"Kau sudah siap?" Seokjin yang sedang menonton dirinya didepan cermin terkejut dengan kehadiran Jimin yang tiba-tiba..
Jimin tersenyum lucu melihat wajah kaget Seokjin yang terpantul dari cermin dihadapannya..
"Bodoh.. Kau mengagetkan aku.." menepuk dadanya untuk menenangkan degup jantungnya..
Perpaduan antara kaget dan terpesona akan ketampanan Jimin siang ini..
"Jadi..?" Seokjin membalik badannya..
Menjauhi cerminnya dan bergerak mengambil tas selempangnya..
Penampilan Seokjin hari ini sangat menggemaskan..
Membuat Jimin jadi tambah Cinta..
"Kita mau kemana siang-siang begini?" Seokjin membenarkan sedikit lenga hoodienya yang kusut..
Jimin hanya mematung di tempatnya..
Melihat penampilan Seokjin hari ini membuatnya membayangkan sesuatu..
Pakaian putih?
Kenapa membuat Jimin malah sedih melihatnya?
"Eumm.. Jiminie?" Seokjin menjentikkan jarinya dihadapan Jimin..
Membuat Jimin sedikit terkesiap..
"Eumm.. Yaaa??" menggaruk belakang lehernya untuk menghilangkan rasa gugup..
"Kau melamun.. Kau tau?" kedua kelopak mata Seokjin berkedip lucu..
Jimin jadi gemas, tangan kanannya terangkat menggusak lembut rambut hitam Seokjin..
"Huaaa.. Berantakan.. Bodoh.." merapikan helaian rambutnya yang dengam bibir yang mengerucut imut..
Membuat jantung Jimin berdenyut kecil..
Perasaan tidak ingin ditinggalkan oleh Seokjin perlahan menjalar menuju otaknya..
Tak tau kenapa, tapi Jimin merasa bahwa Seokjin pernah meninggalkannya sekali..
"Eumm.. Ayo berangkat.." menggaet tangan kanan Seokjin yang masih bertengger di kepalanya..
Menarik pelan pemuda berbahu lebar itu keluar kamar asrama..
Berlari kecil dilorong asrama yang sepi setelah mengunci pintu..
Sebenarnya gedung yang mereka tempati sekarang adalah gedung tambahan, gedung asrama utamanya berada di sebrang kampus mereka, gedung A untuk asrama laki-laki dan gedung B untuk anak perempuan..
Karena kebetulan gedung A sudah penuh terisi, sedangkan mahasiswa baru jumlahnya melonjak dari sebelumnya, jadilah pihak kampus membangun gedung baru di belakang kampus yang dulunya merupakan tanah kosong dengan sebuah bangunan gubuk kecil disana..
Makanya gedung yang mereka tempati hanya berisi dua lantai dengan posisi melebar ke samping, karena memang lahannya yang lebih luas..
Pantas sepi 'kan?
*
*
*"Woaaaahh... Jimin.. Aku mau naik itu.." Seokjin menunjuk sebuah komedi putar dengan patung kuda warna-warni.. Taman bermain merupakan tempat lumrah saat sedang pergi kencan bukan?
Daripada mereka harus pergi ke pusat perbelanjaan..
Apa yang akan mereka beli?
Mereka tidak punya uang..
"Kau yakin? Itu?" Jimin memandang komedi putar itu dengan kening mengkerut..
Yang benar saja? Seokjin minta naik komedi putar? Itu lucu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bottom (MinJin) √Bottom Seokjin {END}
Fiksi PenggemarKawasan bebas anak kecil.. Maaf bagi yang belum cukup umur, diharapkan untuk tidak mengintip story ini.. Terimakasih.. Park Jimin, pemuda mungil berwajah imut, berhati lembut, berjiwa malaikat maut.. Kim Seokjin, pemuda manis berperawakan kokoh...