Seorang pemuda tampan tengah mengelap beberapa gelas bersih dan menaruhnya di tempat semula. Ia menatap malas seorang pria di seberang meja counter yang sedang memainkan gelas minumannya, terlihat jelas sedang memikirkan sesuatu.
"Hei bung, apa kau tidak akan meminumnya?" Ujar pemuda itu dengan kedua lengan berada di atas meja.
Pemuda bernama Sai itu tidak menyangka akan bertemu dengan pria yang ia ketahui bernama Naruto di tempatnya bekerja. Di tambah Naruto datang membawa wajah yang terlihat putus asa, jadi bisa ditebak kalau dia mempunyai masalah yang cukup berat. Kenapa juga ia harus mengambil duduk di depan meja counter minuman? Membuat Sai harus iba padanya.
Pria tadi melirik ke arahnya kemudian menghela napas panjang "Apa menurutmu aku terlalu terburu-buru?" Tanyanya, menatap tetesan air dari gelas dingin yang ia genggam.
"Aku sudah berusaha, tetapi sepertinya aku—"
"Dengar pak ... " Sai memijat pelipisnya "aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan, tapi ku tebak pasti ini ada hubungannya dengan Sasuke."
Naruto menatap Sai, menunggunya menyelesaikan ucapan.
"Aku tidak akan memberikanmu nasehat, saran atau semacamnya. Tapi ku peringatkan satu hal, jika kau tidak bisa memilikinya lagi dalam waktu dekat, maka aku akan merebutnya darimu" ucap Sai dengan seringai di bibir.
Naruto yang terpancing dengan ucapan Sai pun langsung berdiri dan mencengkeram kuat kerah kemeja Sai, gelas minumannya tumpah di atas meja. Para pengunjung yang mendengar adanya keributan pun mengelilingi mereka.
Mereka saling berbalas tatapan mata. Naruto menyeringai "Coba saja jika kau bisa."
Naruto merogoh saku celana untuk menemukan dompetnya kemudian ia mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkan di atas meja, ia langsung melangkahkan kaki pergi dari sana, meninggalkan Sai yang terlihat menahan emosi.
"Menantang ku ya?"
—
Masih di malam yang sama. Sasuke tengah duduk di bangku halte bus dengan tatapan kosong bahkan ia tidak beranjak ketika ada bus berhenti. Setelah ia bertengkar dengan Naruto dan pergi meninggalkan Naruto yang masih terdiam di tempatnya karena perkataan yang ia lontarkan, Sasuke memilih untuk berhenti di sini, memikirkan bagaimana yang akan terjadi selanjutnya dan apakah ia sudah melakukan hal yang benar?
Sebenarnya apa yang ia inginkan? Sasuke benar-benar bingung dengan dirinya sendiri. Sejujurnya Sasuke tidak mau seperti ini, tapi malah dia sendiri yang membuatnya menjadi begini. Setelah mendengar ucapan Naruto, Sasuke jadi bingung dengan perasaannya, apakah benar ia masih mencintai pria itu?
Rasanya ia tidak sanggup untuk melihat wajah Naruto setelah ini. Baiklah ia akan memutuskannya mulai sekarang, ia sudah membuat pilihan.
oOo
"Mengundurkan diri?" Tanya Naruto ketika membaca isi surat yang Sasuke berikan padanya.
Naruto memijat pelipisnya, ia meletakkan kertas tadi di atas meja. Ia menyandarkan punggungnya dan menatap Sasuke yang menundukkan kepala.
"Kenapa? Apa alasannya?"
Sasuke menelan ludah "Itu sa–saya—"
"Apa gajimu kurang? Atau karena aku jahat padamu?" Tanya Naruto lagi.
Tentu saja Naruto terkejut dengan keputusan Sasuke yang tiba-tiba ini, tapi ia harus menyembunyikan keterkejutannya.
Sasuke bingung harus menjawab apa jika atasannya itu terus saja menyerangnya. Akan tetapi ia harus menyelesaikan ini. Perlahan Sasuke mengangkat kepala, sementara kedua telapak tangan mengepal erat di masing-masing pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me & You [Narusasu] Completed✔
FanfictionWarning Yaoi! Sehari setelah perayaan tiga tahun mereka bersama, malam yang dingin menjadi penonton atas kandasnya hubungan yang sudah terjalin begitu lama. "Itu bohong ketika kau mengatakan mencintaiku." -Uchiha Sasuke "Bahkan cinta tidak menolong...