cinco

894 129 36
                                    

cinco [lima]

"Ini, minumlah," ujarku pada Luke sambil menyodorkannya segelas air mineral lalu duduk di sampingnya. Kupandangi ia dan dapat kulihat dengan jelas sebelah matanya yang bengkak membiru dan tatapannya kosong. Tangan kirinya bergetar memegangi gelas sementara tangannya yang lain mengapit sebatang rokok yang ia hisap dengan tergesa-gesa. 

"Bukankah kau sudah berhenti merokok?" tanyaku.

"Aku mengalami hari yang berat," jawabnya dengan mulut masih menjepit rokok. Aku bisa mencium bau wiski dari napasnya dan kutahu ada sesuatu yang sangat tidak beres padanya. Maksudku, wiski dan rokok? Dua kombinasi yang tak pernah ia lakukan. Belum lagi matanya yang bengkak.

"Aku hanya ingin menyingkir darinya."

Tanpa bertanya pun aku sudah tahu siapa yang Luke maksud. Ayahnya sering kali pulang dengan keadaan mabuk berat dan terkadang melampiaskan seluruh emosinya pada Luke, meneriakinya dan bahkan memukulnya. Aku mengetahui hal ini karena aku pernah melihatnya sendiri.

"Entah apa yang ada di pikirannya," lanjut Luke.

Luke tak pernah cerita tentang keluarganya. Ia begitu tertutup terutama jika hal itu mengenai ibunya. Segurat rasa penyesalan dan luka terlihat di wajahnya ketika siapapun menyebutkan kata ibu.

"Ngomong-ngomong, aku bertemu gadis aneh di kedai kopi tadi sore," katanya disertai senyuman lebar terukir di wajahnya dan sekonyong-konyong mata birunya berbinar. Dan kutahu satu hal bahwa ia sedang jatuh cinta.

***

Cieeeh Luke jatuh cinta cieee....
Calum gak tau aja kalo gadis aneh itu ternyata... xD 
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa voments :3

memories » c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang