Seorang pria menghentikan mobilnya di depan sebuah club, salah satu club populer di Tokyo, Sixty-nine club. Ia melemparkan kunci mobilnya pada penjaga lalu melangkahkan kaki panjangnya masuk ke dalam club. Cahaya kelap-kelip menyambut ketika ia sudah berada di dalam, ia mengambil duduk tepat di depan counter minuman seperti yang biasa ia lakukan. Ini bukan kali pertama pria datang ke club ini, dia sudah sering kemari. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, berharap menemukan sesuatu yang menarik. Sementara itu seseorang di balik meja counter dengan sebotol minuman di tangan menatap wajah pria itu dengan seksama.
"Yo tuan mabuk? Kau datang lagi" Seru seseorang itu ketika sudah memastikan kalau pria dengan kemeja biru itu adalah orang yang ia kenal
Pria itu membalikkan badannya untuk mengetahui siapa yang sudah memanggilnya, dia menaikkan satu alisnya. "Apa kita saling mengenal?" Tanyanya bingung karena dia merasa tidak mengenal seseorang yang memanggilnya tadi yang kini tersenyum manis padanya.
Seseorang itu terkekeh geli mendengar pertanyaan dari pria di hadapannya. Astaga, apa pria itu tidak ingat siapa yang sudah membantunya?. Seharusnya pria itu berterima kasih padanya, bayangkan saja jika tidak ada dia, mungkin pria itu bisa di rampok atau yang lebih parah pria itu bisa di perkosa mungkin?.
"Kau tidak mengenalku?" Ucap seseorang itu yang mendapat gelengan kepala dari lawan bicaranya. Ia menepuk keningnya, "Aku Sai. Kau membaca kertas yang ku tinggalkan kan?"
Pria itu sedikit berpikir, mengingat apa yang di katakan seseorang yang bernama Sai itu. "Ah... Kau?" Ucapnya ketika sudah ingat.
Sai melipat kedua tangannya di dada sembari menganggukkan kepala. "Ngomong-ngomong kau baru pulang kerja ya?"
Pria itu menatapnya bingung, "Dari mana kau tahu?"
Sai memutar kedua bola matanya, ia menunjuk ID karyawan yang tergantung di leher pria itu, tertulis jelas nama Uchiha Sasuke di sana. Pria itu mengikuti arah pandang Sai, dan benar saja, dia lupa melepaskan ID nya. Sasuke langsung saja melepas ID itu dari lehernya kemudian meletakkannya di atas meja counter.
"Aku mau red wine" kali ini Sasuke memesan minuman dengan kadar alkohol rendah karena dia tidak ingin kehilangan kesadaran malam ini.
Sasuke melipat kedua tangan di atas meja counter, memerhatikan bagaimana pemuda bernama Sai itu membuat pesanannya.
"Aku sudah sering kemari, bukannya bartender club ini seorang pria yang lebih tua?" Tanyanya penasaran, karena memang setahunya bartender yang biasa ia lihat bukan pemuda tampan yang sedang di sibukkan dengan pesanannya itu.
Sai meletakkan segelas red wine di atas maja. "Aku bartender yang baru" jawab Sai, Sasuke pun menganggukkan kepala lalu menyesap sedikit red wine yang terasa sepat di lidah.
"Ngomong-ngomong bagaimana hubunganmu dengan pria yang bernama--" Sai sedikit berpikir untuk mengingat nama pria yang ia maksud "Nar-- Ah! Naruto!" Serunya
Ucapan Sai lantas membuat Sasuke tesedak minumannya, "Dari mana kau tahu nama itu?"
Sai tertawa terbahak-bahak, "Kau ini bagaimana? Tentu saja darimu" Sai yang melihat Sasuke menatapnya tajam kemduian dia memilih untuk menjelaskan. "Baiklah, kemarin saat kau mabuk kau selalu menyebut nama itu. Kau terlihat menyedihkan" jelas nya sesingkat mungkin.
Sementara itu Sasuke menghela napas dan kembali menyesap minumannya. Haruskah ia bercerita pada pemuda itu?. Sasuke meneguk minuman yang tersisa di gelas, kemudian menuangkan lagi dan kembali meminumnya sampai 1 botol berisi red wine itu tersisa sedikit.
Sasuke menggoyangkan gelas yang berisi sedikit wine itu, ia tersenyum miring saat kembali mengingat kejadian di kantor hari ini. Bagaimana ia yang terkejut saat kembali bertemu dengan mantan kekasihnya, dan ia di buat terkejut lagi dengan sikap laki-laki bernama lengkap Uzumaki Naruto itu, atau sekarang haruskah ia memanggilnya Namikaze Naruto?.
"Kau mau mendengar sesuatu yang lucu?" Ucapnya tanpa mengalihkan pandangan pada gelas berisi cairan merah di genggaman. Sementara itu Sai menatapnya tidak mengerti. "Pria bernama Naruto itu adalah mantan kekasihku" Sai yang mendengarnya tidak terkejut sama sekali mengetahui pria di hadapannya adalah gay. "Yang lebih lucu lagi, sekarang dia adalah atasanku" Sasuke terkekeh kemudian ia menatap wajah Sai yang juga menatapnya, "Coba kau pikir, bagaimana bisa aku bekerja di bawah kepemimpinan orang yang sudah menyakiti hatiku?."
Sai hanya bisa terdiam mendengar perkataan pria yang duduk di hadapannya, ia tidak menyangka Sasuke mau menceritakan masalah pribadinya padanya. Sai jadi merasa kasihan.
"Si berengsek itu bahkan bersikap dingin padaku" Sasuke terkekeh lagi
Sai memijat pelipisnya, sepertinya pria itu sudah mabuk. Lagi-lagi pekerjaan nya bertambah.
oOo
"Hey Sasuke" panggil seseorang, yang di panggil menengok ke arahnya, "Direktur memanggilmu". Sasuke yang mendengarnya menaikkan satu alisnya.
-
Sasuke mengetuk pintu yang terdapat tulisan Presiden Direktur di atasnya, kemudian ia masuk ke dalam. Sasuke menatap tulisan di atas meja, di sana tertulis Presiden Direktur di sertai nama si Direktur.
Sebelum Sasuke bertanya, Direktur bernama Naruto itu sudah bicara terlebih dahulu. "Buatkan aku kopi" perintahnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor.
Sasuke tersenyum miring, dalam hati dia mengutuk atasannya itu. Dia kesal tentu saja, bukan tugasnya untuk membuat kopi seperti yang atasannya itu suruh. Dengan kesal Sasuke keluar dari dalam ruangan untuk membuatkan kopi.
Sasuke kembali lagi dengan nampan berisi segelas kopi di atasnya, Sasuke meletakkan segelas kopi tadi di atas meja. Naruto pun mengambilnya dan meminum sedikit kopi buatan Sasuke, ia mengernyit. "Terlalu manis" ucapnya sembari meletakkan kembali gelas itu.
Naruto kembali memerintahkan Sasuke untuk membuatkan kopi lagi. Dengan senyum yang di paksakan Sasuke menurutinya.
Tidak butuh waktu yang lama Sasuke kembali lagi dengan segelas kopi yang baru. Naruto kembali meminumnya sedikit. Lagi-lagi ia mengernyit.
_
Langkah terburu-buru terdengar di sepanjang koridor gedung kantor Namikaze Group, wanita cantik dengan sepatu hak tingginya tidak menghiraukan orang-orang di sekelilingnya yang memperhatikannya. wanita itu terus melangkahkan kakinya hingga sampai di depan lift kantor, Dia masuk kedalamnya dan menekan tombol 52.
_
"Masih terlalu manis" ucap Naruto
"Apa?! Aku bahkan tidak menambahkan gula di sana!" Protes Sasuke tidak terima
Naruto melirik ke arah Sasuke yang terlihat kesal, "Ku bilang masih terlalu manis kan" ucapnya santai
Sasuke yang sudah tidak tahan lagi pun menghampiri Naruto kemudian ia memutar kursi kerja Naruto dan langsung menarik kerah kemejanya. "Kau sedang mempermainkanku hah?!" Seru Sasuke tepat di depan wajah Naruto
Naruto menyeringai kemudian ia balas menarik dasi Sasuke sehingga membuat wajah mereka berdekatan. Mereka saling bertatapan, membuat Sasuke gugup dan jantungnya berdetak kencang karena jarak mereka yang terlalu dekat.
"Memang terlalu manis" Naruto memiringkan kepala dan semakin mendekatkan wajahnya.
_
Pintu lift terbuka, Wanita itu kembali melangkahkan kakinya hingga Dia sampai di depan ruangan dengan tulisan Presiden Direktur di depan pintunya, Wanita itu adalah Haruno Sakura. Dia membuka pintu itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu, wanita itu membulatkan matanya ketika melihat pemandangan di depannya.
"Apa yang kalian lakukan?!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me & You [Narusasu] Completed✔
FanficWarning Yaoi! Sehari setelah perayaan tiga tahun mereka bersama, malam yang dingin menjadi penonton atas kandasnya hubungan yang sudah terjalin begitu lama. "Itu bohong ketika kau mengatakan mencintaiku." -Uchiha Sasuke "Bahkan cinta tidak menolong...