Part 8 (Promise)

390 27 3
                                    

Saat itu Jimin tengah berjalan dengan langkah yang diseret. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya. Kepalanya menunduk menatap jalanan yang ditapakinya itu. Di kepalanya bertenggerlah sebuah topi berwarna hitam polos.

Brak

Jimin terjatuh kala tubuhnya tiba-tiba saja ditabrak dari arah yang berlawanan. Padahal kalau di pikir-pikir disana cukup terang karena ada lampu gang yang meneranginya. Dan juga warna bajunya cukup cerah untuk malam hari. Kenapa ia bisa ditabrak?

"Ahh maaf, apa kau tak apa?" tanya seorang gadis yang menabrak Jimin sambil membantu Jimin untuk berdiri.

Jimin tersenyum kemudian menggeleng menatap gadis yang tadi menabraknya itu. Namun senyuman itu langsung pudar kala matanya melakukan eye contac dengan mata gadis itu.

"Jieun!" kaget Jimin.

"Jimin oppa!" kaget gadis itu yang dipanggil Jieun oleh Jimin.

Langsung saja Jimin memeluk tubuh gadis di depannya erat, "Kau kemana saja eoh? Apa kau sudah melupakanku selama ini?" tanya Jimin masih sambil memeluk.

"Yakk lepasakan bodoh! Aku tak bisa bernafas!" sentak Jieun sambil memukul punggung Jimin.

Jimin terkekeh kemudian melepaskan pelukan itu. Jimin langsung saja menangkup kedua pipi Jieun, "Apa kau masih tak bisa bernafas?" tanyanya.

Jieun yang merasa terganggu dengan kehadiran tangan Jimin di pipinya pun segera melepasnya kasar, "Lepaskan tanganmu bodoh!" ucapnya.

"Kau kemana saja selama ini? Dan juga kenapa kau suka sekali menambahkan kata bodoh di kalimatmu itu huh?" tanya Jimin.

Jieun menghembuskan nafasnya kasar kemudian menunduk, "Ada masalah besar di keluargaku waktu itu sehingga mengharuskanku untuk pergi, mianhae." jawabnya pelan.

Jimin menarik dagu Jieun agar gadis itu menatapnya, "Yang terpenting sekarang dirimu sudah kembali, itu sudah cukup bagiku." ucapnya dengan nada lembut dan sebuah senyuman manis di akhir.

"Gomawo."

Jimin menatap ke arah belakang Jieun dengan tatapan bingung, "Siapa mereka? Kenapa mereka menunjuk ke arah kita sepertinya?" guman Jimin.

Jieun langsung membulatkan matanya sempurna kala dirinya ingat apa yang terjadi padanya sebelum menabrak Jimin, "Oppa aku harus pergi sekarang! Mereka itu sedang mengejarku." ucapnya cepat kemudian hendak berlari namun langkahnya terhenti kala tangan Jimin menahannya.

"Ayo kesini!" ajak Jimin kemudian menarik Jieun untuk bersembunyi di sebuah rumah yang memang pintu gerbangnya terbuka.

Di sisi lain

Dua orang dengan pakaian yang di dominasi warna gelap itu berhenti tepat di depan rumah dimana Jimin dan Jieun bersembunyi. Terlihat dua orang itu adalah pria dan seorang gadis berambut panjang berwarna coklat.

"Sial kemana dia?" gerutu sang pria.

"Sayang kita harus berpencar untuk menemukannya!" usul sang gadis sambil celingak celinguk.

Sang pria terkekeh, "Hhh kita bukan sepasang kekasih ingat itu!" balasnya.

Terlihat sang pria pun berlari meninggalkan sang gadis yang menatapnya kesal.

"Menyebalkan!" gerutu sang gadis kemudian ikut berlari.

Jimin dan Jieun masih setia bersembunyi disana. Jimin yang memang menguping pembicaraan dan mengintip gerak-gerik dua orang itu pun langsung membelalakan matanya lebar kala ia kenal betul dengan dua orang itu.

Because I L(?) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang