Suasana hening di dalam ruangan yang terdapat dua orang pria, masing-masing dari mereka sibuk mengerjakan pekerjaan sendiri. Hanya terdengar suara keyboard dan kertas yang dibalik tiap halamannya.
Sesekali pria yang sibuk dengan laptopnya itu melirik ke arah pria lain yang duduk tidak jauh darinya.
"Aish yang benar saja!" Seru pria itu sembari mengacak-acak rambutnya, membuat pria yang tadi ia perhatikan menatap ke arahnya. Ia kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki, kemudian ia memijat pelipisnya karena merasa frustasi dengan situasi yang ia hadapi.
Ia sedikit melonggarkan dasi yang melilit lehernya, merasa gerah dengan suasa canggung di dalam ruangan.
"Kau baik-baik saja Sasuke?" Tanya seorang pria yang kini sudah berdiri di sampingnya.
Pria yang di panggil Sasuke itu segera berdiri "Sa--saya baik-baik saja" jawabnya
Pria itu melirik ke arah dasi yang menggantung di leher Sasuke, Sasuke yang mengikuti arah pandang pria yang menjabat sebagai pimpinannya itu pun langsung mengerti dan segera membenarkan letak dasinya yang berantakan.
Pria itu menahan kedua tangan Sasuke yang sedang sibuk membenarkan dasi, membuat Sasuke menatapnya penuh tanya. Pria bernama lengkap Uzumaki Naruto itu mendekatkan dirinya, mengambil alih apa yang tadi Sasuke lakukan.
"Sa--saya bisa--" perkataan Sasuke terpotong oleh jari telunjuk Naruto yang sudah berada di depan bibirnya, memintanya untuk diam.
Naruto memdekatkan bibirnya ke telinga Sasuke, "Tidak perlu terlalu formal jika hanya ada kita berdua" bisiknya seduktif, membuat Sasuke langsung memegangi telinganya yang mulai memerah.
Naruto menyeringai melihat respon yang Sasuke berikan, kemudian ia mulai membuka dasi Sasuke. "Ku rasa akan lebih mudah jika kau duduk" ucap Naruto dan langsung membalik kursi yang berada di belakang Sasuke, lalu menekan kedua pundak Sasuke agar terduduk di sana.
Ia mendorong pundak Sasuke perlahan agar Sasuke bersandar, kemudian ia mulai mengikat dasi itu. Perlahan kaki kanannya masuk ke sela-sela kedua kaki Sasuke. Mereka saling bertatapan, perlahan Naruto mulai mencondongkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya. Detak jantungnya berdetak kencang begitu juga dengan , tidak lama kemudian bibir mereka bertemu.
Kedua tangan Naruto kini memegangi kedua belah pipi Sasuke untuk memperdalam ciuman mereka. Suasana yang hening dan hanya terdengar suara napas serta suara pangutan kedua bibir mereka membuat atmosfer terasa semakin intim. Sasuke yang sudah terbuai pun memegangi kedua pinggul Naruto, ciuman mereka terlepas, saling memandang dalam manik masing-masing. Naruto tersenyum manis sembari membelai lembut pipi Sasuke, kemudian ia kembali menempelkan bibirnya.
Sasuke terjatuh lagi di dalam permainan pria yang sempat mengisi hatinya, katakanlah dia bodoh karena dia tidak bisa membedakan perasaannya. Sasuke bingung untuk beberapa alasan, tidak tahu harus bagaimana. Jika dia di tanya apakah dia membenci pria yang kini ia biarkan menciumnya, tentu saja dia akan menjawab 'iya' dengan lantang. Akan tetapi jika ia di tanya apakah dia mencintainya, Sasuke tidak bisa menjawabnya.
Naruto menyudahi ciumannya, ia langsung memeluk Sasuke. sementara Sasuke hanya diam saja tidak tahu harus bagaimana.
"Aku sangat merindukanmu" ucap Naruto
Sasuke masih terdiam, perlahan kedua tangannya terangkat ingin membalas pelukan itu. Tentu saja ia sangat ingin, ia merindukan suasana seperti ini, akan tetapi ia mengurungkan niatnya. Kedua telapak tangannya mengepal erat, kemudian ia jatuhkan. Ia terjebak dengan pikirannya, tidak bisakah ia egois untuk saat ini? Tidak bisakah ia melampiaskan semuanya saat ini juga? Sasuke sudah mencoba menguburnya jauh di dalam hatinya sebagai bekas luka, bahkan menghapus kenangan lama tapi kenapa masih begitu kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me & You [Narusasu] Completed✔
FanfictionWarning Yaoi! Sehari setelah perayaan tiga tahun mereka bersama, malam yang dingin menjadi penonton atas kandasnya hubungan yang sudah terjalin begitu lama. "Itu bohong ketika kau mengatakan mencintaiku." -Uchiha Sasuke "Bahkan cinta tidak menolong...