Part 6 (Breath)

439 28 0
                                    

Suji tengah menatap layar ponselnya sambil menyenderkan punggungnya pada kursi di kamarnya. Cukup lama ia terfokus pada benda pipih itu sampai akhirnya suara pintu dibuka mengalihkan perhatiannya. Ia menoleh menatap ke arah pintu yang telah dibuka dengan Jungkook yang tengah mengerucutkan bibirnya lucu sambil menatapnya.

"Ada apa sayang?" tanya Suji.

"Aku bosan, Jiminie hyung ada tugas di Kota Wizard dan Yoongi hyung sedang menjemput Yeji noona." jawab Jungkook sembari berjalan menuju Suji. Sebelumnya ia telah menutup pintu itu kembali.

"Ahhh.. kemarilah!" titah Suji.

Jungkook pun mendekat dan langsung duduk di kursi samping Suji. Ia menatap Suji dengan ekspresi penuh tanda tanya. Yah sebelumnya Suji memang jarang memanggil Jungkook. Suji memang tipe gadis yang sedikit pendiam, dirinya tak akan membicarakan masalah pribadinya pada siapapun termasuk Jungkook.

Namun karena Jungkook bisa melakukan mind reading jadi ia tahu apa yang sedang terjadi pada kekasihnya. Dan sekarang Jungkook dibuat kaget ketika ia membaca batin Yeji dan menemukan satu kata yang menurutnya menarik, kata itu adalah 'target'.

"Ayo kita taruhan! Yang kalah harus menuruti perintah yang menang?" ujar Suji sambil tersenyum lebar.

Jungkook menampilkan gesture seperti sedang berpikir. Namun tak lama kemudian ia tersenyum tipis dan mengangguk mantap, "Ayo. Aku pasti yang akan menang." jawab Jungkook percaya diri.

"Hhh kalau kau yang kalah siap-siap saja menerima perintahku tuan Jeon." respon Suji sambil terkekeh dan menatap Jungkook tajam.

"Kita lihat saja nanti nona Lee."

***

"Apa kau lapar?" tanya Yoongi sambil menoleh menatap Yeji yang berjalan disampingnya.

Mereka berdua memang sudah sampai di rumah Suji. Yeji masih setia mengenakan jaket Yoongi yang terlihat sangat over sized di tubuhnya itu. Sedangkan Yoongi hanya mengenakan baju lengan pendek. Mereka berjalan memasuki rumah Suji.

"Hhh kenapa kau bertanya seperti itu?" Yeji balik bertanya sambil tertawa kecil. "Memangnya kau akan apa jika aku lapar? Akan membuatkanku makanan?" lanjutnya dengan nada tak percaya.

Yoongi diam tak berniat menjawab pertanyaan remeh Yeji itu. Sejujurnya ia hanya penasaran dengan manusia disampingnya ini. Setahunya kalau manusia itu makan sehari tiga kali, tapi kenapa ia hampir tak pernah melihat Yeji makan? Apa Yeji sedang melakukan ritual yang biasa ada di tv itu? Diet?

"Oh iya jaketnya," ujar Yeji sambil berusaha untuk melepas jaket Yoongi.

"Ahh tidak disini. Kau bisa membukanya di kamarmu sana!" tolak Yoongi cepat.

Yeji ber-smirk menatap Yoongi. Mungkin Yeji gila karena sekarang ia sedang menerka apa yang batin Yoongi ucapkan, Maybe dia tidak kuat. Perlahan smirk itu berubah menjadi senyuman manis. "Terima kasih." ucapnya kemudian langsung menuju kamarnya.

Yoongi menatap kepergian Yeji dalam diam. Sungguh pikirannya akhir-akhir ini sangat kacau. Ia bingung akan melakukan apa terhadap gadis itu. Beruntungnya Serine tidak mengatakan batas waktu. Sekarang ia hanya berniat akan menjalani kehidupan biasa dengan gadis carnation itu. Mungkin kalau sudah sampai batas bertahannya ia akan menghisap darah gadis itu.

Dan yang terakhir, Yoongi tak ingin jika dirinya terjebak dalam permainan mematikan bernama CINTA.

***

Jam di tangan kiri Jungkook telah menunjukan pukul 10 malam. Di sebuah rooftop gedung pencakar langit itulah dirinya berada. Tak jauh di belakangnya duduklah Suji sambil fokus ke ponselnya. Mereka sudah disana selama 3 jam. Yah mereka memang sedang melakukan sebuah taruhan.

Because I L(?) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang