rumah sakit kota, pukul 22:36
Dilorong rumah sakit yang sepi terlihat seorang pria dengan pakaian kantor terlihat begitu berantakan dan nafas yang tak beraturan. Hingga tiba di disebuah ruangan yang sudah membuatnya begitu tidak sabar ingin melihat seseorang didalamnya.
Pria itu pun tanpa memperdulikan pakaian nya yang berantakan dan nafas yang tak beraturan, dia masuk dan melihat seorang wanita yang sedang terbaring lemah tapi masih dalam kondisi sadar. Wanita itu terlihat sangaat lelah bahkan wajah nya telah dibanjiri oleh keringat.
Tepat disamping wanita itu ada seorang bayi mungil berambut pirang pucat seperti ayahnya dan lurus seperti ibunya. Pipinya yang gembul dan tampak sedikit merona seperti ibunya.
Perlahan mata bayi itu terbuka dan ternyata iris matanya berwarna merah tajam persis seperti ayahnya.Seorang bayi yang cantik dan imut. Pria tersebut tak kuasa membendung air matanya. Pria itu pun menangis bahagia atas kelahiran anaknya ke dunia.
*ruang dokter, pukul 22:53*
"Maaf bakugou-san, saya terpaksa mengatakan ini"
"Apa maksud dokter? Apa ada sesuatu dengan istri saya? "
"Istri anda ochaco-san dia telah mengalami pendarahan hebat dan kami tidak tau berapa lama lagi dia akan bertahan"
"KEPARAT!! APA DIRUMAH SAKIT INI TIDAK ADA STOK DARAH, HAH? "
"Maaf, tetapi golongan darah istri anda tergolong langka dan hanya 2 dari 10 yang memiliki gilongan darah ini. Maafkan kami tidak bisa menolong istri anda lebih jauh lagi. "
"SIALAN!! "
Katsuki dengan marah nya pergi dari tempat itu dengan membating pintu dengan keras.
'Maaf uraraka, maaf kan aku'*diruang rawat*
"Ibu, aku akan meninggalkan sebuah flashdisk dan surat untuk hadiah ulangtahunnya yang ke 17. Didalamnya dia akan tahu bagaimana ibunya, seperti apa suara ibunya. Dan aku akan bercerita banyak padanya di dalam flashdisk ini. Kumohon terima ini ibu "
"Tidak mungkin aku menolak permintaan mu. Kau menantu ku yang sudah ku anggap seperti anak ku sendiri. Baiklah aku akan memenuhi permintaanmu, jadi bertahanlah sedikit lagi. "
"Baik bu"
Airmata bakugou mitsuki yang telah bercucuran karena tak sanggup melihat kondisi menantu nya yang tengah di ambang maut.
Tak berapa lama mereka berbicara, katsuki masuk dan menyuruh mitsuki untuk keluar ruangan.Katsuki pun duduk di samping ranjang istrinya yang telihat sangat pucat, mata yang seakan ingin tertutup dan tak terbuka lagi. Ingin rasanya katsuki menangis tapi gengsi nya membuat dirinya tak jadi mengeluarkan airmata.
"Hei muka bulat"
"Hmm? "
"Kau membicarakan apa tadi dengan nenek lampir itu? "
"Bakugou-kun jangan bilang begitu, dia itu ibumu. Dasar anak durhaka. "
Bukannya menjawab pertanyaan katsuki, justru istrinya mengatakan hal yang tidak berguna.
"Apa kau akan pergi? "
"..... "
"Jawab aku uraraka"
"Aku tidak pergi kemana pun bakugou-kun karena aku akan selalu ada dihati kalian"
".... "
"Oh ya aku memiliki dua permintaan, maukah kau mengabulkan nya? "
"Tentu saja muka bulat"
"Jangan menangis ya saat aku pergi"
"Bicara apa kau muka bulat. Aku itu gak cengeng kayak kamu. "
"Haha tentu saja karena kau tidak terlihat tampan kalau kau menangis. "
"Jadi kau mengakui jika aku tampan, bukan begitu? "
"Dasar kepede an akut "
"...... "
" satu lagi permintaanku Tolong namai anak kita izuku, bakugou izuku. Aku mencintaimu sayangku"
*deg*
Katsuki pun terkejut mendengarnya. Karena nama ini sudah lama tak mereka ungkit lagi. Nama yang begitu familiar. Tidak asing ditelinga. Dan kenangan kenangan nya yang masih segar diingatan."Kenapa harus nama itu muka bulat? "
Setelah mengatakan hal itu justru sekarang yang dilihat nya adalah wanita yang telah terbujur kaku di ranjang dan dengan senyuman manis nya yang pucat.
"Oi muka bulat! Kenapa kau tutup matamu? Oi bangun! Masih banyak yang ingin kutanyakan padamu! Bangun muka bulat! Bangun! Bangunlah atau aku akan menghajarmu. Kumohon bangun lah. Aku juga mencintaimu sayangku"
Airmata telah membanjiri wajah katsuki. Dengan memeluk tubuh istri nya yang sudah kaku, katsuki berteriak, memohon, dan memaki.
Kini ia telah ditinggal pergi lagi. Untuk kedua kalinya dia ditinggalkan oleh orang yang dia cintai. Merasa tidak adil, katsuki memeluk terus dan semain kuat istrinya. Hingga dokter beserta para perawat datang. Mitsuki yang barus aja dari luar pun datng menghampiri katsuki dan menenangkannya."Dia telah pergi, dia meninggalkanku. Kenapa aku selalu ditinggalkan orang yang kucintai? "
"Tenanglah katsuki. Kau masih memiliki aku dan anak kalian"
Katsuki pun akhirnya tenang setelah mendengar kata anak kalian. Dia pun teringat bayi mungilnya. Katsuki pun pergi mendatangi ruangan khusus untuk bayi. Disana terlihat salah satu bayi dengan warna rambut yang mencolok berwarna pirang pucat.
Segera katsuki mendatangi box bayi nya. Dia pun menggendong anaknya dan berencana untuk membawa pulang besok kerumah.
"Anakku yang cantik. Nama mu adalah bakugou izuku. Kau akan menjadi semangat hidupku. Jangan kecewa kan ayahmu ini ya sayang "
Katsuki memeluk anaknya dengan erat sembari menahan isak tangisnya yang mulai mengalir.
.
.
..
.
.
.
To be continueGimana gimana? Ada kritik an untuk cerita ini? Atau saran?
Jika iya, beri saya kritik atau saran di kolom komentar ya :)
Oke deh segini dulu..
See you the next chapter again ~💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Something in my heart // Bnha(bokunohero) fanfic
RomanceBoku no Hero Academia (c) Kohei Horikoshi Character: Izuku Midoriya, Shouto Todoroki, bakugou katsuki, uraraka ochaco Warning: Alur lambat, Typo, AU, rada OOC, mungkin gak nyambung(?) Pair : bakudeku, bakuocha, tododeku . . Buktikan jika kau...