onze

813 81 8
                                    

onze [sebelas]

Pernah dengar ungkapan cinta pada pandangan pertama? Gila bukan? Tidak, aku tidak sedang membicarakan tentang diriku. Tapi tentang Luke. Ya, aku pernah menceritakan pada kalian sebelumnya bahwa Luke menyukai gadis aneh bernama Chrissy ini.

Aku tak akan percaya jika Luke tidak mengatakan langsung padaku bahwa ia jatuh cinta pada Chrissy pada pandangan pertama. Saat itu Luke belum yakin pada perasaannya sendiri. Ia hanya mengira itu hanya perasaan suka sesaat. Tetapi ketika ia bertemu dengan Chrissy keesokan harinya, ia tahu bahwa gadis itu yang akan mengubah dunianya.

Sudah kukatakan bahwa itu gila.

Ngomong-ngomong, kami sudah berada di Little Bay. Rencana kemping kami hancur berantakan. Tenda yang semestinya sudah aku dan Luke pasang, justru berakhir bencana. Tak ada satu pun dari kami yang tahu bagaimana cara memasang tenda hingga berakhir dengan menginap di motel.

Kami memesan dua kamar. Luke bersamaku dan Liana bersama Chrissy. Entah ide bodoh dari siapa.

"Calum, apa kau membawa pakaian dalam lebih? Karena aku lupa membawa pakaian dalam ku sendiri," kata Luke yang tengah membereskan barang-barang nya.

Aku menggeram pelan. "Aku tak akan meminjamkan pakaian dalam ku padamu. Terakhir kali kau memakainya, kau membuat pakaian dalam ku berubah menjadi warna biru."

Luke berbalik menatapku dengan seringai lebar di wajahnya. "Itu sudah lama sekali ketika aku salah memasukkan deterjen."

"Shut up!"

-

Aku terbangun ketika hari berganti malam. Rupanya aku tertidur cukup lama. Dan kulihat Luke sudah tak ada.

Aku bangun dengan malas dan berjalan keluar kamar. Barangkali mereka sedang berkumpul di kamar Liana.

Aku mengetuk pintu kamar Liana yang hanya beberapa meter dari kamarku. Cukup lama baginya untuk membuka pintu dan menampilkan dirinya dengan rambutnya yang basah dan tubuhnya yang hanya ditutupi oleh handuk. Seketika aku merasa sulit untuk bernafas.

"Apa Luke ada di sini?" tanyaku seraya masuk ke kamarnya.

Liana menutup pintu lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Tadi dia pergi membeli makanan bersama Chrissy," jawabnya.

"Itu berarti hanya ada kau dan aku?" Aku menaik-turunkan alisku, menggodanya.

Ia terkekeh. "Jangan bermimpi."

Aku berjalan mendekatinya. Menarik pinggangnya hingga tak ada jarak di antara kami.

"Ayo lah. Malam ini kita bisa tidur bersama sedangkan Luke bisa tidur dengan Chrissy."

"Jika yang kau maksud dengan liburan musim panas adalah sex, kau mengajak gadis yang salah," katanya melingkar kan kedua lengan di dada.

"Lagi pula kau tak akan menolak."

Aku tersenyum miring lalu mendekatkan wajahku padanya. Mencium bibirnya dengan lembut. Tangannya melingkar di leher ku dan menjambak rambutku, membuatku semakin bergebu. Dan hal selanjutnya yang kutahu bahwa aku terbangun di pagi hari bersama Liana di sebelah ku tanpa pakaian sehelai pun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

memories » c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang