8.

3.6K 553 75
                                    

Terhitung sudah dua minggu lamanya Jimin mulai menjauhi Yoongi. Selama dua minggu juga Jimin enggan untuk sekedar mendekati ruang bimbingan konseling.

Sikap Jimin yang menjauh ini ternyata disadari oleh Yoongi. Jimin tidak pernah mengganggunya lagi, tidak pernah mengajak makan siang bersama lagi, tidak pernah menelepon setiap malam lagi, bahkan panggilan Sugar ssaem saja tidak pernah terdengar lagi. Dan itu membuat Yoongi merasa..... Entahah.... Kehilangan?

Jungkook bahkan sering bertanya-tanya pada Jimin, mengapa Jimin tidak menempeli Yoongi seperti permen karet lagi? Jimin hanya menjawab 'aku tidak punya alasan untuk mendekatinya lagi'. Jawaban dari Jimin sukses membuat dahi Jungkook berkerut. Sepertinya ia benar-benar akan membelikan satu gentong tteokboki untuk Jimin.

"Jim...?" panggil Jungkook ketika mereka sedang istirahat makan siang di kantin.

"Jimin..?" Hoseok menepuk bahu Jimin pelan membuat Jimin tersadar dari lamunannya.

"Ehh.. yaa k-kenapa?" Jimin mengerjapkan matanya ketika merasakan tepukan Hoseok di bahunya.

"Kau melamun lagi, Park Jimin?"

"Benar.. akhir-akhir ini kau terlalu banyak melamun" tambah Jungkook.

Jimin memijit pelipisnya pelan. "Yaa.. aku.. aku hanya sedang memikirkan sesuatu" ujar Jimin sambil menundukan kepalanya.

"Jim lebih baik kau ke UKS. Kau terlihat tidak sehat" saran Jungkook.

Jimin pun mengangguk membenarkan. "Yaa kau benar.. aku rasa aku perlu istirahat" Jimin berujar lesu.

Jimin bangkit dari duduknya untuk menuju UKS. "Perlu ku antar?" Hoseok menawarkan dirinya. Jimin menggeleng kecil dan tersenyum manis. "Tidak usah.. Izinkan aku saja saat jam pelajaran selanjutnya dimulai" setelah berucap seperti itu, Jimin pun mulai melangkahkan kakinya menjauhi kantin. Hoseok dan Jungkook yang melihat Jimin seperti itu pun merasa kawatir. Mereka berdua hanya bisa memandang punggung kecil Jimin yang mulai hilang dibalik tembok kantin.

Jimin berjalan cepat di koridor, ia ingin segera sampai di UKS. Namun, langkah kakinya tiba-tiba saja berhenti ketika melihat seseorang di depannya.

Min Yoongi.

Jimin mematung di tempat, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Jimin menundukan wajahnya, ia tidak ingin menatap mata Yoongi. Jimin takut privasi Yoongi terbaca olehnya. Mungkin pemandangan ujung sepatu lebih menarik bagi Jimin daripada pandangan di depannya.

Yoongi yang melihat Jimin terus menunduk pun berinisiatif untuk mendekatinya. Tangannya terulur untuk memegang bahu kanan Jimin.

"Jimin.."

Jimin tersentak kaget saat merasakan tangan Yoongi di bahunya. Sedikit melangkah mundur untuk memberi jarak antara ia dan gurunya.

"Annyeonghasaeyo Min Yoongi seonsaengnim" sapa Jimin masih dengan kepala yang tertunduk. "Maaf, aku buru-buru" lanjut Jimin cepat dan berlalu meninggalkan Yoongi yang mematung di tempatnya.

.

.

.

MIND READER

.

.

.

Jimin sedang berbaring dengan nyaman di ranjang UKS. Telinganya sengaja ia sumpal headset karena ingin menenangkan pikirannya yang selama dua minggu ini sangat kacau.

MIND READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang