First kill (Mature/gore)

6.2K 465 182
                                    

"Yakin tidak mau kami bantu?" Seokjin menggeleng menyahuti pertanyaan Namjoon..

Dia hanya perlu memasukkan pakaiannya kedalam lemari dan menata tempat tidurnya..

Tidak perlu banyak bantuan..

"Lebih baik hyung pulang dan beristirahat saja, tiga hari lagi 'kan hyung akan berangkat ke Manhattan.. Jongdae, kau juga pulang saja.. Kau ada kelas siang bukan?" Namjoon mendesah pelan, Jongdae mengangguk pasrah..

"Baiklah.. Aku akan mengantar Namjoon hyung pulang dulu.. Jimin.. Aku titip sahabat cerewetku ini ya.. Jaga dia baik-baik, kalau cerewetnya kumat, cubit saja bibirnya.." Jimin yang sedang duduk diatas ranjangnya tersenyum kikuk..

Mana dia tau kalau hari ini akan kedatangan teman sekamar..

Dan teman sekamarnya itu Seokjin?

Kaget ditambah terkejut..

Weeww.. Duet maut yang sangat sempurna..

"Jaga adik manisku ini ya.." Namjoon mengedipkan sebelah matanya jahil..

Tentu saja ia sadar kalau pemuda Park itu menyukai adiknya..

Dan Jimin terlihat seperti pemuda baik bagi Namjoon..

"Iyaaa hyung.. Aku akan menjaganya.. Aku janji.." Seokjin yang mendengarnya merasa sedikit tersinggung..

Masih ingat bahwa Seokjin itu seorang top bukan?

Harusnya Seokjin yang menjaga Jimin, bukan sebaliknya..

"Hey.. Sudah sana.. Kalian pulang.. Aku harus beres-beres lalu berangkat kuliah.."

"Aku bisa membantumu beres-beres.. Satu ditambah satu lebih baik daripada satu orang.." Seokjin tidak menangkap makna dari kalimat Jimin..

Tapi intinya, Jimin menawarkan bantuan padanya..

"Boleh.. Terimakasi Jiminie.."

"Ya sudah.. Kami pulang.." Namjoon menarik belakang baju Jongdae..

Memberi sedikit kelonggaran untuk kedua calon sejoli itu tak apa 'kan?

"Y.. Yaaa.. Namjoon hyung.. Leherku tercekik.." Seokjin menggeleng..

Sahabat dan kakaknya memang selalu bertingkah aneh..

Kenapa tidak jadian saja sekalian?

"Ayo.. Kita mulai beres-beresnya.."

*
*
*

Jimin melirik jam tangannya malas..

Satu jam sebelum kelas dimulai..

Dan Jimin masih berkeliaran dijalan..

Dia baru saja pulang dari mini market dekat asrama.. Membelikan ramyeon instant untuk Seokjin..

Pemuda manis itu sedang sangat kelelahan dan terlalu lapar untuk bisa berjalan..

Jadi Jimin mengajukan diri untuk membelikannya sesuatu yang bisa dimakan Seokjin..

"Kim Seokjin... Kenapa?" Jimin menghentikan langkah saat mendengar nama seseorang yang tidak asing disebut..

Merapatkan tubuh didinding bata, mengintip gang sempit yang tepat berada ditikungan didepannya..

Seorang gadis terlihat sedang berbicara dengan seseorang melalui ponsel..

"Iyaa.. Itu maksudku.. Aku mau kau membuatnya malu besok.. Kenapa kau tidak mau?" hening..

Fake Bottom (MinJin) √Bottom Seokjin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang