14.

2.4K 385 42
                                    

Selama diperjalanan menuju rumahnya Yoongi, Jimin tak henti-hentinya meremat jari-jarinya sendiri.

Jimin belum pernah merasakan gugup yang amat sangat luar biasa seperti ini.

"Hey, Jimin! Tenangkan dirimu. Semua akan baik-baik saja"

Ucapan Yoongi seakan tidak berguna di telinga Jimin. Jimin tahu, itu hanya kata penyemangat sederhana untuknya. Hati dan pikiran Yoongi bahkan diliputi rasa takut yang luar biasa.

"Semua akan terungkap, bertahanlah"

Elusan di tangan kirinya seakan menghipnotis pikiran Jimin. Benar, ia harus bertahan. Demi ibunya.

"Terimakasih, Yoongi ssaem"

Selama beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan gerbang dimana rumah Yoongi berada.

Jantung Jimin berpacu dengan cepat.

Keringat dingin membasahi dahinya.

"Tenangkan dirimu, aku disini"

Jimin menoleh, tangan mungilnya terasa dingin saat Yoongi menggenggamnya untuk menuntun masuk ke dalam.

"Ssaem... "

Langkah Yoongi terdiam sebentar. Menoleh pada anak muridnya tanpa melepaskan genggaman tangannya.

"Apapun yang terjadi, apapun yang akan kita ketahui, tolong jangan lepas tanganku"

Yoongi tersenyum simpul. Berusaha menguatkan Jimin lewat genggaman tangannya.

"Aku bersamamu"

Jimin sedikit merasa lega.

Dengan hati-hati, mereka pun masuk kedalam rumah Yoongi.

Sepi.

Tidak ada orang didalam.

Mereka menyusuri ruangan demi ruangan. Sampai akhirnya, Yoongi membawa mereka tepat di depan pintu kerja ayahnya.

Tokk.. Tok

Badan Jimin merinding hebat.

Ceklek...

"Appa"

Yoongi mendorong pintunya semakin lebar. Dapat ia rasakan genggaman Jimin ditangannya semakin menguat.

Disana...

Jimin melihat ayah yoongi di sofa yang ada di dalam ruang kerjanya.

Duduk bersandar sembari mengangkat kakinya naik ke atas meja.

Kentara sekali dia sedang menunggu kedatangan seseorang.

"Kau tidak bilang akan membawa seseorang, Yoongi-ah"

Suara berat itu terdengar tanpa menolehkan kepalanya untuk melihat sang anak.

Yoongi menarik Jimin pelan untuk menghampiri ayahnya. Memposisikan dirinya dan Jimin tepat disamping ayahnya.

Min Seungjun, ayah Min Yoongi akhirnya menoleh menatap anaknya.

"Ow.. Park Jimin? Masih ingat dengan ahjussi?"

Nadanya terkesan ramah, tapi tidak untuk Park Jimin.

"Jadi... Park Jimin? Bisa kau keluar dulu. Saya ingin bicara dengan Yoongi" ujarnya setelah mempersilahkan Yoongi dan Jimin duduk di sofanya.

"Tidak perlu! Aku yang mengajak Jimin kesini, dia tidak perlu keluar" bantah Yoongi.

Seungjun menaikan alisnya heran, lalu tersenyum remeh kemudian.

MIND READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang