13.

2.6K 425 38
                                    

Pukul enam pagi dihari jum'at, Yoongi tengah bersiap-siap di dalam flatnya untuk pergi kesekolah. Memasukan segala peralatannya ke dalam tas, tak lupa membawa serta laptopnya.

Ketika sedang asik merapikan peralatannya, Yoongi dikejutkan dengan bunyi bel pada flatnya. Yoongi bingung, siapa yang bertamu pada pagi hari ini?

Sebenarnya tidak ada yang tahu dimana Yoongi tinggal saat ini. Rekan-rekan Yoongi yang lain mengira Yoongi masih tinggal dengan ayahnya. Bahkan Jimin pun tidak tahu letak flatnya.

Yoongi pun bergegas membuka pintu, siapa tahu itu hanyalah petugas kebersihan yang meminta iuran mingguan.

Ting tong~

"Iya sebentar", Yoongi mempercepat langkahnya lalu membuka pintu flatnya.

"Maaf lama, ada a--"

Deg

"Appa"

Yoongi memundurkan langkahnya sedikit, merasa was-was atas kehadiran sang ayah di depannya.

"Yoongi-ah"

"Mau apa kesini?" tanya Yoongi dingin. Rasa muak karena perbuatan ayahnya tiba-tiba saja memenuhi pikirannya.

"Tentu saja mengajakmu pulang" ujarnya santai.

"Tidak ingin menjelaskan sesuatu, appa?" tanya Yoongi masih dengan nada dinginnya.

"Appa jelaskan, tapi kau harus pulang. Sudah lebih dari sebulan Yoongi-ah. Appa rindu kau dirumah"

"Cih rindu" Yoongi terkekeh meremehkan. "Aku hanya merindukan seseorang yang baik dan lemah lembut, bukan seorang penyiksa sepertimu".

"Apa kau melihat appa menyiksa seseorang, Min Yoongi?"

Yoongi terdiam. Benar juga, yang menyiksa sebenarnya seseorang bernama Heejun itu. Ayahnya tidak mengotori tangannya untuk suatu perbuatan keji.

"Datang kerumah jika kau ingin penjelasan. Appa tunggu" ucapnya sambil berlalu meninggalkan flat Yoongi.

Yoongi membeku ditempatnya. Haruskah ia pulang?

Yoongi hanya takut. Takut jika ketika ia pulang, ia akan dicelakai seperti korban sebelumnya.

Masih terngiang dipikirannya bagaimana perbuatan keji yang dilakukan teman ayahnya dirumahnya tempo hari.

Bagaimana jika ini jebakan yang ayahnya buat?

Bagaimana jika ternyata si Heejun itu menunggunya di ruang rahasia ayahnya?

Tapi disisi lain Yoongi juga penasaran akan penjelasan yang akan ayahnya katakan.

Yoongi harus bagaimana?

.

.

.

MIND READER

.

.

.

"Pagi ssaem", sapa Jimin saat melihat guru konselingnya di parkiran sekolahnya.

Yoongi hanya tersenyum sekilas tanpa menjawab sapaan Jimin.

"Kau terlihat banyak pikiran ssaem" ujar Jimin berbasa-basi.

MIND READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang