"Jika aku mengatakannya apa kau akan melindungiku?" ㅡ Jung SooJung
***
"Sudah selesai dengan tugasmu?"
Aku mendongak, mengalihkan pandanganku dari tumpukan buku yang tengah kurapikan ke laki-laki yang berdiri di depan sisi kanan mejaku.
"Sudah," jawabku kemudian mengetuk-ngetukan tepian buku-buku tersebut agar tingginya sama rata, lantas memasukannya ke dalam laci. "Ada apa?"
Sejak insiden itu, tidak ada yang berubah diantara kami. Sikap Sunggyu masih sama seperti dulu. Walaupun sekarang ia jauh lebih berani menunjukkan affectionnya kepada Myungsoo.
Sejauh ini tidak ada yang curiga. Mungkin hanya aku yang merasa agak terganggu dengan perhatian yang diberikan Sunggyu.
Jika sedang bersama, mereka sudah seperti sepasang kekasih. Sunggyu mencurahkan segala perhatiannya layaknya suami kepada sang istri. Mengalungkan lengannya ke bahu Myungsoo tiap kali mereka berjalan beriringan. Atau membantu Myungsoo menghabiskan makan siangnya dengan menyuapinya. Padahal kalau dipikir-pikir seharusnya aku lah yang berada di posisi itu. Apalagi dengan kondisi Myungsoo yang sekarang. Aku jauh lebih pantas disebut suaminya.
Sunggyu merangsekkan kedua tangan ke dalam saku celana. "Anak itu sedang mengikuti pelajaran olahraga. Kita temui saja dia."
Kukernyitkan dahi. "Siapa?"
"Myungsoo, bodoh!"
"Oh." Selain kata itu, aku tidak mengeluarkan kalimat lain. Sunggyu pun tanpa menunggu respon, ia berlalu mendahului.
Aku mendengkus sedikit malas tetapi tetap menghampiri langkah-langkah Sunggyu yang semakin menjauh.
Dalam kondisi cuaca buruk akhir-akhir ini, biasanya lapangan indoor menjadi pilihan favorite untuk melakukan olahraga.
Aku melihat siswa-siswi menggerombol menjadi beberapa kelompok. Ada yang benar-benar bermain basket, ada yang cuma sibuk mengobrol di pojok ruangan, ada yang hanya duduk-duduk saja sambil menonton, ada juga yang berbaring memenuhi separuh lapangan.
Gurunya?
Tidak ada.
Atau kemungkinan besar sudah meninggalkan mereka menjadi liar.
Kami memutuskan untuk menerobos saja. Berjalan menuju tempat duduk untuk penonton.
Dari kejauhan, Sungjong sudah menyadari kehadiran kami. Ia melambai begitu melihat kami duduk di tepian lapangan. Sedangkan Myungsoo sibuk mendribble bola dan bermain dengan kawannya. Myungsoo baru mau menghentikan aktifitasnya ketika Sungjong menepuk dua kali pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY'S BREATH
FanfictionRasanya seperti terjun dari tebing. Kakimu tidak menapak. Perasaanmu teraduk-aduk. Kaget, kalut dan putus asa bercampur jadi satu. Sama halnya dengan perasaanku waktu dia berdiri di depan pintu rumahku dan berkata: "Aku hamil." A/n : INI WOOSOO MEAN...