dois

1.2K 171 31
                                    

dois [dua]

"Lukey, aku sangat merindukanmu!" seru Mali ketika kami melangkah masuk melewati pintu. Mali langsung menyambut Luke dengan pelukannya dan bisa kulihat Luke terlihat begitu canggung untuk membalasnya. 

Sedikit aku merasa iri karena aku tak mendapatkan pelukan dari Mali. Tapi kutahu bahwa Luke memang yang paling membutuhkannya.

"Dimana Mom?" tanyaku pada Mali, berjalan melewati mereka berdua.

"Di dapur. Kami sedang membuat makan malam. Aku yakin kau sangat lapar sekali," jawab Mali dan kuyakin kalimat terakhirnya bukan ditujukan padaku.

Aku berjalan menuju dapur dan melihat ibuku yang mengenakan celemek tengah memasak.

"Hai Mom," sapaku lalu mengecup pipinya.

"Oh Cal, kau sudah pulang. Dimana Luke?" tanya ibuku. 

"Di depan bersama Mali," jawabku sembari mencelupkan jari telunjukku ke dalam panci berisi Nutty Chicken Curry lalu mengangkat jariku sebelum ibuku menepis tanganku.

Tanpa menunggu perintahnya, aku pun membantu ibuku untuk menyiapkan piring-piring. Mali muncul bersama Luke di belakangnya yang masih tampak begitu canggung padahal ia sudah sering menginap di rumahku, bahkan kami telah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga karena ia sudah tak memiliki ibu dan ayahnya jarang berada di rumah.

"Luke, kau pasti lapar sekali. Kuharap kau akan menyukai Nutty Chicken Curry ini," kata ibuku sembari menaruh panci berisi Nutty Chicken Curry ke tengah meja.

"Terima kasih, Mrs. Hood," jawab Luke tersenyum, yang sudah duduk di samping Mali.

Ibuku mendengus. "Ah, kau sudah lama mengenalku. Jangan panggil aku seperti itu."

"Luke hanya bersikap sopan, Mom. Bukankah dia begitu manis? Kuharap aku memiliki adik seperti Luke," balas Mali yang langsung memeluk Luke lagi.

"Hey!' seruku padanya lalu memasang wajah sedihku dengan mengerucutkan bibirku.

 Ayahku muncul dan ia terlihat senang ketika melihat Luke duduk bersama kami. Ia menepuk bahu Luke sebelum duduk di kursinya.

"Bagaimana kabarmu?" tanya ayahku.

Ya, hal terbaik tentang keluargaku adalah mereka sama sekali tak pernah menyinggung masalah Luke. Mereka selalu memperlakukan Luke seperti bagian dari keluarga.

"Baik, sir," jawab Luke tersenyum dan merasa risih dalam bersamaan karena Mali belum melepaskan pelukannya.

"Hah! Aku merasa sangat tua jika kau memanggilku seperti itu."

Mali tertawa keras. "Tapi Dad, kau memang sudah sangat tua."

Dan kami pun ikut tertawa bersama.

***

HEYYYAAAA... yup, di sini ibu Luke udah gak ada dan Luke sering nginep di rumah Calum. Cek mulmed xD Itu Calum yang terabaikan oleh Mali wkwkkw...

memories » c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang