DILEMA

556 44 1
                                    

Ezra pusing menghadapi Vania yang terus mengomel karena berita di headline surat kabar tersebut menghebohkan foto dirinya dan Zee.

Mau tak mau Ezra hanya bisa diam saat Vania marah kepada dirinya. Ezra mengajak teman-temannya untuk bermain biliar bersama dirumahnya menghilangkan penat di kepalanya

"Kenapa loe suntuk gitu..perang sama Vania belum usai?" tanya Gilang cengengesan

"Hmmm..pusing ngadapinnya, gak tahu harus gimana?" Jawab Ezra sambil memukul bola atu per satu dengan tongkatnya

"Turuti aja apa maunya..bujuk kek..rayu kayak biasa...shopping..lah sepatu baru..kayaknya unyu unyu lah" jawab Farel yang memperhatikan permaianan Ezra dan menunggu gilirannya.

Ezra menghela nafasnya "Dia mau minta konferensi pers..apa gak terlalu berlebihan..lagi pula namanya gosip ntar juga hilang" jawabnya acuh merasa malas untuk dibahas.

Tapi ternyata tidak mengurangi niat sang teman untuk mengorek..mereka semua menginterogasi Ezra secara bergantian dari menanyakan bagaimana perasaan Ezra yang sesungguhnya lalu perbandingan antara Zee dan Vania mana yang lebih greget dihatinya.

Namun jawaban Ezra semuanya penuh kerambangan hingga tercetuslah pertanyaan Farel yang lebih spesifik dan privasi

"Bohong kalau loe jawab hanya sekali..loe pencetusnya kan terus udah berapa tahun pacaran gak mungkin gak ngulang" ucap Farel dengan nada memaksa dan mengintimidasi untuk menguak kebenaran

"Yahhhh..kalau 2 or 3 kali berarti gue khilaf" jawabnya acuh kembali

Berhubungan intim yang lebih dari sekali bagi Ezra dianggapnya sudah terlanjur dilakukan sebelum dia menjadi seorang perwira polisi. Dia tahu jika Vania menjadi istrinya kelak maka dia akan dihukum jika ketahuan Vania tidak perawan lagi.

Dan sang teman memaksanya untuk bertanggungjawab atas apa yang terjadi. Dengan melupakan Zee adalah hal yang terbaik karena masa puber itu sudah lewat saatnya ke tahap serius. Tapi sepertinya Ezra masih menimbang-nimbang keputusan karena dia masih penasaran dengan Zee.

Dan terkejut saat Farel mengatakan bahwa Zee tidak akan lama lagi di Indonesia dan akan kembali lagi ke Amerika. Seketika itu pun bola yang dipukulnya meleset dan fokusnya hilang.

Ezra lalu duduk bertopang dagu..pelukkan itu sangat berefek padanya, terlintas dibenaknya untuk memiliki Zee sepenuhnya namun tidak bisa meninggalkan Vania yang sudah dimilikinya.

Dia menyesal dan sangat menyesal, andai dia tidak melakukan hubungan serius dnegan Vania pasti dia tidak akan terjebak dari rasa bersalah dan penuh kerambangan. Ezra masih diam membisu tanpa kata hingga sang teman menyadarkannya.

"Zra kalau loe masih cinta sama Zee cobalah jadikan dia hanya sahabat karena tanggung jawab atas perbuatan loe dengan Vania itu wajib!"

"Berapa lama lagi dia disini?"

"3 hari lagi..gunakan waktu sebaik mungkin jangan sampai loe melakukan hal yang merugikan diri loe sendiri..jadi sahabat gak susah kan bro"

Ezra kembali menghela nafasnya..emang gak susah jadi sahabat jika baru saling kenal tapi jika perasaan yang dulu kini bangkit dan semakin besar maka akan terasa sakit jika ditutup kembali.

Ezra merogoh koceknya mengambil benda kecil penghubung manusia itu dan mengetikkan sesuatu

Zee..besok bisa ketemuan by: ezra

Bisa..jam berapa?

Makan siang jam 12 di cafe ****

Ok.

Apakah Ini CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang