"Jadi.. Kau tinggal disekitar sini?" Jimin mengarahkan satu suapan ke mulut si bocah kuning..
Gadis kecil itu menerimanya dengan baik..
Tiga polisi wanita yang mendapat tugas menangani kasus ini hanya melihat Jimin dan si bocah dengan tatapan gemas..
"Dia menggemaskan.." Erin menatap si kecil sambil bertopang dagu..
"Berbeda dengan yang tadi.. Dia lucu dan cantik.." Rena menyahuti, kedua tangannya terlipat didepan dada sedang punggungnya bersandar pada sandaran kursinya..
"Menyebalkan.. Bocah seperti itu dibilang menggemaskan.." Putri memutar bola matanya malas..
Sepertinya dialah satu-satunya wanita yang tidak menyukai anak kecil diantara ketiganya..
Erin dan Rena kompak memandangnya dengan tatapan menghakimi..
"Apa?"
"Tidak.."
"Tidak apa-apa.." kembali fokus pada sepasang ayah-anak diujung lorong..
"Milky dan keluarga Milky tinggal gedung besar itu dulu... Tapi setelah orang tua Milky meninggal, Milky jadi tinggal sendirian.. Lalu, beberapa orang jahat menghancurkan rumah Milky dan menjadikannya gedung besar itu.. Milky jadi tidak punya rumah lagi.." sungguhan?
Siapa yang dengan tega menghancurkan rumah si bocah manis ini?
"Kau tidak punya keluarga lain selain orang tuamu?" suapan terakhir, dan Milky menolaknya..
"Milky punya 4 daddy dan 1 papa.. Tidak ada lagi.." mengalihkan suapan Jimin kearah mulut Jimin..
Memaksa Jimin untuk memakan suapan terakhir..
Jimin tersenyum, membuka mulut untuk menyambut suapannya..
Astaga..
Nasi kari ini pedas..
Bagaimana dia bisa tahan?
"Uhuukk.. Heii.. Siapa yang membeli nasi kari sepedas ini untuk anak kecil?" ketiga polisi wanita yang diajak bicara menoleh pada Jimin..
"A.. M.. Maaf tuan.. Sepertinya nasi karinya tertukar dengan milik kami.. B.. Biar kami periksa.." Erin bangkit, hendak menghampiri 3 bungkus nasi kari yang tergeletak diatas meja..
Nasi kari yang akan menjadi makan siangnya dan kedua rekannya..
Membuka penutup bungkus, mengambil sendok kecil untuk mencicipi karinya..
"Jangan makan yang ditengah tante.. Yang itu ekstra super sangat pedas.. Coba yang disebelah kiri, mungkin itu yang harus diberikan untuk Milky tadi.." seperti kerbau yang dicucuk hidungnya..
Erin menuruti apa yang bocah itu katakan..
"Euummhh.. Kau benar.. Yang ini tidak pedas.." mengangguk lalu menutup kembali bungkus nasi karinya.. "Eehh.. Bagaimana kau bisa tau?" Erin, kedua rekannya serta Jimin menatap Milky kecil dengan pandangan yang susah diartikan..
*
*
*"Berhubung gadis kecil ini tidak punya tempat tinggal, salah satu dari kalian harua mau menampungnya di rumah kalian.." Jisoo memandang bergantian ketiga anak buah barunya..
"Eumm.. Sepertinya tidak bisa denganku nona.. Aku belum mendapatkan rumah dinas, aku masih tinggal di kamar sewaan yang tidak terlalu besar.." mengangguk mendengar penjelasan Rena..
Benar juga, dia 'kan baru beberapa hari dipindah tugaskan..
Tentu saja dia belum mendapat jatah rumah dinas..
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bottom (MinJin) √Bottom Seokjin {END}
Fiksi PenggemarKawasan bebas anak kecil.. Maaf bagi yang belum cukup umur, diharapkan untuk tidak mengintip story ini.. Terimakasih.. Park Jimin, pemuda mungil berwajah imut, berhati lembut, berjiwa malaikat maut.. Kim Seokjin, pemuda manis berperawakan kokoh...