Part 11 (Strange)

361 27 1
                                        

Yeji dan Yoongi tengah berada di mobil menuju rumah yang di tempati keluarga Yoongi dan Jungkook, jauh di dalam hutan. Yeji terdiam dan menunduk, pikirannya saat ini sedang terfokus pada kejadian beberapa jam lalu yang dilihatnya itu. Ya, kejadian dimana ia melihat Jimin di dekat kolam.

Saat itu Yeji melihat Jimin dan Yoongi sempat beradu mulut sebelum dirinya tiba-tiba saja pingsan dan terbangun di sofa dengan Yoongi yang disampingnya. Saat ia menanyakan dimana keberadaan Jimin, Yoongi hanya menjawab jika Jimin sudah pergi.

Yeji mendesah kasar ketika teringat nyawanya yang berada di ujung duri itu.

"Hei kau kenapa?" tanya Yoongi tanpa mengalihkan matanya dari jalanan disana.

"Apa kita akan terus berlari dan bertahan tanpa melakukan apapun eoh?" Yeji balik bertanya.

Yoongi tersenyum tipis, ia tahu maksud ucapan Yeji itu, namun ia berlagak seolah dirinya tak paham, "Apa maksudmu?"

"Jika musuh yang mengincarku terlalu banyak dan kau tak sanggup untuk membunuh mereka, lebih baik kau bunuh saja aku! Setidaknya itu dapat membuatku dan membuatmu tenang kan? Atau... kau buatlah dirimu menjadi abadi dengan cara meminum darahku ini sampai habis! Supaya tak ada vampire lain yang mengejarku lagi!" jawab Yeji panjang dengan nada sedikit putus asa.

Kau tak tahu? Aku bahkan sudah abadi walaupun hanya mencicipi darahmu setetes! Yoongi terkekeh mendengar ucapan Yeji itu, "Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu eoh?" bingungnya.

Setelah itu hening pun melanda keduanya. Sampai Yoongi memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah. Ia dan Yeji pun turun. Yoongi meraih tangan Yeji dan menggenggamnya kemudian mengajaknya masuk.

"Apa ini tempat tinggalmu?" tanya Yeji sambil mengedarkan pandangannya menuju segala penjuru ruangan yang baru dimasukinya itu.

"Kau kembali sayang!"

Yeji pun menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Ia melihat seorang perempuan yang tak terlalu tua, cantik, dan dengan senyuman yang mengembang tengah menatapnya dan Yoongi. Ia berspekulasi jika itu mungkin adalah eomma-nya Yoongi. Ia pun tersenyum ramah membalas perempuan itu.

"Nugu-ya?" tanya eomma Yoongi sambil menatap Yeji dan tersenyum manis.

"Ah joneun Yeji imnida." ucap Yeji sambil menunduk sembilan puluh derajat dan tersenyum.

"Wahh jadi kamu gadis itu. Aku sudah mendengar banyak tentangmu." balas eomma Yoongi.

"Aku harus membawanya sekarang!" sambung Yoongi kemudian hendak menarik tangan Yeji sebelum suara eomma-nya menghentikan niatnya.

"Ngomong-ngomong kamu adalah gadis pertama yang Yoongi ajak kesini Yeji-ya," kata eomma Yoongi sambil tersenyum lebar dan menepuk pundak Yeji pelan.

Yeji mendadak menjadi kikuk mendengar ucapan itu.

"Sudahlah! Ayo!" dengan paksa Yoongi membawa Yeji pergi.

Yeji mengikuti langkah Yoongi tanpa berbicara sedikit pun. Ia sibuk menolehkan pandangannya ke ruangan yang di lewatinya itu. Menurut Yeji itu adalah rumah yang sangat simple dan nyaman sepertinya. Ia mengerutkan keningnya bingung ketika Yoongi membawanya masuk ke ruangan yang mirip gudang itu.

"Apa yang akan kita lakukan disini eoh?" tanya Yeji bingung.

Yoongi berdehem sekali kemudian menunjuk sebuah grand piano berwarna coklat di sana. "Piano, kamu bisa memainkannya kan?" tanyanya.

Yeji menganggukkan kepalanya sebagai jawaban bisa. Namun, sebenarnya ia belum tahu kenapa Yoongi menanyakan hal itu.

"Mainkanlah! Aku akan mendengarnya untukmu!" perintah Yoongi.

Because I L(?) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang