Jam istirahat kerja adalah waktu untuk pemulihan setelah melakukan pekerjaan untuk waktu tertentu, sudah merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan waktu istirahat bagi pekerjanya.
"Ah... Aku bahkan tidak ingat dengan ID ku ini" ucap Sasuke sembari memegangi ID karyawan nya.
Sasuke dan kedua laki-laki lainnya sedang makan siang di cafe dekat gedung perusahaan tempatnya bekerja.
"Tidak terkejut. Kau kan sudah tua" ujar pemuda bernama Sai yang mendapat tatapan tajam dari Sasuke. Suigetsu pun tertawa atas ucapan pemuda itu.
Tujuan Sai menemui Sasuke karena ia ingin mengembalikan ID karyawan milk Sasuke yang tertinggal di club tempatnya bekerja. Sebenarnya dia ingin mengembalikannya kemarin, akan tetapi ada urusan penting yang membuatnya harus menunda.
Mereka berbincang-bincang sampai waktu jam makan siang habis, sehingga Sasuke dan Suigetsu pun harus kembali bekerja.
"Kalau begitu aku pergi dulu" pamit Sai kepada kedua laki-laki di hadapan.
Sasuke hanya menatap punggung pemuda tampan itu, sedangkan pria di sampingnya melambaikan tangan sembari tersenyum lebar.
oOo
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan, sudah waktunya untuk pulang kerja. Seorang pria baru saja keluar dari dalam gedung dan berdiri di depan lobi, sesekali ia berdecak kesal karena temannya sudah pulang terlebih dahulu, sehingga meninggalkannya sendirian.
Udara semakin dingin, suasana yang gelap dan sepi semakin mendukung. Membuatnya seakan-akan ada di film horor. Pria itu menengok ke kanan dan ke kiri lagi-lagi ia merasakan sesuatu sedang memperhatikannya, ia kemudian mengusap lehernya yang dingin, mungkin lain kali dia akan berpikir dua kali untuk bekerja hingga larut malam. Pria itu bergidik, kemudian ia memutuskan melangkahkan kaki untuk mencari taksi. Belum sampai di pinggir jalan raya, sebuah cahaya lampu dari sisi kanan membuatnya silau hingga harus melindungi penglihatannya dengan sebelah telapak tangan. Cahaya lampu yang di iringi dengan suara khas knalpot mobil itu melaju kencang ke arahnya dan berhenti beberapa inci tepat di sampingnya hingga menimbulkan suara decitan ban mobil.
Seorang laki-laki keluar dari dalam mobil hitam itu dan berdiri tepat di depan mobilnya dengan keadaan mesin masih menyala. Pria bernama Sasuke yang masih menutup matanya itu perlahan membuka mata untuk mengetahui siapa si pemilik mobil yang hampir menabraknya.
"Mau pulang bersamaku?" Ucap laki-laki itu yang membuat Sasuke membulatkan kedua bola matanya.
Sasuke bisa melihat jelas bahwa laki-laki berjas hitam itu adalah Uzumaki Naruto, yang tidak lain adalah atasannya sekaligus mantan kekasihnya.
Sasuke membuang pandangannya ke arah lain, ia tertawa remeh mendengar ucapan pria bernama Naruto tadi. Naruto memutar kedua bola matanya, tanpa persetujuan dari pihak yang bersangkutan, ia langsung menarik lengan Sasuke dan memaksanya masuk ke dalam mobil.
"Hey! Mamangnya siapa yang setuju pulang denganmu!" Teriak Sasuke dari dalam mobil.
Naruto ikut masuk ke dalam mobil, ia duduk di kursi pengemudi, sedangkan Sasuke duduk di kursi sampingnya. Sasuke terus menyerangnya dengan umpatan-umpatan yang keluar dari bibirnya, sedangkan Naruto hanya bisa menghela napas panjang agar tidak terbawa emosi. Ketika Sasuke hendak membuka pintu mobil, dengan sigap Naruto menahan tangannya membuat Sasuke kini menatapnya. Naruto kemudian mengunci pergerakan Sasuke dengan kedua tangan yang masing-masing berada di sisi tubuh Sasuke.
Tatapan tajam dari Naruto, serta jarak mereka yang terlalu dekat membuat Sasuke kesulitan mengatur detak jantungnya. Naruto semakin mendekatkan wajahnya, pandangan mereka masih terkunci, "Diam dan duduk dengan tenang" ucap Naruto seduktif sembari memasamg seat belt pada tubuh Sasuke.
Sasuke hanya diam karena terhipnotis oleh suara Naruto, membuat Naruto menyeringai. "Jawab aku jika kau mengerti" ucapnya, dan Sasuke mengangguk begitu saja.
"Anak pintar" ucap Naruto sembari menggesekkan hidung mancung nya pada hidung milik Sasuke, membuat Sasuke menutup kedua matanya.
Seringai di bibirnya semakin melebar saat melihat reaksi dari Sasuke. Ia menurunkan pandangan tepat di bibir Sasuke, kemudian ia menggigit bawah bibirnya sendiri. Dia sedikit berpikir, kemudian ia menjauhkan wajahnya, kembali ke kursinya dan memasang seat belt nya. Tidak merasakan apa-apa, lantas Sasuke membuka kedua matanya bersamaan dengan mobil yang sudah melaju.
Sasuke menengok ke sisi kirinya, tepat di mana seorang pria sedang sibuk mengemudikan mobil di sertai suara siulan yang pria itu buat. Pria itu melirik ke arah Sasuke kemudian kembali fokus pada jalan raya.
"Kenapa ekspresi wajahmu kecewa begitu?" goda pria itu. Langsung saja Sasuke menengok ke arah lain.
Di sepanjang perjalanan mereka hanya diam, Sasuke terus saja memandang keluar jendela, sampai ia menyadari sesuatu.
"Tunggu dulu" ucap Sasuke memecah suasana hening di antara mereka. Sasuke mengedarkan pandangan ke jalanan yang mereka lewati sampai ia yakin bahwa-- "Ini bukan arah ke apartemenku!" Teriaknya membuat pria di sampingnya harus menutup telinga dengan sebelah tangan. Pria itu sempat kehilangan kendali atas mobil yang ia kendarai karena teriakan nyaring Sasuke, untung saja dia dapat mengendalikan nya kembali.
"Turunkan aku!" Seru Sasuke sembari menarik-narik jas pria bernama Naruto itu.
Naruto tidak menghiraukan dan tetap fokus pada jalan raya. Tidak menyerah, Sasuke kembali menghujani Naruto dengan umpatannya. "Aku akan melaporkanmu pada polisi!" Ancamnya
Naruto tetap tidak menghiraukan, sampai ia mengerem tiba-tiba, membuat Sasuke yang sedari tadi mengoceh menjadi diam karena kepalanya terpentuk dasbor mobil. Menyisahkan suara mengaduh kesakitan dari bibirnya.
Naruto turun dari dalam mobil, kemudian ia membukakan pintu mobil untuk Sasuke. "Turun. Kita sudah sampai" ucap Naruto.
Sasuke masih memegangi kepalanya, ia menatap lewat kaca mobil di mana tempat mereka berhenti. Sebuah gedung bertingkat yang tidak asing baginya. Karena Sasuke yang lama, langsung saja Naruto menariknya keluar untuk masuk ke dalam gedung.
Sasuke hempaskan tangan Naruto darinya, "Aku bisa jalan sendiri" ucapnya kesal karena Naruto menariknya paksa. Sasuke pun melangkahkan kaki mendahului Naruto.
"Masih sama saja" gumam Naruto, kemudian pergi menyusul Sasuke.
Mereka sudah sampai di depan pintu ruangan yang mereka tuju. Sasuke memasukkan password dan pintu pun terbuka, langsung saja mereka masuk kedalam. Sasuke menekan tombol lampu, dan pemandangan seperti tiga tahun yang lalu pun tersaji di depan mata. Mereka masuk ke dalam kamar yang di dominasi warna putih itu, pecahan kaca berserakan di mana-mana, tidak ada yang berubah masih sama seperti saat Sasuke meninggalkan tempat ini. Sasuke mengambil sebuah foto yang terlepas dari bingkainya tergeletak begitu saja di lantai, ia tersenyum kecil melihat foto yang sedikit tertutup oleh debu itu.
"Aku terkejut saat mengetahui bahwa kau meninggalkan apartemen ini" ucap Naruto sembari menutup pintu. Sasuke pun berbalik dan menatapnya, Naruto melangkahkan kaki mendekatinya.
Naruto ambil foto yang berada di tangan Sasuke, kemudian ia membuangnya ke sembarang arah. Mereka saling bertatapan, Naruto memegang kedua pundak Sasuke kemudian ia mendorongnya hingga membuat Sasuke terjatuh di atas ranjang yang berada di belakangnya tadi, Naruto pun langsung naik ke atas tubuh Sasuke dan duduk di atas tubuhnya kemudian ia membuka jas yang tadi membalut tubuhnya.
"A--apa yang ingin kau lakukan?!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me & You [Narusasu] Completed✔
FanfictionWarning Yaoi! Sehari setelah perayaan tiga tahun mereka bersama, malam yang dingin menjadi penonton atas kandasnya hubungan yang sudah terjalin begitu lama. "Itu bohong ketika kau mengatakan mencintaiku." -Uchiha Sasuke "Bahkan cinta tidak menolong...