"Kenapa kau mengikutiku?!" Ucap Sasuke kesal.
Setelah mendengar dari Gaara bahwa pria yang kini berdiri dihadapannya akan bekerja ditempat yang sama dengannya, Sasuke langsung menyeret pria tadi kebelakang untuk bicara empat mata.
Lagipula, dari mana dia tahu bahwa Sasuke bekerja di sini? Sasuke yakin sekali kalau pria itu menguntitnya.
"Mengikutimu?" Pria itu terkekeh kemudian mengubah ekspresi menjadi serius. "Itu benar." lanjutnya.
Pria itu yang tidak lain adalah Naruto mendorong pundak Sasuke hingga membentur tembok kayu di belakang Sasuke. Kini tangan kanan Naruto berada di sisi kepala Sasuke, sementara tangan kirinya terangkat menyentuh dagu Sasuke dengan jari-jarinya kemudian membuatnya mendongak, menatap kedua bola mata Naruto.
"Aku sudah cukup lama bersabar. Jadi sudah kuputuskan ... " Naruto menyeringai. "aku akan lebih agresif mulai sekarang."
Tiba-tiba saja Naruto mencuri kecupan dari bibir Sasuke, Sasuke pun terkejut dibuatnya.
"Ah ... Reaksimu membosan—" perkataannya terpotong karena Sasuke memberi tamparan keras di pipi Naruto.
Naruto memegangi pipi bekas tangan Sasuke, ia tersenyum remeh. Sementara Sasuke pergi meninggalkannya tanpa mengatakan apapun.
"Menarik," ucap Naruto dengan seringai di bibirnya.
—
"Bersiaplah, kafe akan dibuka," ujar Gaara kepada Naruto dan juga Sasuke yang sudah berdiri di tempatnya masing-masing.
Para pelanggan yang sudah mengantri, masuk satu persatu hingga memenuhi meja kafe, bahkan masih banyak lagi yang tidak kebagian tempat hingga harus mengantri lebih lama.
"Sasuke!" Panggil Gaara, Sasuke pun menghampirinya. "Tolong antarkan ini ke meja nomor lima." Gaara memberikan nampan berisi makanan kepada Sasuke.
Tiba-tiba saja Naruto muncul entah darimana menghadang Sasuke. Ia langsung mengambil alih nampan di tangan Sasuke.
"Meja nomor lima, kan?" tanya Naruto tidak lupa dengan senyuman, Sasuke mengangguk sebagai jawaban.
Kafe terlihat sangat ramai seperti biasanya, bahkan rasanya tidak ada waktu istirahat untuk mereka karena pelanggan terus saja berdatangan.
—
Sasuke menghela napas panjang, beberapa kali ia mengelap peluh yang membasahi keningnya. Sudah pukul enam dan kafe pun tutup sementara ia disibukkan dengan meja-meja sebelum ia pulang.
"Butuh bantuan?" Ucap Naruto, datang membawa kain lap di tangan.
Sasuke tidak menanggapinya, sepertinya ia masih kesal dengan Naruto.
Naruto menghela napas. "Baiklah, aku akan pergi." ia meletakkan kain tadi di atas meja lalu pergi dari sana.
Sasuke menengok ketika mendengar suara pintu tertutup lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
—
Hari semakin gelap dan udara semakin dingin ketika Sasuke keluar dari kafe. Ia memasukkan kedua tangannya pada saku coat yang ia pakai. Ketika ia hendak melangkahkan kaki, tiba-tiba saja sebuah tangan membekapnya dari belakang, Sasuke pun berontak mencoba melepaskan diri tapi sayang sekali, tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing dan ia mulai kehilangan kesadarannya.
"Kau tidak berpikir kalau aku benar-benar pergi kan?"
oOo
Perlahan Sasuke terbangun, akan tetapi ia tidak bisa bergerak atau bahkan membuka mata. Ia tersadar kedua tangan dan juga kakinya terikat pada kursi yang ia duduki, tidak lupa mata yang di tutup oleh kain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me & You [Narusasu] Completed✔
FanficWarning Yaoi! Sehari setelah perayaan tiga tahun mereka bersama, malam yang dingin menjadi penonton atas kandasnya hubungan yang sudah terjalin begitu lama. "Itu bohong ketika kau mengatakan mencintaiku." -Uchiha Sasuke "Bahkan cinta tidak menolong...