Sakura berjalan tergesa-gesa saat mendengar bel berdering kepenjuru sekolah. Gadis Haruno itu memasukkan buku-bukunya kalut, beriringan keluar kelas tanpa memandangi Sai yang masih lekat menatapnya sendu.
"Sakura." Sakura tetap melangkah, berjalan diantara lorong koridor tanpa peduli Sai yang berjalan mengikutinya dibelakang. Ia menunduk, berharap apapun yang dikatakan Sai tadi pagi hanya candaan pemuda itu.
"Sakura!" Sai menahan lengan Sakura, membuat gadis itu terkesiap, meronta-ronta dan ingin menghempaskan jauh-jauh tubuh Sai yang berusaha mendekapnya. Tapi tenaganya kalah kuat, ketika Sai memojokkannya kedinding, mengapit gadis itu diantara dua lengan Sai yang kokoh.
"Sai-,"
"Dengar." Potong Sai, dengan suara yang penuh penekanan, "Berhenti menjauhiku seperti itu, Sakura. Kumohon."
Sakura menunduk, tak berani menatap manik pekat milik Sai, "Kuharap apa yang kau ucapkan tadi pagi tidak benar."
"Aku tahu kalau kau paham apa yang kuucapkan tadi pagi benar adanya." Sai menyahut sayu, "Jadi karena itu, kau menjauhiku seharian ini?"
"Aku tidak bisa, Sai!" Bentak Sakura, ia menatap Sai dengan ketegasan yang tak bisa dibantah, "Tidak, Sai. Kita bersahabat. Begitu dan akan selalu begitu!"
"Aku tak pernah memintamu membalas perasaanku."
"Tapi aku tak mungkin masih bisa menganggapmu sahabat seperti sebelumnya, bodoh." cecar Sakura kesal, "Kau menyukaiku, demi Tuhan, Sai! Dan aku tidak pernah menyukaimu!"
"Sakura, kau egois!" Sai menatap Sakura terluka, "Kau hanya pentingkan perasaanmu saja."
Sakura hendak menjawab, tapi suaranya hilang karena tercekat saat Sai sudah memajukan wajahnya untuk menjangkau Sakura. Gadis Haruno itu meronta, tetapi tak bisa berbuat apa-apa saat bibir Sai menyapu permukaan bibirnya dengan lembut.
Namun gerakan pemuda itu baru sekejap karena Sakura merasakan tubuh itu menjauh, disusul dengan suara debam keras dan erangan yang menggema.
.
.
❄❄❄
.
.
Rasanya udara menyempit saat Sasuke melihat pemandangan dua meter didepannya. Kemarahan seperti menangkup bungsu Uchiha itu, saar melihat Sai memojokkan Sakura kedinding, dan mencium gadis itu.
Sasuke serasa melayang mendekati mereka, menarik kerah baju seragam Sai dengan murka dan menghantamkan satu pukulan kepipi mulus milik Sai. Sasuke memukuli rahangnya dengan senang hati, karena berani-beraninya pemuda satu itu menyentuh Sakura.
"Sudah, Sasuke-kun!" Sakura berdiri didepan Sai yang terkapar dilantai, merentangkan tangannya menangkup pipi Sasuke yang mendadak saja kemarahannya lenyap entah kemana saat emerald itu menatapnya lembut. Sakura baru saja hendak jongkok membantu Sai tetapi Sasuke sudah keburu mencekal lengannya dan menyeret gadis itu bersamanya.
"Sasuke-kun, kita mau kemana?" Sakura terangah-engah berusaha menyamai langkah kaki Sasuke yang cepat dan lebar. Sasuke mengerling Sakura, mendengus sengit.
"Menghukummu."
Sakura terperangah, berusaha memberontak tetapi lengan Sasuke kini meraub bahunya. Gadis itu panik, apalagi saat melihat kakaknya digerbang sekolah. Ia tidak mau melihat Sasuke ribut lagi dengan Sasori.
Sasori menoleh kebelakang, memicingkan matanya saat melihatat Sasuke yang dengan santainya melangkah melawatinya sementara Sakura menatapnya minta tolong.
"Uchiha!" Sasori menarik bahu Sasuke, menatapnya kejam,"Lepaskan adikku kalau kau sedang berniat menculiknya, atau kau akan menyesal!"
"Aku ada perlu dengannya."
Sasori menggeleng, berusaha meraih Sakura tetapi dengan sigap Sasuke menarik gadis itu kebalik punggungnya. "Jangan coba-coba sentuh Sakura!"
Sasori berdecak tak percaya, "Yang benar saja, aku kakaknya!"
"Minggir dari sana, baka! Aku ada perlu dengan Sakura! Minggir sekarang atau kutendang pantatmu!" Sasuke memaki, matanya berkilat-kilat marah dan cemburu. Sasori menggerutu, hendak melayangkan sebuah tinjuan kepada Sasuke andai saja Sakura tak mencegahnya.
"Nii-san, sudah. Aku akan ikut dengan Sasuke-kun. Percayalah, aku akan baik-baik saja." Sakura berucap dari balik punggung Sasuke.
Sasuke tersenyum miring, "Kau sudah dengar sendiri, Haruno."
"Awas kalau kau sakiti adikku." ancam Sasori, tetapi sayangnya Sasuke tidak mengindahkan. Ia menyeret Sakura dengan gemas menuju Audy putih-nya, sementara Sasori menatap pemuda itu dengan senyum terangkat.
Detik itu ia tahu, kalau Sasuke ternyata mencintai Sakura dengan teramat sangat.
.
.
❄❄❄