sete

757 119 13
                                    

sete [tujuh] 

"Luke, kau yakin dia akan datang?" tanyaku setelah lima belas menit berdiri menunggu di depan pintu bioskop, merujuk pada kekasihnya. Aku sendiri tak tahu pasti jika Luke memiliki kekasih atau ia hanya menganggapnya sebagai teman. Luke tak pernah menyebutkan kata 'kekasih' itu dan ia pun tak mengoreksi jika aku menyebutkan kata itu. 

"Filmnya akan dimulai sebentar lagi," sambungku dengan gusar. Kami setuju akan menonton  Teenage Mutant Ninja Turtles meski awalnya Liana tidak setuju karena menurutnya film itu terlalu kanak-kanak.

"Dia pasti datang," jawab Luke dengan penuh keyakinan sambil memakan popcorn nya. Ini sudah menjadi kebiasaan Luke jika kami hendak menonton. Memesan popcorn dengan ukuran jumbo dan memakannya bahkan sebelum film dimulai.

"Mengapa kau tidak pergi bersama kekasihmu itu?" tanya Liana di sampingku.

Luke menoleh. "Dia bukan kekasihku. Lagi pula dia sendiri yang ingin kita bertemu di sini langsung."

Aku menaikkan keda alisku. Apa tadi aku salah dengar? Luke bilang bahwa gadis itu bukan kekasihnya. "Kau becanda?"

Luke mendelik. "Maksudmu?"

Namun dengan cepat aku menggelengkan kepalanku. "Lupakan saja."

"Hey Luke. Apa aku terlambat?" tanya sebuah suara.

Aku melirik dan mendapati gadis yang waktu itu mencuri beanie-ku.

"Kau!" seruku sambil menunjuknya.

Ia pun sama terkejutnya denganku.

"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Luke.

"Ya. Dia mencuri beanie-ku!"

Gadis itu kalau tidak salah bernama Chrissy, ia langsung bersembunyi di balik punggung Luke. "Kau sudah mendapatkannya."

Ak mendengus. "Tetap saja kau mencuri. Dasar pencuri!"

"Calum!" Luke sedikit berteriak membuatku terkejt karena sebelumnya ia tak pernah meninggikan suaranya padaku.

"Apa?"

"Bisakah kita bicara sebentar?"

Namun tanpa persetujuanku, Luke langsung menarikku menjauhi mereka dengan popcorn masih di tangannya.

"Dia punya masalah," ujar Luke kemudian.

"Tentu saja. Dia pencuri! Bagaimana bisa kau berkencan dengannya?" tanyaku sesekali melirik Chrissy yang sekarang sedang mengobrol dengan Liana. Oh aku harus memberitahu Liana untuk berhati-hati terhadapnya.

"Dia kleptomania."

Aku menatap Luke. "Hah?"

"Dia kleptomania," ulangnya. "Ini bukan kehendaknya. Kau mengerti?"

Ak terdiam sesaat, tak tah apa yang harus aku katakan. Tapi akhirnya aku berkata, "Aku sungguh menyesal. Aku tidak tahu."

Luke tersenyum miring. "Tak apa."

"Guys, filmnya sudah dimulai!" teriak Liana.

"Dammit!" umpat Luke dan aku bersamaan.

Kami pun langsung bergegas memasuki ruangan yang sudah gelap gulita tersebut.

***

Arrgh... chapter ini gaje banget >,< membosankan sepertinya :V

memories » c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang