quatro

981 134 26
                                    

quatro [empat]

Rasanya ingin sekali aku menceburkan diriku ke laut ketika Liana menarikku ke bagian pakaian dalam wanita. Maksudku, apa dia sudah gila? Pikiran kotorku pasti akan mendominasi dalam otakku dan membuatku membayangkan kekasihku itu mengenakan pakaian dalam yang dipilihnya, yang jelas akan terlihat begitu seksi. Aku menampar pipiku. Ah, hentikan!

Maka dari itu aku menolaknya dan mengatakan padanya aku juga harus membeli pakaian dalamku sendiri di bagian pria. 

Ada banyak sekali jenis underware yang bisa kudapat di sini. Ada boxers, briefs, boxer briefs, trunks, male thongs, bahkan g-strings. Geez, aku tak akan pernah memakai dua pilihan terakhir itu, kecuali jika aku seorang stripper dan tak akan pernah dalam ribuan tahun aku menjadi seorang stripper. Mungkin aku akan melakukannya hanya untuk Laina, aku bisa membuat pengecualian untuk yang satu ini. Dan lagi-lagi aku menampar pipiku. Hentikan pikiran kotor itu!

Aku tengah melihat trunk Calvin Klein. Menimang warna apa yang seharusnya aku beli. Aku sudah punya banyak warna hitam dan entah bagaimana selalu saja hilang. Aku yakin Luke yang mencurinya. 

Aku merasakan seseorang menarik beanie-ku hingga terlepas dari kepalaku. Aku menoleh dan mendapati seorang gadis berambut coklat kemerahan yang diikat ekor kuda berjalan memunggungiku sembari membawa beanie-ku di tangannya.

Aku berlari menghampirinya dan merebut beanie milikku. Ia berbalik namun tak melepaskannya.

"Ini beanie-ku!" seruku padanya.

Mata coklat gelapnya yang besar menatap beanie-ku dan berkata, "Ups," kemudian melepaskannya.

"Maafkan aku. Aku tak bisa menahan diriku," ujarnya lalu menggigiti kuku jari tangannya dengan gugup.

Aku mendengus kesal lalu mememakai beanie-ku kembali. "Tak bisa menahan dirimu untuk mencuri? Ada apa denganmu? Kleptomania?" tanyaku dengan nada sarkastis.

Ia tak menjawab pertanyaanku dan juga tak berani menatapku. Kulihat ia terlihat begitu panik dan sedikit aku merasa bersalah. Sejenak aku bertanya-tanya, apa yang ia lakukan di bagian pakaian dalam pria? Hanya untuk mencuri beanie-ku? Pfft.

"Hey ada apa ini?" tanya sebuah suara.

Aku menoleh dan melihat seorang lelaki berambut pink ―demi Tuhan baru pertama kali aku melihat laki-laki yang mencat rambutnya menjadi pink― berjalan menghampiri kami. Wajahnya begitu familiar bagiku. Sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya. Ah ya, tidak salah lagi. Dia dari sekolah sebelah. Aku pernah bertemu dengannya saat pertandingan bola antar sekolah tahun lalu. Dan saat itu rambutnya berwarna hitam dengan highlight biru. Seberapa sering ia mengganti warna rambutnya?

"Chrissy, kau tak apa? Apa bocah dengan wajah mesum ini mengganggumu?" tanyanya pada gadis di hadapanku. Dan apa maksudnya dengan wajah mesum itu?

Gadis yang kuketahui bernama Chrissy menggelengkan kepalanya. "Michael, aku―"

"Dia mencuri beanie-ku!" seruku memotong perkataan Chrissy.

Michael menatapku sembari menaikkan satu alisnya. "Tapi beanie-mu terpasang di kepalamu."

"Are you fucking kidding me? Tentu saja aku sudah merebutnya kembali."

"Hey, don't fucking swear!" serunya sambil menunjukku. "Lagipula kau sudah mendapatkannya kembali jadi tak usah memperbesar masalah."

Chrissy menarik-narik lengan Michael dengan kepalanya yang masih menunduk. "Michael ayo pulang. Ini sangat memalukan."

Aku mencibir. "Ya pulanglah. Tentu saja kau malu karena tertangkap basah telah mencuri. Untung saja aku tak menelpon polisi."

Dan tak kusangka Michael mendorongku dengan keras hingga aku hampir jatuh terjungkal.

Aku memelototinya. "What the fuck man?

"Kau tak mengerti. Sebaiknya kau jaga mulutmu itu," bentaknya lalu menggenggam tangan Chrissy dan pergi meninggalkanku.

What The Fuck Is Going On? tanyaku dalam hati.

***

Hoho.... Calum ketemu ama Chrissy......... 

memories » c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang