sekolah. Tiba-tiba...

Bruk~

"SSAEM, ADA YANG PINGSAN"

Jimin segera menoleh ke belakang dimana si pria yang mempunyai niat pingsan itu berdiri. 'Astaga, dia benar-benar melakukan aksinya' Jimin berujar dalam hati.

Para pengurus Osis yang ada disana pun mulai menggotong pria tadi untuk dibawa ke UKS. Kepala sekolah yang melihat kejadian ini pun segera menghentikan sambutannya, takut yang pingsan lebih banyak katanya.

Jimin tertawa dalam hatinya. Sepertinya ia harus berteman dengan pria pingsan tadi. Jimin berterimakasih sekali. Kalau ia tidak pingsan, sambutan pasti akan terus berjalan.

***

Semua peserta MOS dibagi kedalam tiga kelas. Ketua Osis bilang kelas ini akan diacak lagi setelah MOS selesai. Jimin mulai memasuki kelasnya, kelas 1-3.

Matanya mulai mencari dimana sekiranya tempat duduk yang enak untuk ia tempati. Jimin memutuskan untuk duduk di pojok kelas samping jendela. Kakinya melangkah menuju tempat duduk yang ia maksud. Jimin menyimpan tasnya diatas meja, lalu duduk dengan nyamannya.

Telinganya tersumpal headset sedari tadi. Dunia Jimin itu dua kali lebih bising. Jadi untuk suasana seperti ini, headset sangat membantu.

Lagu klasik yang tersimpan diponselnya diputar dengan mode replay. Bagi Jimin, lagu klasik sedikit bisa membuat ia tenang dikala kebisingan membuat kepalanya sakit. Setelah sedikit agak tenang, Jimin melepas headsetnya dan ditaruh di dalam tas.

Sibuk dengan urusan headset membuat Jimin tidak menyadari bahwa teman sebangkunya sudah duduk disebelahnya sedari tadi. Teman sebangkunya ini terlihat gelisah, seperti ingin melakukan suatu hal tetapi tidak berani melakukannya.

Aku harus bilang apa?
"Hai aku Jungkook, ayo berkenalan" seperti itu? Apa tidak terlihat sok akrab?
Aku hanya ingin berkenalan, mengapa wajahnya terlihat sangat serius?
Teman sebangku harus jadi teman baik kan?

MIND READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang